bab 5
.
.
.
Mobil Bima berhenti disebuah cafe ternama dikota itu. Namira mengikuti langkah Bima memasuki cafe dimana teman bima yang katanya tengah mencari seorang sekretaris.
" apa temanmu sudah datang ??" tanya Namira.
" dia pasti sudah..-" Bima menangkap sosok temannya. " itu dia !! ayo kesana.." ajak Bima menarik lengan Namira tanpa.sadar menuju dimana temannya duduk.
Pria yang memakai setelan jas hitam dengan kaca mata bertengger sempurna disudut matanya membuat Namira teringat seseorang. namun segera Namira menepis fikiran yang tiba-tiba terlintas.
" hans.. maaf ya.. kau menunggu lama ??" sapa Bima.
Hans berdiri dan melepas kacamatanya. senyum terbit sebagai sambutan hangat pada Bima dan Namira.
" tidak juga. ini kah temanmu yang akan menjadi sekretarisku ??" tanya Hans ysembari menatap.Namira.
" iya. kenalkan ini temanku namanya Namira. nah Namira, ini juga temanku disini calon atasanmu, namanya Hans Wiguna." Bima mengenalkan kedua temannya.
Hans dan Namira saling berjabat tangan dengan senyum menghias bibir keduanya.
"baiklah ayo duduk dulu.. kita bicara sambil minum kopi.." ajak Hans.
" maaf Hans. aku harus kembali. Mir, maaf ya aku tidak.bisa menemanimu, aku harus kembali kekantor.." ucap Bima.
" tidak apa Bim, terima kasih sudah membantuku.." balas Namira.
" sama-sama, kau ini seperti sama siapa saja.. hans, aku pergi dulu. jaga temanku ini ya??" kata Bima pada Hans.
Hans hanya menjawab dengan senyuman serta anggukan pelan.
" silahkan duduk Nona..-" hans menghentikan katanya saat terlupa nama namira.
" Namira tuan. nama saya Namira.." balas Namira mengingatkan namanya pada Hans.
" maaf.. maaf.. iya. nona Namira.." timpal Hans.
Namira hanya membalas dengan anggukan dan segera duduk.
" aku dengar dari Bima kau sudah berpengalaman dalam dunia Sekretaris ?? apa itu benar ??" tanya Hans.
" sebenarnya tidak juga. waktu itu saya menjadi sekretaris cuma sekitar 3 tahunan." balas Namira.
"lalu kenapa kau keluar ??" pertanyaan Hans membuat Namira terdiam sesaat.
" saya hamil. dan harus berhenti bekerja."jawab Namira
" oh.. pasti suamimu ya yang melarang kau bekerja.." terka Hans.
Namira hanya membalas dengan senyuman saja.
" mulai besok kau sudah bekerja." hans mengeluarkan kertu namanya. "ini kantor saya.kau bisa langsung datang besok. saya harap kau tidak terlambat." tambah Hans.
" terima kasih tuan. emm..apa saya tidak interview dulu ??" tanya Namira.
" tidak usah. Bima bilang kemampuanmu sangat bisa diandalkan. kau siapkan saja berkas lamaran kerjanya, hanya untuk formalitas saja. besok bawa kekantor dan serahkan pada resepsionis dikantor saya. "terang Hans.
" terima kasih sekali lagi tuan." balas Namira.
" sama-sama..kalau.begitu saya permisi.." hans segera berdiri dari duduknya. dan hendak melangkah pergi.
Namira tersenyum bahagia. tak henti-hentinya ia mengucapkan rasa syukur karna harapan putrinya untuk sembuh akan segera terwujud.
" Namira.. " panggil Hans.
Namira begitu terkejut. ia fikir Hans.sudah pergi namun ternyata masih bertahan berdiri disana.
" ada apa.Tuan ??" tanya Namira yang segera menghampiri Tuannya.
" kau tinggal dimana ?? saya antar saja " tawar Hans
" em..tidak.usah tuan. saya. juga masih mau mencari kontrakan. terima kasih tawarannya." balas Namira.
" saya ada apartemen, jika kau mau kau bisa memakainya." tawar Hans lagi.
kembali Namira teringat seseorang lagi yang dulu juga seperti itu padanya.
" maaf tuan. bukannya saya sombong. tapi memang saya mau ngontrak saja. lebih nyaman. saya tidak mau ada salah faham nanti."balas Namira berusaha sehalus-halusnya.
Hans menggangguk pertanda mengerti.
" ya sudah. hati-hati ya.." hans segera berlalu dari hadapan Namira.
Namira baru bernafas lega saat hans sudah tidak lagi didepannya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments