Chapter 6

"Kau!"

Lin berteriak marah ketika ia menemukan pria yang dicarinya sedang berdiri di tengah ruangan besar itu. Ia segera bergerak menghampiri dengan posisi mengancam.

Nate bergerak mundur dengan cepat, namun langkahnya tertahan meja kerjanya sendiri di belakang, membuatnya terpaksa berhenti.

Pria itu benar-benar merasa sangat sial hari ini. Tidak sengaja ia menjatuhkan bolpoinnya saat sedang mengamati Lin. Dan Lin, tidak seperti wanita lainnya, bukannya lari ketakutan tapi malah menghampirnya. Hal ini tidak sesuai dengan perkiraan Nate sebelumnya.

Melihat Lin tidak ragu untuk menghampirinya, Nate mengangkat satu tangannya, mencoba menyuruh wanita itu berhenti.

"Tu-Tunggu. Jangan mendekat lagi."

"Kenapa? Takut?" Tantang Lin. Hari ini ia bertekad akan menghajar pria kurang ajar itu.

Mendengar tantangan itu, membuat dahi Nate berkerut dalam. Apa? Takut?

Seumur hidupnya, ia tidak pernah takut pada kematian. Hampir setengah dari masa hidupnya, ia habiskan di medan perang. Berjuang untuk sesuatu yang bahkan ia tidak memahami atau mempedulikannya. Ia justru mengejar datangnya kematian itu sendiri.

Perkataan Lin sedikit membuat harga dirinya terusik.

"Takut? Kenapa mesti takut?" Pria itu tersenyum miring, mengejek.

Kuping dan emosi Lin terasa panas saat ini. Pria di depannya ini benar-benar membuatnya naik darah. Dengan marah, ia pun segera menyerang pria di depannya.

Hanya dalam beberapa langkah, pria itu membalikkan serangannya dengan mudah dan membuat posisi Lin menjadi di depan tubuhnya dengan jepitan di bagian lehernya.

Wajah Nate berada di atas kepala Lin. Posisi yang terlambat disadari Nate, ternyata merugikan dirinya sendiri.

Pria itu mulai merasakan pengaruh yang sama seperti waktu itu, ketika ia mencium aroma rambut wanita di depannya.

"Ugh..."

Sedikit terhuyung, Nate melepaskan Lin dan mundur ke belakang. Ia mulai merasa kontrol dirinya mulai meninggalkannya. Bahaya.

Tapi Lin yang melihat kesempatan, malah mendorong kasar pria itu ke arah meja, sehingga badan Nate jatuh terlentang di meja dengan tubuh Lin di atasnya. Keduanya saling menempel.

Nafas keduanya mulai terasa berat. Yang wanita dengan perasaan marah, sedangkan sang pria mulai merasakan kewarasannya meninggalkan otaknya dengan cepat.

Ia harus segera melepaskan diri dari wanita ini!

Lin duduk di atas perut Nate, menekan kedua lengan pria itu di kedua sisi kepalanya. Membuat Nate tidak bisa bergerak dengan bebas, tanpa harus menyakiti wanita di atasnya.

"Sekarang kau tidak akan kemana-mana!" Kata Lin dengan penuh rasa geram.

"Le-Lepas..." Suara pria itu terdengar lirih. Ia memalingkan kepalanya, mencoba mencari cara untuk kabur.

Mendengar suara lirih itu, Lin mengernyitkan dahinya. Ada apa lagi dengan pria ini?

Saat pria itu kembali menatap dirinya, Lin memperhatikan bahwa pupilnya semakin membesar dengan cepat dan tidak wajar, yang pada akhirnya menutupi keseluruhan iris matanya yang awalnya berwarna kelabu muda.

Wanita itu merasakan tubuh pria di bawahnya mulai bergetar pelan, dan dahinya terlihat berkeringat. Ia juga melihat bahwa tatapannya mulai berubah, yang tadinya terlihat cemas menjadi... penuh n*fsu?

Mencium adanya bahaya, Lin segera melompat dan menjauhi tubuh pria itu.

Ketika ia melihat pria itu berdiri, terlihat ekspresinya yang jauh berbeda dari sebelumnya. Lin memperhatikan bahwa mata pria itu telah menghitam, dan tatapan matanya terlihat lapar, mengarah pada dirinya sendiri.

Raut muka Lin mulai memucat. Ia menyadari sesuatu. Pria ini akan menyakitinya.

Dengan cepat, Lin bergerak menuju pintu keluar untuk menyelamatkan diri.

Tapi pria itu entah bagaimana, sudah berada di belakangnya dan menutup pintunya dengan keras. Tubuhnya yang besar menghalangi wanita itu untuk bergerak kemana pun.

Kedua kakinya telah dijepit oleh kaki panjang pria di belakangnya, membuatnya terjebak dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Tangan-tangan pria di belakangnya mulai naik dan mengelusnya dengan perlahan.

Lin memejamkan kedua matanya dengan erat ketika merasakan kedua tangan besar pria itu bergerak dari arah bokongnya dan menuju dadanya. Dia mulai meremasnya. Oh Tuhan.

Lelaki itu meletakkan dagunya di bahu Lin dan saat menggeram, Lin bisa merasakan hawa panasnya yang kuat. Pria ini sudah dikuasai oleh naluri liarnya.

Ia mulai menciumi telinga dan leher wanita di depannya. Nafasnya terdengar memburu.

Salah satu tangan pria itu turun mengusap perutnya yang rata, dan menuruni pinggulnya menuju area pribadinya.

Tubuh Lin mulai meremang, ketika menyadari bahwa tangan lelaki itu memasuki roknya dan mulai menuju ke arah pakaian dalamnya.

"Ja-Jangan..."

Lin berusaha untuk bergerak dan menolak, tapi tubuhnya benar-benar terhalang oleh kekuatan pria itu. Ia tidak bisa kemana-mana.

Tanda disadarinya, wanita itu mulai menangis ketika merasakan bahwa area pribadinya telah dijamah oleh lelaki asing. Lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.

Jari-jemari lelaki itu dengan perlahan bergerak memasuki area pakaian dalamnya.

"Ti- Tidak! Hentikan!"

Sekuat tenaga Lin berusaha menggerakkan tubuhnya, tapi tubuh pria di belakangnya sama sekali tidak bergeming. Tolong!

Nate bisa merasakan tubuh wanita di pelukannya bergetar pelan.

Dan entah karena apa, tiba-tiba kesadaran Nate secara perlahan mulai kembali.

Ia tersentak dari kegiatannya menciumi leher wanita di depannya, dan segera menarik tangannya keluar.

Pria itu segera mundur dan menjauhi wanita di depannya.

Menyadari pria itu tidak menempel dibelakangnya lagi, Lin memegang kedua kerah bajunya dengan erat dan segera lari untuk keluar dari ruangan itu tanpa menoleh lagi.

Nate yang saat itu bersandar pada meja di belakangnya, hanya bisa memandang kepergian wanita itu dan menatap nanar kedua tangannya yang gemetar. Oh Tuhan. Apa yang telah kulakukan padanya?

Pria itu masih mematung dalam posisinya selama beberapa waktu. Bingung dengan keadaan yang menimpanya saat ini.

Sementara itu, telah terjadi kehebohan di ruang rapat direksi. Mereka menyaksikan sang owner di dorong dengan paksa ke mejanya dan bahkan ditindih oleh seorang wanita.

Dan kejadian itu sangat cepat, setelah itu keduanya pun berubah posisi lagi. Dan layar kembali menampilkan gambar meja kerja kosong seperti sebelumnya.

Meski tidak bisa melihat ekspresi keduanya karena terhalang tubuh mereka sendiri, tapi para petinggi menjadi khawatir dengan keselamatan sang owner.

"Pak Marcus. Apa tidak sebaiknya Anda menghubungi Tuan Axelle? Ia mungkin berada dalam bahaya."

Salah satu dari mereka akhirnya berani untuk bersuara.

"Benar Pak." Yang lainnya mengiyakan serempak.

Saat itu, tidak ada yang bisa membaca ekspresi pria dingin di depan mereka. Tidak ada yang tahu bahwa Marcus juga sedang bingung dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Sejujurnya, ia juga cukup shock dengan kejadian ini.

Selama ia berada di sisi atasannya, belum pernah sekalipun pria itu terlibat dengan seorang wanita, apalagi wanita manusia. Marcus bahkan tidak pernah tahu bagaimana cara pria itu untuk memuaskan kebutuhan lahiriahnya selama ini.

Yang patut ia syukuri dari kejadian ini adalah, Nate sempat mematikan suara dari laptopnya, membuat semua orang tidak dapat mendengar pembicaraan mereka.

Meski Marcus tidak tahu apa isi pembicaraan antara Nate dengan wanita itu, tapi yang pasti bukan hal yang baik untuk menjadi konsumsi publik.

Menghela nafasnya pelan, pria dingin itu akhirnya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

"Tuan Axelle akan baik-baik saja. Sebaiknya sekarang kita masuk ke risalah agar meeting dapat segera diakhiri hari ini."

Para petinggi saling berpandangan, tapi tidak ada yang berani membantah instruksi itu. Mereka juga sebenarnya sudah cukup lelah seharian ini.

Secara perlahan, masing-masing menempati posisinya dan mulai membahas satu per satu hal-hal yang menjadi kesimpulan meeting dan rencana yang akan mereka jalankan untuk 3 bulan ke depan.

Marcus benar-benar berusaha memfokuskan fikirannya saat ini. Benaknya berkecamuk dengan berbagai pertanyaan dan juga kekhawatiran mengenai keadaan atasannya. Ia harus sesegera mungkin mengakhiri pertemuan hari ini.

Dengan tidak sabar, pria itu beberapa kali melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 17.00. Cepatlah!

Terpopuler

Comments

Win_dha88

Win_dha88

masih penasaran dengan Aroma V....

apakah aroma V BTS ...🤔

2022-01-20

0

Gadjahdior

Gadjahdior

Sejauh ini bagus, aku suka alurnya thor.. Semangat yaaa, pasti nanti banyak yang like n komen.. 😍😍😍

2022-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Blurb & Disclaimer
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chalter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Epilog
82 Pengumuman
83 Promo Karya Baru
84 Pengumuman karya baru
85 Promo Karya Terbaru 2023
86 Promo karya Januari 2024
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Blurb & Disclaimer
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chalter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Epilog
82
Pengumuman
83
Promo Karya Baru
84
Pengumuman karya baru
85
Promo Karya Terbaru 2023
86
Promo karya Januari 2024

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!