My Secretary
Dion melirik arloji mewah di pergelangan tangannya. Hari ini pengganti sekretaris lamanya sudah mulai dipekerjakan. Dion belum sempat melihat profil sekretaris barunya lantaran belakangan ini sibuk dengan urusan pribadinya dan juga Leo yang baru saja di rawat.
"Jo, ke ruanganku sekarang." Titah Dion begitu menyambungkan telfon ke ruangan Jonathan, asisten pribadinya.
Jonathan yang sudah mengurus perekrutan sekretaris baru, jadi dia yang akan bertanggungjawab jika ada masalah.
Tokk,, tokk,, tokk,,
"Masuk.!" Dion menatap tajam ke arah pintu. Dia terlihat tidak sabar bertemu dengan Jonathan.
"Ada apa Di,,,?" Jonathan bertanya dengan hati-hati. Sudah lama dia bekerja di perusahaan Adiguna dan hampir setiap berinteraksi dengan Dion yang sekarang sudah dipercayakan untuk memegang perusahaan. Jonathan tau betul ekspresi Dion ketika sedang kesal.
"Orang seperti apa yang kamu pilih jadi sekretaris ku.?" Tatapan mata Dion terlihat menelisik.
Baru kali ini Dion merasa tidak suka dengan kinerja Jonathan. Selama ini, apapun yang dikerjakan Jonathan selalu memberikan hasil yang baik. Tapi kali ini Dion merasa kecewa lantaran Jonathan seperti salah dalam merekrut seseorang untuk dijadikan sekretaris.
"Memangnya kenapa Di.? Apa sekretaris baru mu sudah berbuat kesalahan.?"
"Profilnya bagus, dia berpengalaman di bidang ini. Bagaimana bisa dia berbuat kesalahan dihari pertama kerja.?"
Jonathan bahkan bingung sendiri, pasalnya baru 20 menit yang lalu Dion masuk keruang kerjanya, tapi sudah mengeluh tentang sekretaris barunya.
"Dia bahkan sudah melakukan kesalahan sebelum bekerja." Ujar Dion penuh penekan.
"Apa kamu tau kalau sampai sekarang sekretaris itu belum menampakkan batang hidungnya.?"
"A,,apa.?!!" Jonathan telihat syok mendengarnya.
"Dia belum datang.? Bagaimana bisa.?"
Seketika wajah Jonathan berubah pucat. Dia panik, takut kinerjanya akan dinilai buruk oleh Dion. Sedangkan perekrutan sekretaris itu tidak sepenuhnya di ambil alih oleh dirinya, melainkan ada campur tangan anak dan menantu Adiguna.
"Mana aku tau. Kamu pikir aku keluarganya.!" Seru Dion kesal.
"Cepat hubungi dia. 3 menit lagi harus sudah ada di ruanganku."
Perintah Dion membuat Jonathan melongo. Perintahnya terdengar tidak masuk akal, bagaimana bisa memunculkan seseorang yang entah ada dimana hanya dengan waktu 3 menit.
"Tapi Di, bagaimana caranya.? Aku saja tidak tau sekarang dia ada di mana."
"Bagaimana kalau dia masih dirumah."
"Aku tidak mau tau." Potong Dion cepat.
Tokk,,,Tokk,,,
"Permisi."
Ketukan pintu dan suara yang terengah-engah, membuat Dion dan Jonathan menoleh ke arah pintu bersamaan.
pintu yang sejak tadi di biarkan terbuka, kini menampilkan seorang wanita memakai baju kerja yang rapi namun dengan rambut yang sedikit berantakan.
"Maaf saya terlambat."
Ucapnya sambil menunduk.
"Kamu.!" Pekik Dion terkejut. Sejak tadi dia diam dan memperhatikan wanita itu dari bawah sampai atas lantaran merasa mengenalinya.
Begitu melihat wajahnya dengan jelas, seketika langsung membuatnya terkejut.
"Akhirnya kamu datang juga." Jonathan bernafas lega. Ternyata kurun dari 1 menit, sekretaris baru itu sudah datang.
"Astaga Keyla,,, kamu hampir membuatku kena masalah besar." Keluh Jonathan. Dia langsung menghampiri Keyla dan menarik tangannya untuk masuk kedalam ruangan.
"Cepat jelaskan sama atasan kamu, kenapa kamu sampai telat di hari pertama masuk kerja."
"Jangan sampai hari ini juga menjadi hari terakhir kamu kerja."
Jonathan berbicara panjang lebar. Keyla hanya menganggukkan kepala berulang kali, namun tatapan matanya terus tertuju pada Dion yang tengah menatapnya penuh selidik.
"Kamu boleh keluar Jo.!" Tegas Dion. Tatapan matanya tak beralih sedikitpun dari Keyla.
Merasa mendapat keberuntungan karna tidak dimintai penjelasan lebih lanjut, Jonathan bergegas keluar dari ruangan Dion. Meninggalkan Keyla dan Dion yang tidak diketahui oleh Jonathan jika mereka adalah mantan suami istri.
"Maaf Di, aku harus membujuk Leo dulu jadi terlambat,," Jelas Keyla dengan menunduk. Dia tau sudah melakukan kesalahan fatal karna terlambat di hari pertama masuk kerja.
"Apa kamu lupa kalau ini kantor.? Kamu sudah tau kan sedang bicara dengan siapa.?"
"Begini caranya kamu bekerja.?"
Suara Dion terdengar ketus. Dia merasa kalau Keyla tidak melihatnya sebagai atasan, melainkan melihat dirinya sebagai ayan kandung Leo.
"Satu lagi, urusan pribadi tidak untuk dijadikan alasan ketidak disiplinan kamu dalam bekerja. Apa lagi sampai harus menyebutkan nama anak."
"Kamu pikir perusahaan lain akan menerima alasan seperti itu.?"
Tatapan Dion semakin tajam. Dia benar-benar menunjukkan kekesalannya di depan Keyla.
"Maaf, saya benar-benar minta maaf."
"Saya janji ini pertama dan terakhir kalinya saya terlambat."
Nada bicara Keyla penuh penyesalan. Dia juga tidak ingin datang terlambat dan memberikan kesan buruk di hari pertama kali bekerja.
Pekerjaan ini sangat berarti untuknya, karna Keyla benar-benar ingin bangkit dan berdiri dikaki sendiri untuk bertahan hidup dengan Leo.
Meski mendapat pekerjaan ini berkat bantuan Vano dan Celina, namun Keyla ingin membuktikan bahwa dia punya kemampuan untuk bekerja dengan baik dan memberikan hasil nyata untuk perusahaan.
Dion menarik nafas dalam. Meski masih terlihat kesal, namun seperti enggan untuk memperpanjang obrolan dengan Keyla.
Dia beranjak dari duduknya, berjalan mendekati rak dan mengambil setumpuk dokumen disana.
"Pelajari semua dokumen ini." Dion menyerahkan dokumen itu ke tangan Keyla. Meletakannya dengan sedikit menghentak.
"Pelajari dengan teliti dan catat poin - poin penting. Nanti siang ikut aku bertemu klien untuk membicarakan kerja sama ini."
Dion bicara panjang lebar. Keyla hanya diam. Dia mendengarkan dengan baik apa yang diperintahkan oleh Dion, namun pikirannya sedikit melayang, mengingat masalalunya ketika bekerja dengan Dion.
"Kenapa diam saja.? Ayo kerjakan." Titahnya tegas.
"I,,,iya,,tapi,,,"
"Apa lagi.?" Potong Dion cepat. Wajahnya masih saja terlihat kesal, seakan banyak hal yang ingin dia katakan namun memilih untuk dipendam.
"Saya harus duduk dimana.? Kalau berdiri rasanya tidak akan sanggup." Tutur Keyla.
Seketika ekspresi wajah Dion berubah. Dia seperti menahan malu.
"Duduk disana.!" Dion menunjuk tempat duduk dan meja kerja yang biasa ditempati oleh sekretaris lamanya. Setelah itu, langsung kembali ke meja kerjanya.
"Makasih." Ucap Keyla sebelum pergi ke meja kerjanya.
Keyla meletakkan setumpuk dokumen itu di mejanya, kemudian duduk dan mulai mempelajari semua berkas penting yang akan dibahas pada pertemuan nanti siang.
Bertahun-tahun tidak bekerja, sudah pasti akan ada kendala yang di hadapi. Keyla butuh konsentrasi ekstra agar tidak melakukan kesalahan.
Keyla sudah fokus pada pekerjaannya, dia begitu serius membaca dan mempelajari lebih dulu sebelum mencatat poin-poin penting.
Ini hari pertama dia bekerja, tapi sudah dihadapkan dengan pekerjaan yang mengharuskan terjun langsung kelapangan.
Kalau saja bukan Dion, pasti pemegang perusahaan tidak akan mengambil resiko dengan mempercayakan semua itu pada sekretaris baru.
Mungkin karna sudah tua kemampuan Keyla, Dion jadi berani memberikan tugas itu padanya.
Dalam keadaan fokus dan serius, Keyla tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya.
Sepang mata yang menatapnya penuh arti. Dia yang dulu menatap penuh cinta, kini disertai dengan kekecewaan.
Kehadiran Keyla diperusahaan, membuatnya kembali mengingat masa lalu ketika bertemu pertama kali dengan Keyla di perusahaan ayahnya.
Seorang anak CEO, jatuh cinta pada karyawan perusahaan.
Kalau bukan karna perjuangan dan usaha yang keras untuk membujuk sang ayah, mungkin Dion tidak akan menikah dengan Keyla.
Kehadiran Keyla memang mengejutkan, banyak hal peibadi yang tentunya ingin dibicarakan oleh Dion. Namun karna harus profesional bekerja, Dion harus menunda niatnya selama masih jam Kantor.
Dion enggan mencampur adukan urusan pribadi dengan pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
thorrr aku baca lagi ceritamu ni blom bisa muv on😀😀
2024-06-12
0
Nuryati Yati
mampir lg thor..
2024-01-30
0
v_cupid
sipp
2023-07-23
1