Bab 2

Keyla melewatkan 3 jam tanpa beranjak sedikitpun dari meja kerjanya. Dia benar-benar fokus dengan pekerjaan yang diberikan oleh Dion. Keyla ingin membuktikan pada Dion jika dirinya mampu dan serius dalam bekerja meski harus diawali dengan keterlambatan di hari pertama.

Berjam-jam mempelajari dokumen, membuat tenggorokan Keyla terasa kering. Sudah kesekian kalinya dia menelan ludah, berharap bisa bertahan di meja kerjanya sampai selesai tanpa harus beranjak untuk mengambil air minum. Tapi pada akhirnya tidak sanggup lagi membiarkan tenggorokannya semakin mengering.

Keyla menandai halaman yang sedang dia pelajari, kemudian beranjak dari duduknya dan tanpa sengaja melihat Dion yang sedang menatap ke arahnya. Cukup lama keduanya saling pandang sampai akhirnya Dion mengalihkan pandangan ke layar laptop miliknya.

Keyla sempat menangkap ekspresi Dion yang menatapnya dengan sorot mata dalam, namun seketika berubah datar ketika bertatap muka dengannya.

Keyla merapikan kemeja dan rok span yang dia kenakan sebelum beranjak dari meja kerjanya.

Dia berhenti di depan meja kerja Dion. Dia diam beberapa saat karna terlihat ragu untuk bicara padanya.

Begitu Dion mengakat wajah dan menatapnya, Keyla langsung berbicara.

"Maaf Pak, saya mau ke pantry sebentar." Ujarnya meminta ijin.

"Pak Dion mau sekalian saya buatkan minum.?" Keyla terlihat ragu menawari Dion. Takut akan malu jika nantinya Dion menolak mentah-mentah tawaran baiknya.

"Boleh." Dion menjawab tanpa ekspresi. Meski begitu, Keyla langsung bernafas lega. Setidaknya dia terhindar dari malu.

"Baik, saya permisi." Keyla membungkukkan badan, lalu beranjak keluar.

"Kamu tidak bertanya aku mau dibuatkan minuman apa.?"

Ucapan Dion menghentikan langkah Keyla yang sudah membuka pintu dan siap untuk keluar dari ruang kerja itu.

Keyla menutup pintu kembali, kemudian berbalik badan untuk menjawab pertanyaan Dion.

"Menjelang makan siang biasanya selalu minum kopi." Ucap Keyla. Dia menyebutkan kebiasaan Dion ketika sedang berada di kantor. Meski saat dirumah dan diluar jarang meminum kopi, tapi ketika berada di kantor tidak akan pernah absen meneguk kopi sebelum jam makan siang.

Jawaban Keyla membuat Dion menarik sudut bibirnya. Dia tersenyum kecut dan terlihat menahan sesak di dadanya.

Keyla tidak melupakan kebiasaannya, namun mampu meninggalkannya ketika sedang terpuruk.

Selalu ada rasa sakit dan kecewa setiap mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Keyla padanya.

"Bertahun-tahun hidup dengan orang lain, rupanya kamu masih ingat kebiasaanku." Dion menatap tajam. Mengamati dengan seksama ekspresi dan sorot mata Keyla yang langsung menundukkan pandangan.

"Saya permisi,,"

Alih-alih menanggapi ucapan Dion yang terkesan menyindir, Keyla justru memilih untuk menghindar. Dia bergegas pergi ke pantry untuk mengambil air mineral dan membuat 2 cangkir kopi untuk dirinya dan Dion.

Keyla sudah menduga jika pekerjaannya akan jauh lebih mudah dibanding saat harus berinteraksi dengan Dion.

Jika pekerjaan hanya menguras pikiran dan tenaga, Keyla harus menyiapkan hati ketika sedang berinteraksi dengan Dion. Karna akan selalu ada hal dan ucapan yang bisa mengingatkan pada luka lama dan kesalahan yang pernah dia perbuat.

Sayangnya Keyla tidak bisa mundur begitu saja setelah setuju dengan usul yang diberikan oleh Celina dengan menjadi sekretaris pribadi Dion.

Dia juga tidak berhak menyalahkan Celina karna semua ini atas persetujuannya sendiri yang awalnya ingin mendapatkan kembali hati Dion dengan cara berada di dekatnya setiap hari.

"Ya ampun.!" Pekik Keyla. Tiba-tiba menghentikan langkah begitu ingat tidak tau letak pantry di lantai itu.

Dia langsung mencari karyawan yang berada di sekitarnya dan langsung bertanya padanya.

"Di sebelah sana, tinggal belok kiri saja." Jawab karyawan itu sembari menunjuk ke arah yang dia maksud. Keyla mengikuti arah jari telunjuknya sembari menganggukan kepala.

"Terimakasih." Ucap Keyla disertai senyum tipis.

"Tunggu dulu. Kamu karyawan baru.?" Pergelangan tangannya di tahan.

"Maaf." Keyla langsung menepis pelan karna merasa risih disentuh laki-laki yang tidak dia kenal sebelumnya.

"Ya, saya karyawan baru."

"Permisi." Keyla membungkuk sopan.

Laki-laki itu mengulas senyum tipis.

"Kebetulan aku juga mau buat kopi,," Ujarnya sembari mengikuti langkah Keyla.

Merasa risih untuk berinteraksi lebih lama, Keyla memilih diam dan membiarkan laki-laki itu berjalan di sampingnya.

"Ekhem,,,!" Suara deheman membuat keduanya menghentikan langkah.

Mereka kompak berbalik badan. Seketika terkejut melihat Dion yang tengah berdiri sembari menyilangkan kedua tangan didepan dada.

"Siang Pak Dion." Sapa laki-laki itu dengan senyum ramah.

"Bukannya kamu sedang menyelesaikan proposal yang saya minta."

"Proposal itu harus selesai sebelum jam makan siang."

Dion memberikan tatapan tajam padanya.

"Iya, sudah saya selesaikan Pak."

"Bagus. Bawa ke ruangan saya sekarang juga." Ujar Dion tegas. Setelah itu menatap Keyla yang masih diam mematung di tempat.

"Kamu, kenapa masih disini.?" Tanya Dion pada Keyla.

"Permisi." Keduanya langsung pergi dari hadapan Dion setelah sempat saling pandang karna sama-sama heran pada Dion.

...***...

Keyla membawa nampan berisi 2 cangkir kopi dan 1 gelas air mineral kedalam ruangan Dion. Begitu masuk, Keyla langsung di sambut oleh Jonathan yang sedang duduk berhadapan dengan Dion.

"Wahh pas banget kamu bawa 2 cangkir kopi. Tau aja ada aku disini." Goda Jonathan dengan menebar senyum maut.

"Pasti rasanya enak kopi buatan wanita cantik." Pujinya.

Keyla tidak memberikan respon apapun selain senyum kaku. Dia juga tidak enak kalau harus mengatakan kopi yang dia bawa bukan untuk Jonathan, melainkan untuk dia sendiri dan Dion.

"Keluar.!" Tegas Dion.

"Sa,,saya.?" Tanya Keyla bingung.

"Meja kerja kamu disini.! Kenapa harus keluar." Jawab Dion cepat.

Seketika Jonathan langsung paham kalau dirinya yang sedang diusir oleh Dion.

"Kamu ngusir Di.? Kita belum selesai membicarakan kerja sama dengan perusahaan Vin's group."

Jonathan dibuat heran sekaligus menaruh curiga pada atasannya. Tidak biasanya Dion menghentikan pembicaraan penting tanpa alasan yang jelas.

Hal itu tentu saja membuat Jonathan curiga kalau ada sesuatu di antara Dion dan sekretaris barunya karna terlihat tidak mau ada orang lain diruangan itu selain mereka berdua.

"Tidak ada yang perlu dibahas lagi, semuanya sudah jelas." Jawab Dion datar.

"Selesaikan saja pekerjaanmu yang lain." Titahnya.

Kini Jonathan tidak memiliki alasan lain untuk tetap berada diruang Dion. Dia beranjak dari duduknya dan langsung menghampiri Keyla.

"Aku ambil kopinya." Ucapnya sembari mengambil secangkir kopi milik Keyla tanpa menunggu persetujuan si pemilik.

"Siapa yang mengijinkan kamu bawa kopi itu.?!" Seru Dion dengan tatapan tajam.

"Letakan lagi pada tempatnya."

"Astaga,,," Keluh Jonathan. Dengan terpaksa dia meletakan kembali kopi yang hampir dia minum.

"Keyla saja tidak keberatan aku mengambil kopinya." Jonathan Menggerutu kesal.

"Semua kopi itu milikku.!" Tegas Dion.

"Ya ampun." Jonathan melenggang pergi begitu saja. Hari ini Dion benar-benar aneh, emosinya mudah meluap tanpa alasan yang jelas. Baru saja tadi dia melihat Dion memarahi Rian saat masuk ke ruangannya hanya karna tidak langsung memberikan proposal yang sudah dia selesaikan. Sekarang malah dia yang dimarahi oleh Dion.

Keyla berjalan ke meja kerja Dion. Dia meletakkan 2 cangkir kopi disana sesuai apa yang diucapkan oleh Dion pada Jonathan.

"Aku hanya butuh secangkir kopi." Ucap Dion datar. Dia mengambil salah satu kopi itu dan meneguknya.

Keyla menatap Dion dengan dahi berkerut. Nyatanya bukan hanya Jonathan yang buat bingung, Keyla justru sudah merasakan hal itu sejak tadi.

"Bukannya tadi Bapak minta semuanya.?" Tanya Keyla lirih.

Namun Keyla langsung sigap mengambil kopi karna Dion menatapnya tajam.

Keyla langsung duduk di meja kerjanya tanpa berani menatap ke arah Dion lagi.

Terpopuler

Comments

CANTIKA

CANTIKA

sebenarnya masih cinta tp rasa kecewa sulit terhapuskan ya Di

2025-01-30

0

Nuryati Yati

Nuryati Yati

penasaran kisah Dion ma Keyla

2024-01-30

1

Siti Nurhasanah

Siti Nurhasanah

menarik aku suka lanjut Thor

2023-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!