Suami Satu Malam Bagian 16
Oleh Sept
Rate 18 +
Dinginnya malam tak sedingin hati Radika malam ini. Bagaimana tidak, ia harus menyaksikan Elvira menangis karena pria lain di depan matanya. Sangat damage! Menjengkelkan.
"Jangan mendekat! Kalau tidak ....!" Belum selesai Elvira mengancam, eh pria yang ia pikir Radika itu sudah main potong-potong saja.
"Kalau tidak apa?" tantang Radika sembari memotong perkataan Elvira.
Mata keduanya saling menatap, saling mencari jawaban dari sorot mata yang terlihat sendu namun berbau rindu tersebut.
"Mas Dika?" akhirnya kata itu lolos dari mulut Elvira. Entah mengapa, Vira seolah yakin bahwa itu adalah Radika. Mungkin cara menatapnya beda. Namun, hati kecilnya seakan membenarkan. Bahwa pria itu adalah Radika Dirgantara, kakak dari pria brengsekkk yang pernah ia kenal. Bahkan pernah jadi suaminya meski hanya sebentar.
Sedangkan Radika, pria itu kemudian menarik wajahnya sendiri perlahan. Ia mundur selangkah. Cepat sekali Elvira mengetahui jati dirinya. Padahal penampilan sudah pasti jauh berbeda. So cool dan keren. Dan satu lagi, ia bersikap layaknya pria dewasa normal pada umumnya. Tidak seperti kemarin, mengelayut manja seperti bocah.
"Oh ... Mas Dika mau main-main sama Vira? Apa-apaan ini?"
Karena pria itu diam, Elvira pun menarik kesimpulan sendiri. Vira lantas mendorong tubuh Radika dengan kedua tangannya hingga pria itu kembali mundur.
"Apa maksumu? Dika ... siapa Dika?" Radika mencoba berkelit. Ia memasang wajah serius dan penuh penuh tanya. Kalau masalah akting, Radika memang ahlinya. Roberts Pattinsonnn, Tobby M, Daniel, Tom crushhh lewat. Apalagi Tom and Jerry. Lewat! Pria itu pandai sekali dalam berakting.
"Tolong jangan ganggu lagi!" Elvira bangkit dan meninggalkan Radika yang berdiri mematung sembari menahan kesal. Ia mendesis, kemudian mengikuti Elvira.
"Berhenti!" teriaknya.
Elvira memang berhenti. Namun, setelah itu ia melotot pada pria yang ia sangka Radika, kakak laki-laki dari mantan suaminya itu. Setelah memberikan sorot mata tajam, wanita itu kemudian kembali melangkah.
"Berhenti atau kamu akan tanggung akibatnya!" ancam Radika yang melihat betapa tidak takutnya Elvira padanya.
Tidak peduli, Elvira malah mempercet langkah kakinya. Ia menganggap ancaman pria tersebut bagai angin lalu. Namun, tiba-tiba saja sosok yang ia anggap bagai angin itu malah merengkuh pinggangnya dengan gesit. Menariknya dalam bayang-bayang gelap di balik pilar besar di penginapan tersebut.
"Astaga! Apa yang dia lakukan?" batin Elvira panik. Kakinya mau menendang, tapi tidak bisa. Radika sudah mengunci ruang gerak wanita tersebut.
"Kau mau apa? Lepaskan! Aku bisa seret kamu ke penjara!" ancam Elvira dengan wajah gelisah. Bagaimana tidak, Radika menatapnya sangat dekat. Bahkan hembusan napas pria tersebut begitu terasa hangat.
[Astaga Vira! Jangan mesummm ... pliss jangan mesummm!]
Elvira memaki dirinya sendiri. Ketika pikirannya sudah traveling ke mana-mana. Wanita itu juga sampai harus berusaha menelan ludah dengan susah paya. Gila, ada apa dengan pria di depannya itu. Vira seolah terhipnotis seketika itu juga.
Matanya kini menunduk. Namun, ia malah melihat jakun Radika yang naik turun. Astaga dragon. Kepala Elvira dipenuhi pikiran yang bukan-bukan. Apalagi aroma kuat dan khas laki-laki tersebut. Kaki Elvira rasanya mulai lemas. Kalau tidak diapit oleh kedua kaki Radika, mungkin ia akan oleng.
[Gila lo Vir! Elo bener-bener absurd! Gara-gara masih perawan meskipun janda, sepertinya lo jadi Gila parah!]
[Ya ... gue gila parah ... parah banget] Batin Elvira berjibaku dengan sendirinya.
"Tolong lepasin!" kini, suara Elvira tidak setinggi semula. Nadanya sudah merendah.
"Katakan dulu, siapa Dika?" Masih dengan wajah yang sangat dekat.
Kedua alis Elvira mengerut, kemudian ia mendongak.
"Bukan siapa-siapa!" jawabnya singkat. Itu karena Elvira sedang kesal saja, ingat Dika artinya ingat juga sakit hatinya pada Rayyan. Mereka kan satu paket. Kakak adik, satu KK.
"Bukan siapa-siapa? Yang benar saja!" protes Radika dalam hati. Tidak terima, pria itu kemudian merapatkan tubuhnya, lalu kembali bertanya.
"Eh!" Elvira memekik. Rasanya ia ingin lari dan kabur.
"Kau yakin?"
Elvira mengangguk pelan. Kemudian menundukkan pandangan, tanpa sengaja ia malah melihat bekas jahitan di balik lengan Radika.
"Mas Dika," gumamnya lirih. Namun, Radika bisa mendengar suara pelannya tersebut.
"Kamu salah orang!"
BUGH
Elvira langsung menendang pria tersebut, ia bisa melancarkan jurusnya karena Radika lengah.
"Ish!!! Sakit VIR!!!" Radika meringis menahan sakit. Vira bar-bar sekali, menendang tepat pada aset negara. Bisa-bisa menghancurkan generasi bangsa ini kalau macan-macam dengan benda itu.
Melihat Radika meringis, ganti Elvira mendesis kesal, nah ... kini ia yakin pria di depannya itu adalah Radika. Karena tahu namanya juga. Dengan sebal, Elvira berjalan meninggalkan Radika yang masih memegangi telur puyuhnya yang hampir pecah.
"Vir!!!! Viraaa!!" teriak Radika dengan suara lantang.
Vira langsung mempercet jalannya dan begitu sampai depan kamar, ia langsung mengunci dari dalam.
KLEK
Elvira menghela napas panjang, "Kenapa Mas Dika di sini?"
"Hampir saja! Astaga!"
Tok tok tok
Dengan keras seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Buka Vir, apa mau Mas dobrak!" ancam Radika.
Sepertinya Radika sudah mengakui siapa dirinya, Elvira bukan gadis bodohh yang mudah untuk dikelabuhi. Kini, ia sibuk mengedor pintu kamar Elvira. Ia panyang pergi sebelum pintu itu terbuka.
"Udah! Mas Dika pergi saja. Kita bicara lain kali!" teriak Elvira dari balik pintu.
Jengkel, Radika kemudian kembali berteriak.
"Buka sekarang atau Mas dobrak!"
[Ini beneran Mas Dika, kan? Ya ampun ... kenapa jadi begini]
[Kenapa? Lebih ganteng? Lebih keren]
Elvira menepis isi kepalanya, ia menggeleng keras. Kemudian tangannya meraih knop pintu, sebelum pria tinggi tegap itu menghancurkan pintu kamarnya.
KLEK
Baru juga pintu dibuka sedikit, Radika langsung merangsek masuk. Pria itu juga langsung mengucni pintu dari dalam.
"Eh!" pekik Elvira.
Makin takutlah si Elvira karena hanya berdua di dalam kamar dengan seorang pria, apalagi Radika sudah tidak seperti dulu. Yang berlagak seperti anak kecil. Sumpah, belum apa-apa, Elvira sudah meremang. Wew!
"Kita bicara di luar saja!"
Elvira berbalik, ia sudah berada di depan pintu. Siap membuka pintunya lagi. Tapi, Radika kembali membuat jantungnya ketar-ketir. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja pria itu memeluknya dari belakang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
RossyNara
tahan Dika tahan jangan gerasak gerusuk gitu jadi takut kan si Vira
2024-09-02
0
Kamiem sag
etdah bang Dika main peluk aja
2024-04-24
0
komalia komalia
misi apa si radika ko bisa pura pura oon
2024-02-08
1