Suami Satu Malam Bagian 18
Oleh Sept
Rate 18 +
"Cukup, Mas! Vira nggak suka cara bercanda Mas Dika!"
Elvira seketika mundur ketika pria itu mengulurkan sebuah kotak kecil warna maroon. Dalam benaknya ia sudah menduga kalau itu pasti sebuah cincin.
"Kamu bahkan belum membukanya, tapi sudah berani menolak. Cih!"
Dengan tegas Radika membuka kotak kecil itu, mengeluarkan isinya dan langsung menarik tangan Elvira.
"Eh!"
Elvira tidak bisa berkutik ketika Radika langsung dengan cepat mengenakan cincin di jari manis wanita tersebut.
"Mas Dika!" protes Elvira.
"Berani lepas! Akan aku hukum!" Radika menatapnya dengan tajam. Pria itu juga melangkah ke depan dengan tatapan menakutkan. Membuat Elvira mundur karena takut.
[Astaga, kenapa Mas Dika jadi seperti ini?]
[Apa selama ini dia menipu kami semua?]
[Dia seperti sosok yang sangat berbeda dengan yang sebelumnya]
[Apa dia hanya ingin mempermainkanku?]
Begitu banyak bisikin dalam hati Elvira, sembari tetap mundur, ia berusaha melepaskan cincin yang dipakaikan oleh Radika barusan.
"Berani melepasnya, awas kamu, Vir!" ancam Radika sekali lagi. Pria itu juga memepet Elvira sampek wanita itu tersudut dan tidak bisa menghindar lagi.
"I-ini gak bener!" bantah Elvira dengan gugup.
"Kenapa? Karena kamu mantan istri adik saya?" ujar Radika dengan penuh ketegasan. Membuat suasana pagi itu menjadi tegang.
"Bagus kalau Mas Dika paham, dan lagi pasti papa, mama tidak setuju. Jadi tolong, jangan ganggu Elvira lagi. Dan kembalikan berkas penting milik Vira," pinta Elvira dengan sungguh-sungguh, karena ia yakin. Pasti hubungannya dengan Radika akan ditolak mentah-mentah oleh keluarganya.
"Jangan khawatir, setelah resmi menikah. Semua akan aku berikan. Semuanya!" cetus Radika kesal.
"Loh!"
"Cepat kemasi kemasi barangmu, dua jam lagi jadwal keberangkatan penerbangan kita."
"Eh!"
Makin panik lah Elvira dengan aksi nekat pria tersebut. Radika benar-benar membuat jantungnya ketar-ketir. Elvira sampai bingung sendiri dibuatnya.
Beberapa saat kemudian
Dengan segala ancaman, akhirnya Radika berhasil membawa Elvira keluar dari penginapan itu. Di depan kedua om dan tentenya Elvira, Radika begitu piawai dalam berakting. Membuat Elvira makin menjerit dalam hati. Bagaimana tidak, Radika bersikap sangat baik dan ramah. Dan bersikap hangat pada Elvira. Seolah mereka adalah dua sejoli yang sedang kasmaran.
Padahal sesaat yang lalu pria itu mengancam tanpa henti. Sampai menyandera dokumen-dokumen penting miliknya. Banyak hal gila dan berani yang tidak ia duga sebelumnya. Oh, Radika ternyata sosok yang seperti itu. Pemaksa!
"Hati-hati ya sayang, kabari tanggal baiknya itu. Tante sama Om pasti akan datang," ucap tante Elvira sembari memeluknya hangat.
Elvira pun tersenyum aneh, mau bagaimana lagi. Ia pun ikut alur cerita Radika. Membuat semua orang salah paham.
"Titip Elvira ya, Dika. Salam buat mama, papa ya, Vir!" ganti Om Elvira yang memeluk Elvira sebelum wanita itu balik ke Indonesia.
"Makasih, Om, Tante. Terima kasih selama ini sudah mau direpotin Vira."
"Nggak lah, Tante seneng. Nanti kalau bulan madu, jangan ke mana-mana. Ke sini saja ya."
"Pasti, Tante!" potong Radika dengan percaya diri. Dan itu membuat Elvira semakin jengkel.
"Nah, itu mobil udah siap!" seru om Elvira saat melihat Nico, putranya sudah siap dengan mobil.
Akhirnya mereka pun ke Bandara bersama-sama. Elvira satu mobil dengan Radika dan Nico bersama kedua orang tuanya.
Bandara X
Rasanya begitu berat bagi Elvira meninggalkan tempat itu. Tempat di mana ia mengobati luka hatinya.
"Dah ... kabari ya sayang kalau sudah tiba."
Tante dan Om melambaikan tangan ketika Elvira berbalik. Seolah belum rela untuk berpisah. Elvira pun langsung berlari dan memeluk mereka satu persatu.
"Makasi Om, Tante, Mas Nico ... makasih banyak selama ini udah nemenin Vira."
"Udah, jangan nangis. Apa yang kamu tangisi, lihat! Sudah ada pria yang menunggu kamu. Jangan pikirin masa lalu. Kamu juga berhak bahagia. Pokoknya nanti setelah menikah, kalian harus ke sini lagi."
Elvira hanya bisa menelan ludah sambil mengusap pipi.
"Sudah sana, nanti kalian telat!" titah tantenya.
Seperti pangeran berkuda putih, Radika menysul Elvira dan membawanya masuk ke dalam Bandara.
"Jangan menangis! Mereka pikir aku menyakitimu!" bisik Radika sebal.
"Mas Dika emang biang keroknya! Huwaaa!"
Seperti bocah, tangis Elvira pecah di tengah-tengah kerumunan orang. Elvira lagi galau, masa ia dilamar sama mantan kakak ipar. Apa kata dunia, apa kata keluarga lalu apa kata tetangga dan komentar julid lainnya. Belom apa-apa, Elvira sudah beban mental duluan.
"Astaga! Vir, hentikan!" desak Radika yang kala itu panik karena semua mata calon penumpang terarah kepada mereka berdua.
Bukannya berhenti menangis, seperti anak kecil, wanita itu malah sesengukan.
"Vir, kamu nggak dengar Mas tadi bilang apa?"
Vira tetap tidak peduli, ia terlalu sibuk dengan perasannya sendiri.
Kesal, sebal, nggak tahan juga lama-lama lihat wanita yang ia sukai menangis di depannya lama-lama. Dengan sekali gerakan tangis Elvira langsung berhenti.
Bersambung
Dan kejadian itu direkam banyak calon penumpang yang kebetulan menyaksikan hal paling so sweet di Bandara tersebut.
Jiah ... tebak! Nyapo maneh kuwi Mas Dika?
Modussss rek. Wkwkwkwkwk
(eleh ... tebak! Kenapa lagi itu Mas Dika? Modussss gaes. Wkwkwkwk)
Cus kepoin juga novel Sept yang lain ya.
Rahim Bayaran
Wanita Pilihan CEO
mencari Daddy
menikahi Majikan
suamiku Pria Tulen
kesetiaan Cinta
DEA I love you
istri Gelap Presdir
Terima kasih banyak, terlopeeee semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ini nih yg dikata Definisi AKAN ADA PELANGI SETELA HUJAN..👍👍👏👏
2025-04-11
0
Kamiem sag
lucu ya Vira-Dika?
2024-04-25
0
Puriah
wuah,,,seru Thor 👍👍👍😂😂😂
2024-03-12
1