bab 4
.
.
.
Dengan diantar Fadil sang kakak ipar, Namira tiba dibandara.
" kakak, aku pergi dulu ya.. terima kasih sudah mengatarku.." pamit Namira.
" iya, hati-hati.." balas Fadil.
Namira mengangguk dengan senyum, ia memutar tubuhnya dan memasuki bandara.
" Mir.." panggil sang kakak ipar.
Namira kembali menatap Fadil. "ada apa kak ??"
" kuatkan dirimu, jika kau bertemu dengan pria brengsek itu usahakan selalu hindari dia, jangan cemaskan Erlita, aku dan Mia akan menjaganya dengan baik, kau bekerjalah dengan tenang." ucap Fadil dengan tulus.
Namira begitu beruntung memiliki kakak dan kakak ipar yang amat baik, saat dulu pulang dalam keadaab hamil.pun, kedua kakaknya itu yang menjadi kekuatan untuknya, hingga kini saat Namira dalam kesulitan tetap kedua kakaknyalah yang selalu ada untuknya.
" terima kasih kak fadil.. maaf sekali lagi Mira merepotkan kakak dan kak Mia," balas Namira.
" baiklah.. masuklah," ucap fadil.
Namira segera menuju ruang keberangkatan. meski terasa berat Namira harus tegar, meninggalkan putri tersayangnya bukan sebuah pilihan, namun himpitan ekonomi yang memaksa namira melakukannya.
.
.
Namira kini sudah tiba dibandara kota Jakarta. 4 tahun sudah Namira meninggalkan kota itu, kota yang banyak menyisakan kenangan indah dan kenangan penuh air mata.
Namira menarik nafas dan membuangnya perlahan. menguatkan hati dan dirinya, Namira melangkah keluar bandara.
Diluar Sosok pria tampan dengan setelan kepolisian, bersandar disisi mobil, sesekali Pria itu meneliti pengunjung bandara yang keluar, namun sosok yang dicarinya belum nampak juga.
" Bima !!" panggil Namira.
Sang pemilik Nama langsung menoleh kesumber suara dengan membuka kaca matanya. senyum terbit disudut bibir Bima, sang komisaris polisi yang juga teman Namira sejak kecil.
" mir.. sini.." Bima melambaikan tangannya.
Namira mempercepat langkahnya dengan koper kecil yanh ia tarik.
" wah.. kau keren sekali sekarang.. sudah jadi pak komisaris ya ??!" goda Namira setelah bersalaman dengan Bima.
" ah..kau jangan begitu.. ayo masuk dulu.." ajak Bima.
Namira mengangguk dan segera masuk kedalam mobil Bima. bima sendiri membantu Namira dengan memasukkan koper kecil milik Namira kebangku belakang.
" kau sudah menunggu lama ya ??" terka namira.
" tidak. aku baru saja tiba, kufikir kau yang akan menunggu.." jawab Bima dengan senyum terus menghiasi wajahnya.
Namira hanya membalas dengan anggukan saja.
" bagaimana kabar putrimu ??" tanya Bima.
" dia sekarat Bim, makanya aku harus mendapatkan biaya secepatnya.." jawab Namira lirih.
" kau yang sabar ya.. sebenarnya aku ingin membantu, tapi aku sangat yakin kau tidak akan mau.."ucap Bima.
" jika kau sudah tau jangan diteruskan.."balas Namira dengan senyumnya.
Bima tertawa kecil dengan balasan Namira.
" apa kau masih betah sendiri ??" tanya Namira.
"tentu saja. aku kan menunggumu " jawab Bima spontan.
" Bima..aku serius.." ucap Namira.
" aku juga serius Mir," balas Bima
Namira membuang tatapannya.
" ha..ha..ha..ha.. kau menganggapnya serius ya ?? ha..ha..ha.." tawa Bima pecah begitu saja.
" apa yang kau tertawakan ??" tanya Namira.
" ekpresimu itu, langsung berubah.. aku tau kau tidak menyukaiku Mir, kau tenang saja.." jawab Bima.
" bukannya aku tidak menyukaimu Bim. tapi kita sudah berteman sejak.kecil aku tidak mau sampai hubungan pertemanan kita jadi bermasalah karna sebuah hubungan yang aku sendiri belum memikirkannya.." terang Namira.
" iya aku mengerti. oh ya, aku langsung antar kau bertemu temanku ya ?? soalnya dia butuh cepat," ucap bima mencoba mengalihkan pembicaraan.
" baiklah." balas Namira.
Bima hanya membalas dengan senyum keramahannya. tatapannya seakan penuh arti. selama ini Bima memang masih menyimpan rasa suka pada Namira, namun karna namira selalu menolak Bima bertahan hanya dengan menjadi temannya saja.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Uthie
cerita nya cukup 👍👍👍🤗
2022-09-25
0
Maria Padli
semoga bos nya masih jomblo Jan mau sama bekas pacar yg brensek itu 👊👊👊
2021-12-30
1