Suami Satu Malam Bagian 7
Oleh Sept
Rate 18 +
"Untuk apa kamu tangisi laki-laki brengsekkk seperti itu? Mana harga dirimu, Vira?"
Meski kasihan, tuan Pramana berusaha tetap tegas. Ini demi kebaikan Elvira, rasanya ia tidak rela putrinya hidup satu atap dengan pria seperti Rayyan. Dari sini, ia mulai menyesali perjodohan ini. Agar tidak berlarut-larut, Tuan Pram memutuskan mengakhiri pernikahan putrinya itu. Terima atau tidak, ia sudah mengambil keputusan.
Sedangkan Elvira, sedari tadi merasakan rasa sesak yang tak tertahan. Apalagi mendengar kata-kata sang papa. Benar, untuk apa menangisi pria seperti Rayyan. Tapi tetap saja, hatinya sangat sakit. Bayangan Rayyan saat mendekap Eriska ketika ia beradu dengan bahaya, membuat hati Elvira remuk redam. Hati itu kini hancur menjadi kepingan tak berbetuk lagi.
"Hapus air matamu! Kamu berhak mendapat lelaki yang lebih baik darinya!" Tuan Pramana mengambil tisu di atas meja. Kemudian memberikannya pada Elvira.
Wanita itu terus saja menangis, mungkin ia juga kesal dengan papanya. Padahal baru kemarin menikah, masa besok harinya langsung cerai?
Beberapa saat kemudian
"Pa ...!" panggil Elvira yang sudah sedikit tenang. Ia sudah mau bicara lagi. Meskipun matanya terlihat sembab. Entah, sudah berapa ember ia keluarkan untuk menangisi pria seperti Rayyan.
"Papa tidak mau mendengar pembelaan, jadi ... percuma kalau kamu berada di pihak Rayyan. Papa sudah menghubungi pengacara. Semua berkas sudah papa urus." Tuan Pram nampak serius ketika ia bicara. Sepertinya keputusan pria tersebut tidak bisa diutak-utik lagi. Udah bulat, tidak bisa diganggu gugat.
Sementara itu, Elvira mencoba tetap mendongak menatap papanya, padahal ia ingin menundukkan wajah, ingin menyembunyikan tangis dan rasa sedihnya itu.
"Nggak ... Vira nggak mau membela Rayyan lagi. Lakukan sesuai apa mau Papa! Semua terserah Papa. Lebih cepat lebih baik. Vira nggak mau tahu lagi ... Dan ... Paa, bawa Vira pergi dari sini," pinta Elvira sambil mengusap pipi. Mungkin inilah tangis terakhir untuk Rayyan.
Melihat putrinya bersikap tak biasa seolah ia kuat, Tuan Pram malah khawatir. Ia tidak mau melihat Elvira pura-pura tegar. Kalau sedih, menangislah! Jangan pernah ditahan, disimpan lalu menangis diam-diam, sedih ya nangis. Jangan malah pura-pura senyum atau bahagia, karena Itu malah menyiksa.
"Menangislah! Ini pasti sulit dan sakit. Papa bolehkan kamu menangis!"
KLEK
Seorang wanita paruh baya masuk ruangan, baru masuk ia langsung menyambar. Mama Rosmalina langsung menyela ombrolan anak dan suaminya.
"Lah ... Papa ini. Anak nggak nangis kok disuruh nangis?" tatap mama Lina dengan tatapan aneh. Jadi, mama Lina belum tau apa-apa sama sekali.
"Mana sayang yang sakit? Mama tadi pagi pingin langsung ke sini, tapi papamu gak bolehin ikut. Mana Kimora rewel dari semalam," tambah Mama Lina memberikan alasan.
"Udah nggak apa-apa, Ma."
"Itu bagaimana kamu bisa di sana? Bukannya harusnya kamu di Hotel? Aneh-aneh ... mau malam pertama saja pindah apartment. Ceritain sama Mama, bagaimana bisa kamu ditusuk penjahat? Terus Rayyan di mana? Oh ya ... mana dia, Pa?"
Mata mama Lina memindai seluruh ruangan dengan warna putih yang mendominasi. Tapi, batang hidung Rayyan sama sekali tidak nampak.
"Sayang, mana suamimu?"
Elvira dan Tuan Pram saling melempar pandangan.
"Kalian ditanya kok diam saja? Apa sedang ke dokter? Atau pulang sebentar karena lelah jaga semaleman? Aduh! Kasihan menantu Mama, harusnya honeymoon ... seneng-seneng, eh ini malah ada-ada saja. Sepertinya kamu butuh pengawal mulai sekarang, Vir!" terang mama Lina panjang lebar.
Tok tok tok
"Nah, itu pasti dia." Mama Lina bersemangat membuka pintu, tapi yang datang bukan Rayyan. Hanya Krisna, pria itu memberikan ponsel Elvira yang sempat jatuh saat berkelahi semalam.
"Eh Kris ... Mana Rayyan?" tanya Mama Lina spontan. Membuat Kris bingung mau ngomong apa. Pria itu lantas melirik pada Tuan Pram yang mengangguk ke arahnya.
"Maaf, Nyonya saya kurang tahu. Da saya permisi dulu."
"Lah? Sekretaris model apa ini?" batin mama Lina.
Setelah Krisna pergi, mama Lina kembali lagi berceloteh. Sambil mengeluarkan buah yang tadi ia beli saat mau ke rumah sakit.
"Ini, Vir. Makan yang banyak, biar cepet pulang. Biar cepet sembuh. Pengantin baru kok bermalam di rumah sakit. Ayo ... makan ini." Mama Lina menyodorkan potongan buah yang barusan ia kupas.
"Nggak, Ma. Vira ngantuk, Vira mau istirahat dan tidur dulu." Tangan Elvira menarik kain selimut, ia memilih menangis di dalam sana.
Srakkkkk
Mama Lina merasa ada yang tidak beres dengan orang-orang di ruangan itu. Ia langsung saja menyibak kain tebal yang menutupi tubuh putrinya.
"Vir!" pekik mama Lina.
"Pa! Apa yang terjadi?" Wanita itu menatap Elvira dan suaminya bergantian. Menuntut jawab, sebenarnya apa yang keduanya sembunyikan.
"Elvira dan Rayyan akan bercerai! Papa sudah urus berkasnya!" cetus Papa kemudian.
Mata mama Lina pun langsung terbelalak, "Apa maksud kalian? Bahkan dia baru kita nikahkan kemarin. Pa! Jangan bercanda!" Mama Lina sepertinya tidak mau menerima jawaban tidak masuk akal dari suaminya itu.
"Vira! Katakan sama Mama, apa yang dikatakan papamu itu pasti bercanda." Mama Lina balik menyerang Elvira, ia seolah tidak peduli bahwa Elvira habis dioperasi.
Elvira kembali tidak bisa menahan bendungan di matanya. Akhirnya tangisnya kembali pecah. Melihat itu, wajah mama Lina langsung mengeras. Buru-buru ia berjalan ke luar.
"Ma ... Mama!!!" teriak Pak Pramana yang melihat istrinya pergi dengan gusar.
***
Terlihat di lobby rumah sakit, Krisna sedang disidang oleh mama Lina.
"Di mana Rayyan? Kenapa ponselnya tidak diangkat?"
Kris merasa sangat bersalah, tapi ia tidak bisa memberi informasi apapun pada Nyona tersebut. Apes bagi Rayyan, ia malah terlihat berjalan sambil merangkul bahu Eriksa saat akan masuk ke dalam lift. Dengan cepat, mama Lina langsung mengejar keduanya.
"Ray!!!"
Baik Rayyan maupun Eriska terlihat terkejut.
PLAKKK
"Maaaa!!!!"
Bersambung.
Kira-kira siapa yang dapat cap lima jari dari mama Lina? Hehehe ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Kamiem sag
aku doakan ya Thor orang2 seperti Rayn dan Erika atau Eriska tdk akan bahagia
et... tapi othor udah buat Rayan bahagia dgn Jean kan? gimana dong Thor aku kok gak ikhlas ya
2024-04-24
0
Wkwkwkk
cap lima jari + golok
2024-02-12
1
komalia komalia
lima jari kurang
2024-02-08
0