Episode 2

Dalam perjalanannya, Ronny yg memilih mengendarai mobil sendiri untuk sampai ke tempat yg dituju.

Setelah 2 jam perjalanan, ia tiba-tiba teringat sesuatu dan kemudian Ia menepikan mobil, mengambil ponsel

dan membuka maps sambil bekal yg dibawanya.

Setelah beberapa saat berselancar mencoba mencari sesuatu dalam aplikasi benda pipih canggih itu, ia melanjutkan perjalanannya .

 1 jam kemudian Ronny telah sampai dilokasi yg ia tuju. Di tempat yg dijanjikan  ia sudah disambut oleh

kenalannya.

Ronny turun dari mobil, dan segera menemui pria tua yg sudah menunggunya.

 "Dengan pak Mulyo?"

Sapa Ronny pada pria tua yg sudah lama menunggunya disana.

 "Ahh.. iya benar mas. Itu saya" jawab bapak tersebut

 "Mas Ronny kan? Selamat datang di desa kami, mas" sambut pak Mulyo ramah.

 Pak Mulyo merupakan tenaga pemasaran di perternakan terbesar desa tersebut.

 Pak Mulyo sudah berusia 55 tahun, tapi tak menyurutkan semangatnya mencari nafkah.

 "Mari mas, kita langsung saja temui pak Purnomo. Saya udah buat janji dengan beliau" ajak pak Mulyo

 "Oh... Bagus pak. Semakin cepat semakin baik..hehee" sahut Ronny senang.

 Sesampainya 10 menit kemudian, mereka pun segera masuk menuju kantor kecil Purnomo.

 Terlihat disana ada beberapa orang tenaga kerja berkumpul disatu ruangan.

Perkenalan singkat antara keduanya dilanjut dengan kesepakatan kerjasama pun berlangsung dengan ringan.

 Purnomo adalah seorang pria berusia 48  thn yg berwawasan luas juga hangat.

 Mereka bertiga mengobrol banyak hal, bahkan tentang pengalaman masa muda Purnomo.

 Purnomo adalah salah satu lulusan terbaik pada masanya di universitas yg sama dengan Ronny.

Dan ternyata sahabat karib Purnomo menjadi salah satu dosen yg mengajar Ronny.

Purnomo dan sahabatnya itu berpisah saat ia memutuskan kembali ke kampung halaman untuk memajukan

perekonomian penduduk desa.

 Setelah saling bertukar ceritadan nomer ponsel, mereka dikejutkan oleh panggilan seseorang kepada Purnomo.

 Terdengar suara langkah seseorang masuk ke dalam ruang kerja Purnomo dengan terburu-buru.

Gadis itu langsung memeluk Purnomo begitu saja tanpa menyadari ada orang lain yg sedang berada disana.

Ronny pun terkesima dengan wajah manis seorang gadis yg merupakan putri tunggal rekan bisnisnya saat ini.

Ronny pun terkesima dengan wajah manis seorang gadis yg merupakan putri tunggal rekan bisnisnya saat ini.

 "Ayaaah... Zahri kangen" gadis yg sedang bergelayut manja duduk dipangkuan rekannya itu merupakan anak tunggal dari Purnomo.

 Ia sudah beberapa bulan ini mengikuti tugas KKN di salah satu instansi pemerintahan yg cukup jauh dari

tempat tinggal mereka.

Zahri Sakura, nama lengkap gadis manis itu. Kuliah jurusan Manajemen Informatika Komputer di kampus swasta satu-satunya kota kabupaten.

 65 menit jarak yg harus ditempuh oleh gadis itu setiap harinya menggunakan angkutan umum menuju tempat ia melanjutkan study.

Hubungannya dengan sang ayah sangat dekat. Maka dari itu, ia lebih memilih pulang pergi ke kampus tiap

harinya  daripada harus ngekost berhari-hari tanpa melihat ayah tercinta.

 "Ayah tau kamu kangen"

"Tapi ayah juga gak ajarin kamu bertingkah kurang sopan seperti ini dihadapan tamu" cecar Purnomo sembari memberi kode pada Zahri untuk melihat ke belakangnya.

"Eehh...." Zahri bergidik mendengar penuturan ayahnya.

Dengan perasaan campur aduk ia perlahan menoleh ke belakangnya.

 Degh.....

 Degub jantungnya seakan berhenti saat melihat sosok pria tampan yg tersenyum geli melihatnya.

 Zahri mengangguk kikuk membalas senyum Ronny yg sekarang malah menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya mencoba menahan tawa.

Tanpa aba-aba Zahri yg terlanjur malu itupun langsung melarikan diri meninggalkan ruangan kerja ayahnya.

Zahri yg wajahnya sudah memerah seperti tomat itupun terus berlari menuju rumahnya yg berjarak 100 meter dari kantor kecil Purnomo.

Malam harinya ...

Ronny diundang Purnomo makan malam bersama dikediamannya.

 Mitha Putri, istri Purnomo yg sehari-hari berperan sebagai ibu rumah tangga, telah memasak beberapa lauk dan sayur pendamping untuk menjamu tamu mereka, Ronny.

Tibalah saat makan malam....

Pak Mulyo dan Ronny beserta kedua tuan rumah telah duduk bersila di ruang tamu yg merangkap sebagai ruang keluarga.

Rumah Purnomo memang tidak besar seperti layaknya pengusaha ternak yg cukup besar seperti dirinya.

 Ukuran rumah milik Purnomo layaknya seperti rumah di desa-desa pada umumnya. Hanya sepetak kecil, tapi

memiliki tanah pertanian, perkebunan dimana-mana.

"Mari kita mulai makan" Mitha meletakkan lauk terakhir yg sudah ia siapkan.

"Loh, bu..."

"Mana Zahri. Cepat panggilkan makan malam bersama" pinta Purnomo

"Putri manjamu itu sejak pulang ke rumah langsung mengurung diri setelah mandi sore" jelasnya.

"Kelakuannya makin menjadi-jadi saja" lanjutnya menggeleng kepala heran.

 Purnomo menjelaskan tentang kejadian sore tadi kepada istrinya dengan sedikit berbisik, namun masih dapat

terdengar oleh Ronny dan pak Mulyo.

Mereka kompak menahan tawa demi sang putri agar tidak semakin malu sendiri.

 "Ayo bu, ajak putrimu makan bersama" pinta ayah zahri lagi.

 "Baiklah ...ibu coba" sahut istrinya seraya bangkit dari duduk.

 Tak lama kemudian, Mitha berhasil membujuk putri manjanya untuk duduk bersama menyantap makan malam sebagai jamuan sekaligus syukuran atas resminya kerja sama antara Ronny dan Purnomo.

 Zahri melirik sedikit Ronny yg tengah tersenyum menatapnya.

Seketika wajah zahri memerah teringat dengan kejadian tadi sore.

Ronny usil mengedipkan sebelah matanya pada Zahri. Dan wajah zahri pun semakin memerah. Ingin rasanya ia menangis saat itu juga karena sangkin malunya.

Keesokan paginya...

Ronny yg telah bangun awalmemakai pakaian joggingnya untuk lari ringan berkeliling sejenak menikmati suasana tenang desa tersebut.

 Tibalah Ronny di sungai kecil desa itu tanpa sengaja. Sebenarnya Ronny saat itu tersesat, salah ambil jalur

kembali ke rumah singgah yg kepala desa setempat sediakan.

 Ronny membuka sepatu dan kaus kakinya. Berjalan pelan diatas batu sungai yg sedikit licin.

Ketika ia mencoba mencecahkan kakinya ke dalam air. Ia terjingkat kaget dengan suhu dingin air sungai yg

jernih itu.

Ia pun kembali ke tempat awal ia buka sepatu. Kemudian berlari kembali menyusuri jalanan desa.

Dijalan Ronny berpapasan dengan beberapa petani yg bersiap-siap ke sawah.

Ronny bertanya arah untuk kembali ke rumah singgah.

Saat ditengah perjalanan, Ronny bertemu kembali dengan Zahri yg sedang sibuk menangkap kelinci peliharaannya yg kabur.

Zahri berusaha menangkap kelinci tersebut, tapi si kelinci terus saja menghindari Zahri dengan melompat kesana kemari.

Ronny pun bersigap membantu Zahri menangkap kelinci berwarna bronze itu.

Kini keduanya telah mengepung sikelinci dari dua sisi.

Ketiganya diam tak bergerak sambil tetap mengawasi langkah lawan bak adegan koboi di film jadul.

 Hanya terdengar suara desiran angin menubruk daun-daun pepohonan. Sampai mereka bertiga bergerak melompat bersamaan...

Buughhh.... Suara jatuh terdengar. Oh Tidak, tepat nya suara tubrukan jatuh yg terdengar.

Ternyata, bukan kelinci bronze yg nakal itu yg tertangkap. Melainkan Ronny dan Zahri saling menangkap tangan mereka.

Kepala mereka yg berbenturan kuat kini muncul benjolan.

"Awwww....sakiiittt" rintih Zahri dan Ronny kompak.

Keduanya saling tatap, lalu tertawa lucu bersama.

Dimana si kelinci nakal????

Dia sudah kembali melompat lompat seperti tertawa girang menang menuju kandangnya.

"Ronny..." pria tampan di hadapan Zahri mengulurkan tangan padanya.

"Zahri..." Dengan ragu-ragu ia menyambut  uluran tangan Ronny.

***

Agenda Ronny siang itu adalah mengecek perternakan Purnomo. Ia berkeliling ditemani oleh pak Mulyo dan

Purnomo sendiri untuk menjelaskan cara Purnomo merawat ayam-ayam ternaknya.

Sore harinya, Ronny dan Zahri yg telah sepakat untuk berteman. Meminta Zahri untuk menunjukkan pesona desanya. Agar ia tidak kembali tersesat seperti pagi itu.

3 hari sudah Ronny mempelajari kondisi perternakan milik Purnomo. Saatnya ia kembali ke rumahnya. Lebih cepat dari jadwal yg sudah ia susun.

Ronny berpamitan pada pak Mulyo dan Purnomo sekeluarga. Ada rasa tak rela yg Zahri rasakan saat Ronny akan kembali ke kota.

Ronny menatap lekat dua bola mata coklat milik gadis manis dihadapannya kini.

Ronny pun merasakan enggan pergi setelah menghabiskan beberapa waktu keceriaan bersama dengan Zahri.

Tapi, ia tetap harus kembali ke kota untuk menjalankan perusahaan kecilnya

Ditengah perjalanan, Ronny pun memiliki rencana lain dibenaknya untuk menggunakan 1 hari berlibur bersama istri tercinta, Dayana.

Ronny merasa sudah cukup lama ia dan Dayana tidak menghabiskan waktu berdua saja. Ia kemudian mengetikkan pesan singkat untuk sang istri.

*******

Hari - hari berjalan seperti biasa sampai waktu ketika Dayana ingin membuka ponsel suami untuk mengirim  beberapa foto mereka yg tersimpan di ponsel suaminya.

"Terkunci..." Dayana heran. Sejak kapan suaminya mengunci layar ponsel.

Dayana meletakkan ponsel Ronny kembali dan mencoba menanyakan hal itu pada Ronny.

Baru selangkah Dayana melangkah, ponsel Ronny berbunyai. Kemudian ia mengambilnya kembali.

Dayana menatap identitas nama yg tertera dilayar ponsel tersebut.

 *Bronze Bunny*

 "Siapa ini..." Pikir Dayana resah

Tuuutt...tuutt...tuuuttt....

Suara telepon pun terputus saat Dayana mengangkat panggilan itu.

 "Ada apa..." Ronny tiba-tiba muncul dari arah belakangnya.

"Ada yg nelpon kamu mas"

 "Bronze Bunny... Siapa itu?" Dayana menelisik gelagat suaminya yg mendadak gugup.

 "Oohhh .. itu nama toko kue" kilah Ronny sekenanya

Ronny mengambil ponselnya dari tangan Dayana, dan berlalu begitu saja. Ponsel itu pun tak lama kembali

berbunyi.

 Dayana merasa curiga dengan perilaku suaminya belakangan ini. Tak pernah sekalipun suaminya menjauhi

dirinya saat menerima telepon seseorang.

Namun, sejak kembali dari desa beberapa yang minggu lalu, perilaku suaminya sedikit berubah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!