Suami Satu Malam Bagian 2
Oleh Sept
Rate 18 +
"Dia bilang tidak menyukaiku, lalu apa ini?" suara hati Elvira yang dilanda resah dan gelisah, batin Elvira bergejolak saat merasakan kelembutan bibir Rayyan. Ingin menolak, tapi Rayyan terlanjur menyesapnya dengan dalam, terasa begitu lembut dan hangat. Gila! Elvira merasa sudah terpedaya. Hatinya menolak, tapi tubuhnya justru berhianat.
"Siall!" maki Elvira dalam hati saat ia benar-benar tidak mampu menolak dan dibuat tak berdaya oleh pria seperti Rayyan. Pria tampan, gagah dan perkasa itu sudah memulai aksinya. Menekan Elvira pada titik kelemahan gadis tersebut. Ingin rasanya Elvira menepis rasa panas yang sudah mulai terasa di wajah. Pria dengan tinggi 180 cm itu nyatanya sudah membuat Elvira dilema.
Elvira yakin, ini bukan yang pertama buat Rayyan, tapi bagi Elvira, ciumann Rayyan saat ini adalah sentuhan paling intiim, yang pernah ia rasakan dengan seorang pria. Ya, ini adalah ciumann pertama bagi wanita berusia 30 tahun tersebut.
"Mari kita lakukan ... biar kamu percaya. Aku hanya menyukaimu," bisik Rayyan sembari sibuk menciptakan jejak di leher jenjang Elvira. Meninggalkan bekas ruam-ruam merah yang sangat kentara. Karena halus, dan putihnya kulit gadis tersebut.
Tangan Rayyan pun sudah menjalar bak ubi jalar di musim hujan. Merambat dengan cepat, membuat mata bening Elvira membulat sempurna. Gadis itu sampai bergidik, akibat sensasi aneh yang belum pernah ia rasa sebelumnya.
Tidak mau terbawa arus, Elvira yang sudah dibuat mengeliat tak karuan langsung mendorong dadaa bidang, lebar dan kokoh yang semula memeluknya dengan hangat tersebut. Aroma minuman bercampur dengan wangi khas pria hampir membuat Elvira mabuk kepayang.
[Sadar, Viraa! Dia pikir kamu adalah Eriska! Mana harga dirimu? Jangan biarkan dia menyentuhmu!] bisikan tajam terdengar jelas di telinga Elvira. Seolah mengingatkan pada gadis tersebut untuk tidak goyah. Karena suaminya kini sedang mabuk, dan pria itu pikir ia adalah Eriska, kekasih suami barunya itu.
[Dia suamiku! Bukankah aku berhak mendapat hak ku?] Hati Elvira mulai gamang. Ia menelan ludah, saat tangan Rayyan terus saja mendesak ingin masuk ke dalam bajunya.
[Jangan jadi wanita gampangan, hanya karena kau tidak pernah disentuh pria. Malam ini dengan mudah kau berikan semuanya!]
Elvira menggeleng keras kepalanya, bisikan demi bisikan datang menganggu. Membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Ia benar-benar berada di antara dua cabang. Antara nafsuu dan harga diri yang mulai ia pertanyakan.
"Rayyan! Stop! Saya bukan Eriska!" ujar Elvira kemudian saat tangan pria itu sudah mulai macan-macam dan tidak terkendali lagi.
"Jangan marah, sayang! Sudah ku bilang. Pernikahan ini hanya perjodohan sialann. Ide mama. Kamu jangan marah. Aku bahkan bersumpah tidak akan menyentuh perawan tua itu!"
Shock, Elvira langsung menepis lengan Rayyan keras. Gadis yang dicap sebagai perawan tua itu langsung turun dari ranjang.
"Sayang! .... Sayang!!" teriak Rayyan.
Elvira langsung ke kamar mandi. Ia mengunci diri di sana. Sedangkan pria itu, ia kembali merancau. Berbicara sendiri, terus berceloteh yang bukan-bukan. Karena masih terpengaruh minuman. Namun, lama-lama matanya perlahan terpejam. Hitungan menit, pria itu sudah terbang ke alam mimpi.
***
KLEK
Satu jam sudah Elvira menunggu di dalam kamar mandi. Setelah memeriksa keadaan, dan terlihat aman terkendali. Elvira lantas keluar dengan sedikit jinjit, takut membuat pria itu terbangun lagi. Ia kemudian berjalan ke arah sofa. Lebih baik tidur di atas benda empuk itu dari pada seranjang dengan Rayyan, ia takut pria tersebut kembali berulah.
Mungkin karena dilanda rasa kantuk yang berat, tidak menunggu waktu lama, mata Elvira akhirnya terpejam juga. Tidurnya sangat lelap, hingga dering ponsel berkali-kali tidak mampu mengusik tidurnya yang nyenyak tersebut.
Drettt drettt drettt
Banyak pesan yang masuk, tapi bukan ke ponsel milik Elvira. Sejak tadi smartphone milik Rayyan terus saja berdering dan bergetar berkali-kali. Hal itu membuat tidur Rayyan yang lelap perlahan terusik. Masih dengan mata separuh terpejam, tangannya meraba-raba ke atas nakas.
"Hallo?" Suara serak yang khas keluar dari mulut pria yang bau minuman tersebut.
Rayyan masih mengantuk dan setengah tersadar ketika mengangkat telpon. Namun, matanya langsung terbuka lebar ketika mendengar suara tangis di seberang telpon.
"Ris? Apa yang terjadi?" Rayyan langsung membetulkan posisi duduknya. Pria yang semula mengantuk itu kini perlahan mendapat kesadarannya kembali.
"R-ray, bagaimana ini Ray?" tanya Eriska Kazoe sambil terisak. Suaranya terbata, gadis itu sedang dilanda ketakutan luar biasa. Matanya menatap takut pada jasad pria yang bersimbah darah di depannya.
"Apa yang terjadi? Katakan dengan jelas!"
"Ray aku takut Ray, aku nggak mau dipenjara ...!" Wajah Eriska terlihat panik. Bulir keringat memenuhi dahi wanita 28 tahun tersebut.
"Eriska! Tolong bicara pelan-pelan. Apa yang terjadi, tolong tenanglah!" sentak Rayyan yang tidak sabar karena menghadapi Eriska yang hanya mampu menangis saja di telpon.
"Aku menusuk orang! Aku membunuhh orang ... dia mati Ray! Dia mati ... aku pembunuhh!" tangis Eriska pecah. Ia tidak pernah menyangka, bahwa nasib siall menghampiri dirinya. Ditinggal pacar menikah, dan terlibat dalam peristiwa pembunuhann.
Flashbacks
Beberapa jam yang lalu, Eriska begitu patah hati. Hingga ia datang ke sebuah club VIP langanan. Di sana tidak sengaja ia malah bertemu dengan teman lamanya saat kuliah di Jepang. Karena mabuk, akhirnya mereka berakhir di apartment Eriska.
Singkat cerita, mereka saling mencumbuu. Eriksa yang patah hatinya karena ditinggal nikah, saat itu sedang mencari pelarian. Namun, sesaat kemudian ia sadar. Ini salah, ia tidak mau terjerumus terlalu dalam. Sedangkan si pria, ia merasa tidak terima saat Eriska menolak menemaninya di atas ranjang. Takut, Eriska berlari untuk menghindari pria tersebut.
"Gio! Please ... jangan Gio. Don't touch me!" Eriska mencoba menghindar, tapi pria dengan posture tinggi besar itu begitu mudah membuat Eriska tertangkap. Dengan kasar, pria itu mencoba memperkusi sang gadis.
Panik, Eriska meronta dan terus menendang. Hingga akhirnya ia bisa lepas dari kungkungan pria tinggi besar itu. Dengan cepat mantan kekasih Rayyan tersebut lari ke dapur. Ia meraih pisauu dan mengacungkan ke arah Giovan.
"Jangan mendekat! Aku bisa menusukmu!" ancam Eriska.
"CIH!" Dengan sekali tepis, Gio mampu membuang benda itu jauh. Ia melempar benda yang berujung tajam itu menjauh dari jangkauan Eriska. Pria bule Jerman-Idonesia itu malah menyeringai. Membuat Eriska makin panik.
"Jangan!" Eriksa menggeleng keras. Sudut matanya mulai berair ketika Gio berhasil meraih tubuhnya dan merobek pakaian gadis itu. Pria tersebut juga berhasil merampas bibir si wanita dengan kasar.
Ketika Gio terlalu terbakar oleh api gairahh, Eriska pun mencari cela. Dengan keras ia menendang tengah-tengah pusat tubuh si pria. Membuat pria itu meringis merasakan sakit yang luar biasa. Eriska lantas mencoba untuk berlari sekuat tenaga. Namun, Gio berhasil menangkap kakinya.
Tidak mau menyerah, mantan kekasih Rayyan itu berjuang mengapai pisau yang terlihat oleh matanya. Dengan susah paya ia mencoba meraih benda itu. Ia menendang hingga tangan Gio mungkin terluka. Dan begitu tangannya sudah bisa meraih benda itu, tiba-tiba Eriska membabii buta. Ia bangkit dan merangsek Gio.
"Rasakan ini!" teriaknya frustasi.
Setttt setttt setttt
Jrushhhh .... jrushhhh .... jrushhhh
Flashbacks END
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Arvie Ramadhanputra
3 ❤💞 terluka thorr
2024-06-17
0
Kamiem sag
waouwww Eriska keren!! meski harusnya hanya melumpuhkan kemudian melarikan diri sih gak perlu membunuh, tapi ya.. namanya di club taulah apa isinya, kalo cerdas dan dikit waras orang sekelas Eriska, Rayan kalo galau mestinya taulah harus kemana dan menemui siapa iya kan Thor
2024-04-24
0
Diajeng Ayu
kasihan sama Elvira❌
kasihan sama Eriska ✔️
2024-04-21
0