Dion memarkirkan mobilnya di depan kafe. Setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit dalam keadaan saling membisu.
Keduanya turun bersamaan, jalan beriringan memasuki kafe tanpa adanya interaksi lebih.
Baju yang mereka kenakan juga membuat keduanya terlihat seperti rekan kerja, ditambah ekspresi wajah Keyla yang terlihat canggung.
"Tunggu saja di sana." Cegah Dion ketika Keyla mengikutinya untuk memesan waffle.
Dia menatap tempat duduk kosong agar Keyla menunggu di sana.
"Eumm itu,,," Keyla bingung untuk bilang pada Dion kalau dirinya juga ingin memesan waffle, begitu juga dengan Naura yang meminta waffle dan eskrim.
"Ada apa.?" Tanya Dion datar. Tapi setelah itu ingat dengan percakapan Keyla bersama Leo. Keyla juga menanyakan hal yang sama pada Naura.
"Naura minta apa.?" Ujarnya cepat.
Keyla yang tadi hampir mengatakan pada Dion, malah mengurungkan niatnya.
"Waffle dan eskrim vanilla." Jawab Keyla memberi tau pesanan Naura.
"Hemm." Ujar Dion sembari berlalu untuk memesannya.
Keyla hanya bengong, tidak enak mengatakan pada Dion kalau dia juga ingin waffle.
Padahal saat Leo menyebut waffle, Keyla langsung membayangkannya karna sudah hampir 1 bulan tidak memakannya.
Niat hati ingin membeli sendiri, Dion malah memaksa untuk mengantar dan membelikannya.
Setelah memesan makanan, Dion menghampiri Keyla yang sedang duduk melamun menghadap ke luar kafe.
Pemandangan itu membuat Dion menarik nafas dalam.
Dulu tidak pernah berfikir rumah tangganya dengan Keyla akan berakhir menyakitkan, meninggalkan luka mendalam yang sulit untuk di obati.
Meski pernah menaruh hati pada Celina, namun perasaan itu tak bisa menghapus bayang-bayang masa lalu bersama Keyla. Bahkan luka yang dia rasakan, tak bisa hilang dengan hadirnya Celina.
Berdiri di depan Keyla, mantan istrinya itu masih belum menyadari kehadirannya. Sorot matanya terlihat menerawang jauh, dengan raut wajah yang sendu.
Dion memalingkan wajah, tidak bisa berlama-lama menatap wajah sendu Keyla. Setelah itu memilih duduk di meja lain dan sibuk dengan ponselnya.
Membuka pesan beruntun yang sejak 2 jam lalu masuk ke ponselnya namun sengaja di abaikan.
Membaca satu persatu pesan itu membuat mood Dion semakin tidak karuan. Dia mengusap wajah beberapa kali dan menghela nafas kasar.
Selesai membaca semua pesan itu tanpa berniat membalasnya, Dion berniat menyimpan ponselnya kembali, tetapi panggilan masuk dari Viona membuat Dion segera mengangkatnya.
"Aku sibuk, kita bicarakan nanti." Ucap Dion dengan nada malas.
Keyla yang mendengar suara Dion, langsung menoleh ke samping. Dia baru tau kalau Dion duduk di sebelah mejanya.
Keduanya saling pandang, namun Dion terlihat fokus mendengarkan ucapan Viona meski matanya menatap Keyla tanpa ekspresi.
"Jangan gila Viona.!" Seru Dion. Raut wajahnya seketika berubah. Terlihat sangat marah.
"Kamu akan tau akibatnya jika berani melakukan hal itu.!" Ancam Dion.
"Diam disana.! Aku akan datang nanti malam.!"
Dion langsung mematikan sambungan telfonnya, lalu menyimpan ponselnya dengan wajah yang masih menahan amarah.
...*****...
Suasana didalam mobil terasa lebih canggung dari sebelumnya. Setalah menerima pesanan, Dion bergegas keluar kafe tanpa mengatakan apapun pada Keyla. Bahkan tadi menutup pintu mobil dengan sedikit membantingnya.
Keyla memilih diam, enggan bertanya ataupun meredakan amarah Dion yang terlihat memuncak.
Hingga Dion melakukan mobilnya, Keyla masih diam dan pura-pura tidak mengetahui kemarahan Dion. Sampai akhirnya Keyla berani bersuara begitu merasakan laju mobilnya semakin kencang.
"Pelan-pelan Di,," Tegur Keyla cemas. Dia sampai reflek berpegangan erat padalengan Dion agar Dion langsung menurunkan kecepatan. Rasa trauma membuat Keyla takut. Dulu saat sedang bertengkar dengan mantan suaminya di dalam mobil, mantan suaminya itu menaikan kecepatan hingga hampir menabrak kendaraan lain.
Sadar jika ada orang lain di dalam mobilnya, Dion segera menurunkan kecepatan. Dia sempat melirik Keyla sekilas tanpa bicara apapun.
Keheningan terjadi hingga mereka sampai di kediaman Papa Adiguna.
Dion memarkirkan mobilnya di halaman rumah.
Keyla mengambil paper bag berisi makanan pesanan Leo dan Naura.
"Kamu ada masalah Di.?" Tanya Keyla hati-hati. Dion yang akan membuka pintu jadi menatap ke arah Keyla.
"Sebaiknya selesaikan dulu saja, kamu bisa menemui Leo lagi nanti." Keyla mencoba memberi saran meski tidak yakin Dion mau mendengarkan sarannya.,
Melihat kondisi dan emosi Dion yang tidak stabil, Keyla hanya berharap Dion segera menyelesaikan permasalahan yang sudah membuat moodnya buruk.
"Tidak perlu mencampuri urusanku." Jawab Dion ketus. Dia segera keluar dari mobil dan berlalu begitu saja.
Keyla menyusul, setengah berlari mengejar Dion.
"Tunggu Di,,"
"Aku tidak bermaksud mencampuri urusan kamu, hanya saja,,," Keyla menggantungkan ucapannya dan itu berhasil membuat Dion menghentikan langkah.
"Hanya apa.? Aku tidak membutuhkan saran dari kamu."
"Dulu kamu bahkan lari dari masalah.!" Sindir Dion dengan tatapan sinis.
Keyla menundukkan kepala. Setiap kali Dio mengingatkan kesalahannya, saat itu juga dadanya terasa sesak akibat penyesalan yang mendalam.
"Maaf, aku tau sebanyak apapun aku meminta maaf padamu, tidak akan bisa menghapus kesalahan yang telah aku perbuat."
"Aku sudah menerima konsekuensi dari perbuatanku, karna satu langkah aku meninggalkan mu saat itu, saat itu juga kebahagiaanku lenyap hingga akhirnya kebahagiaan yang baru mulai datang karna hadirnya Leo."
Keyla menghapus air matanya yang tidak berhasil ia bendung. Dion tidak pernah tau jika menyakitinya sama saja dengan Keyla menyakiti dan menghancurkan hidupnya sendiri.
"Aku benar-benar minta maaf Di."
"Aku harap suatu saat pintu maaf akan terbuka untukku."
"Semoga dengan begitu, kita bisa menjalani hidup masing-masing dan sama - sama membesarkan Leo tanpa ada bayang-bayang masa lalu."
"Aku ingin tenang menjalani hidup dengan membuka lembaran baru tanpa harus dihantui rasa bersalah yang sangat menyiksa."
"Aku harap, kamu akan menemukan kebahagiaan baru bersama orang yang tepat dan baik, di jauhkan dari orang seperti ku."
Ucap Keyla penuh harap. Dia sudah ikhlas melepaskan Dion untuk orang lain dan perlahan mulai menghapus seluruh perasaannya yang masih tersisa. Sekarang, Keyla hanya ingin melihat Dion bahagia meski bukan bersamanya.
Setelah memastikan tidak ada sisa air mata dipipi, Keyla bergegas masuk kedalam rumah.
Saat itu juga kepulangannya langsung di sambut oleh Leo dan Naura yang sedang bermain di ruang keluarga.
"Mama,,," Teriak Leo. Dia meletakan mainannya begitu saja dan berlari menghampiri Keyla.
Tidak biasa di tinggal lama oleh Keyla, membuat Leo merasa rindu.
"Yeayy aunty pulang,,," Seru Naura. Dia juga tidak mau kalah untuk menghampiri Keyla.
"Haii sayang,," Keyla memeluk keduanya bersamaan. Kesedihan yang tadi dia rasakan, kini lenyap begitu saja setelah melihat wajah ceria Leo dan Naura.
"Lihat Mama bawa apa.?" Keyla mengangkat paper bag di tangannya.
"Itu makanan Leo,," Seru Leo seraya meraih paper bag dari tangan Keyla.
"Bukan punya kak Leo, itu punyaku." Naura mencoba untuk merebutnya, namun Leo langsung menghindar dengan berjalan menjauh.
"Leo,,, jangan seperti itu sayang,," Tegur Keyla lembut.
"Disitu ada makanan Naura juga. Sini berikan pada Mama, biar Mama yang ambilkan makanan kalian." Keyla menjulurkan tangan ke arah Leo sembari tersenyum.
"Ayo kak Leo.! Berikan makanannya pada Aunty.!" Seru Naura. Leo langsung melirik malas.
"Dasar cerewet." Cibir Leo. Dia memberikan paper bag itu pada Keyla.
"Sudah jangan ribut. Bukannya Mama sudah sering bilang, Naura itu adik Leo, jadi harus baik dan sayang sama Naura. Jangan seperti ini lagi."
Keyla mengajak Leo dan Naura duduk di sofa. Lalu memberikan waffle pada mereka dan eskrim milik Naura.
Keyla mengerutkan dahi melihat ada 1 waffle lagi yang masih tersisa di dalam paper bag.
"Dion,," Gumam Keyla lirih. Dia langsung beranjak dari duduknya, pamit pada Leo dan Naura yang sedang asik makan.
Keyla berjalan cepat ke luar rumah. Ingin mencari keberadaan Dion yang belum masuk ke dalam rumah dan memberikan waffle miliknya.
Begitu keluar, Keyla melihat mobil Dion meninggalkan halaman rumah.
"Di,,, Di,,,," Teriak Keyla sambil berusaha mengejar. Tapi sayangnya mobil Dion sudah terlanjur keluar.
"Pak Dion pergi setelah menerima telfon Non,,," Ucap satpam yang tiba-tiba menghampiri Keyla.
Keyla diam sejenak, seketika langsung tau kemana perginya Dion.
Keyla segera masuk kembali ke dalam rumah. Dia berharap permasalahan Dion segera selesai meski Keyla tidak tau apa masalahnya.
"Apa dia membelikan ini untukku.?" Keyla menatap waffle yang tersisa. Dion membelikan 3, padahal Keyla hanya menyebutkan untuk Leo dan Naura.
"Kamu tau betul ini makanan kesukaanku Di." Gumamnya dengan senyum getir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
CANTIKA
rumit si Dion,hadehhhh lagian itu viona kudu dibasmi ini Di
2025-01-30
0
Sri Widjiastuti
blmm paham masa lalunya... jd🤔🤔🤣
2024-09-27
1
Gimana sih jalan ceritanya
2023-07-22
6