Suami Satu Malam Bagian 20
Oleh Sept
Rate 18 +
Irene masuk sambil membatu Elvira membawa tas koper besar milik kakak iparnya itu. Masih sambil jalan, keduanya malah saling lirik-lirikan.
"Itu Mas Dika, bukan?" tanya Irene yang sejak bukak pintu kepo abis. Ia sampai lupa, Kimora masih dia tinggalkan sendirian.
"Eh Mora!" Buru-buru ia meletakkan koper Elvira di depan kamar. Tak tahunya Kimora sudah anteng di pangkuan sama om tamvan.
Irene pun berusaha mengulurkan tangan untuk meminta putrinya. Namun, dengan iseng Radika malah menyingkur adik ipar Elvira tersebut.
Radika dengan santai malah bermain-main dengan Kimora, mereka memang sering ketemu. Kalau main dengan Radika kan Elvira sering ngajak Kimora. Jadi, dua mahluk itu sejatinya sudah akrab.
"Mas Dika sudah sembuh?" tanya Irene memberanikan diri.
"Memangnya saya sakit apa?"
Glek
Irene salah tingkah, tidak enak sendiri. Sakit apa ya? Bingung juga menyebutnya.
"Em ... Anuuu .... Mmm ..."
"Bicara yang jelas! Moraaa! Ajari mamimu bicara yang benar!" ledek Radika. Ia malah mengajak bicara Kimora dari pada berbicara pada ibunda Kimora yang sejak tadi penasaran padanya.
Tap tap tap
Elvira datang, ia membawa satu gelas jus dan segelas air putih. Dengan santai pula ia meminum jus dan memberikan segelas air putih pada Radika.
"Apa kamu sangat khawatir pada kesehatan tubuhku, Vir? Hingga aku hanya boleh minum air putih?" sindir Radika dengan wajah sok masam. Padahal ia sedang menggoda wanita tersebut. Menggoda Elvira di depan Kimora dan Irene.
"Mbak ... kemarin aku beli buavitaaa banyak di kulkas. Kok cuma dikasih air?" desis Irene sambil melirik kakak iparnya.
"Gak apa-apa, Ren. Mungkin kakakmu takut, nanti jas Mas Dika nggak muat pas acara nikahan."
Baik Irene dan Elvira spontan menoleh ke arah Radika. Keduanya menatap tak percaya. Itu mulut memang seperti jebakan Batman. Ada aja yang keluar dengan seketika tanpa dipikir atau memberi aba-aba sebelumnya.
"Kalian mau datang di acara pernikahan Mas Rayyan?"
"Kenapa bahas pernikahan orang lain? Lihat jari manis kakakmu!" ujar Radika sombong.
Seketika Elvira menyembunyikan tangan kirinya sambil mengumpat kesal. Ia lupa melepasnya. Melihat Elvira panik, Radika malah menikmati moment kejadian tersebut.
"Astaga! Mbak Vira sudah dilamar? Kapan? Ya ampun! Selamat, Mbakkk!" Irene langsung memeluk iparnya tersebut dengan hangat dan penuh bisikan selamat atas lamaran yang dilakukan Radika.
"Apa-apaan ini, Ren! Dia maksa Mbak!" bisik Elvira di telinga adik iparnya.
"Nggak apa-apa. Kalo yang maksa pria kece badai seperti ini nggak apa-apa!" Irene malah memberi semangat dan menepuk punggung Elvira berkali-kali.
"Ish!" Elvira mendesis kesal.
Tap tap tap
Dari luar terdengar derap langkah yang kian terdengar jelas.
"Ada tamu, Ren?" tanya mama Lina, ia langsung masuk dan mau menyapa siapa yang datang. Wajahnya langsung sumringah ketika menangkap sosok kalem yang selama berbulan-bulan tidak bertemu.
"Viraaa!"
Mama Lina langsung duduk di sebelah Elvira dan memeluknya erat. Disusul oleh Kalandra. Namun, mata Andra malah tertuju pada sosok pria yang duduk di sofa lainnya. Apalagi pria itu sedang memangku putri semata wayangnya. Dan sosok itu juga beberapa bulan lalu pernah ia hajar.
"Kenapa dia ada di sini?"
Belum apa-apa, Andra sudah gusar saja. Bahkan ia sudah melipat lengan bajunya, sepertinya siap menghajar Radika lagi. Sedangkan mama Lina, wanita paruh baya itu menoleh. Ia memindai dulu sosok yang dimarahi Kalandra.
[Kok seperti anaknya Mbak Sarah!]
[Eh ... Dika kan agak beda. Ini siapa lagi?]
[Apa Rayyan punya kakak lagi? Astaga!]
Mama Lina malah sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Ren! Bawa Kimora!" titah Andra dengan tegas. Irene sampai takut dan bergegas mengendong Kimora.
Sementara itu, Radika tetep stay cool. Kalem, tenang dan santai. Padahal Kalandra sepertinya sudah berapi-api.
"Mas Dika, mending Mas pulang sekarang." Elvira mulai merasa ada ketegangan di dalam rumahnya. Buru-buru ia meminta Dika untuk meninggalkan rumahnya, sebelum papanya datang juga. Nanti bisa perang dunia ke tiga.
"Dika?"
Mama Lina memperhatikan Radika dengan penuh ketelitian. Masa itu Radika? Si cupu, culun, cecep, masak? Mama Lina seolah tidak percaya. Kok beda jauh. Auranya saja jelas berbeda. Gaya duduknya, gesture tubuhnya, semua beda.
"Apa kabar, Tante?"
Radika malah berdiri dan langsung menyapa mama Lina.
"Ini Radika?"
Dika hanya tersenyum tipis.
Bukannya seneng, tersentuh atau terharu, si Dika yang deket anaknya dulu kini jadi tambah keren. Mama Lina malah mengambil tas dan langsung memukul ke tubuh Radika.
"Mama!!!" pekik Elvira kaget.
Sedangkan Kalandra, ia tetap berdiri tegak. Mengamati sambil tidak sabar menunggu giliran. Jadi algojoo, yang akan menghajar Radika selanjutnya. Enak saja berani menginjakkan kaki di rumah mereka. Cari mati rupanya.
BUGH BUGH BUGH
"Maa! Stop!" Elvira mencoba memisahkan mamanya. Karena Radika hanya diam saja, tidak menghindar.
"Udah! Mas pulang saja!" Kesal Elvira menarik lengan pria tersebut. Namun, Radika tetap teguh pada pendiriannya. Patang pulang sebelum menang.
"Tunggu, tunggu sebentar. Saya masih ingin bicara sama papamu."
"Kenapa kamu cari-cari suami saya? Mau apa lagi?" omel mama Lina emosi.
"Sebelum aku turun tangan, dan mematahkan kakimu. Lebih baik, kamu pulang!" ujat Kalandra tegas.
"Ndra! Lebih sopan lah jika bicara pada orang yang lebih tua darimu. Terlebih pada calon kakak iparmu!" tatap Radika sinis.
Kalandra langsung bingung. Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Kamiem sag
😂😂
2024-04-25
0
Margareta Tri Susilo
ini bersambung apa bagaimana ini?lagi seri tau...😁
2024-02-15
0
Lilisdayanti
Andik lebih kucluk,,sumpah ngakak aqu,,lagi tegang dag Dig dug malah kaga ada sopan nya ma tuan rumah 🤣🤣🤣🤣🤭
2023-12-13
0