Daniel mengangguk-angguk mendengar cerita Bella tentang keteledorannya hingga menghilangkan uang sejumlah dua milyar. Bella tahu jika Bastian memberikan uang lebih banyak dari itu. Tapi tetap saja, Bella merasa menyesal kenapa tidak langsung berkata jujur pada Kakaknya hingga Bastian merenggang nyawa.
"Apa kamu menyukai si Stefan itu?" Tanya Daniel terdengar aneh untuk Bella.
"Pertanyaan apa itu?" Protes Bella berpaling sebab tatapan Daniel terasa mengobrak-abrik pertahanannya.
"Jawab saja sayang."
"Aku tidak pernah menyukai siapapun." Jawab Bella pelan.
"Belajarlah menyukaiku.." Jantung Bella semakin berpacu, mendengar suara lembut Daniel membelai telinga. Apalagi permintaan dari Daniel yang memang sejak awal sudah di rasakan. Bella semakin salah tingkah dan menggeser tubuhnya perlahan untuk menjauh dari Daniel." Kita tidak boleh berjauhan." Dengan cepat Daniel mencegah Bella menjauh dengan merangkul kedua pundaknya.
"Kamu melanggar perjanjian itu Kak."
"Tidak sayang. Aku tidak melakukan sesuatu yang lebih dari ini. Aku juga ingin kamu bisa lulus dengan nilai baik. Tapi tetap saja, kamu istriku dan sudah seharusnya kita tidak boleh berjauhan." Bella hanya mematung tanpa melawan dan membiarkan Daniel melakukan sesuatu yang seharusnya bisa di atasinya.
"Aku tidak terbiasa di sentuh seperti ini." Daniel tersenyum dengan mata sipitnya.
"Aku sering melihat Bastian melakukan ini."
"Dia Kakakku."
"Dan aku suamimu.." Bella mendes*h lembut. Dia sadar jika perjanjian kemarin tidak akan bisa jadi pembatas antara dia dan Daniel. Walaupun pernikahan di lakukan sangat sederhana. Tapi kini, Daniel sudah resmi menjadi suaminya.
"Aku hanya ingin melanjutkan sekolah dulu."
"Aku mendukung itu. Tapi aku ingin, aku satu-satunya lelaki yang dekat denganmu. Jadi aku mohon, belajarlah menyukaiku. Aku berjanji akan menahan diri sesuai dengan keinginanmu." Daniel menoleh dengan sedikit menunduk ke arah Bella yang masih mematung.
Aku memang sudah menyukaimu..
"Hmm.. " Jawab Bella lemah.
"Terimakasih." Daniel memiringkan kepalanya dan memberikan satu ciuman lembut pada pipi Bella.
Cup!
Tubuh Bella semakin menegang hingga membuatnya tiba-tiba kekurangan oksigen untuk bernafas. Tarikan nafas beberapa kali berhembus dengan detak jantung yang hampir meledak.
"Aku lapar sayang. Bisakah aku mendapatkan satu porsi makanan." Bella tersenyum aneh lalu berdiri.
"Bisa. Sebentar Kak." Bella pergi dengan cepat, membuat Daniel terkekeh melihat kekonyolan yang Bella tunjukkan.
"Ahh Kak Daniel..." Gumam Bella pelan. Dia membuka kulkas dan baru menyadari jika semua bahan habis. Hanya ada telur dan sayuran.
Tap!!
Bella terpekik kaget melihat Daniel sudah berdiri di balik pintu kulkas. Bella menunduk dan mencoba menghindari tatapan mata Daniel yang menghujam jantungnya.
"Astaga Kak.."
"Maaf.."
"Akan ku pesankan saja. Tidak ada bahan, hanya ada telur dan sayuran." Bella mengatakan itu tanpa melihat ke arah Daniel.
"Ya sudah tidak apa."
"Jadi? Pesan saja?"
"Tidak. Aku mau kamu yang memasak untukku. Buatkan sesuatu dengan bahan itu dan aku akan memakannya."
"Hm baik Kak. Tunggu di depan, jika sudah siap, nanti ku panggil." Bella berusaha melihat ke Daniel.
"Aku tunggu di sini. Aku khawatir kamu takut." Daniel menggeser satu kursi dan duduk.
"Ini di rumahku Kak. Aku tidak akan takut."
"Sudah terlanjur duduk sayang." Bella kembali membuka pintu kulkas dan mengambil bahan-bahan yang ada.
Bella memasak seraya sesekali melirik ke Daniel yang tengah sibuk dengan ponselnya. Lucas mengirimkan sebuah foto gudang yang sudah bersih dan siap di gunakan. Daniel merasa senang dan langsung melakukan panggilan telepon.
"Jadi bagaimana?
"Besok pagi mesin sudah bisa di kirim Tuan.
"Terimakasih Lucas.
"Siap melayani Tuan. Mungkin sore ini, mobil yang saya pesan sudah datang jadi Tuan bisa mengunakan mobil yang saya bawa.
"Pakai saja mobil itu. Aku memakai yang baru datang nanti.
"Kenapa begitu Tuan?
"Aku tidak ingin terlalu mencolok. Sebelum perusahaan benar-benar bisa berdiri. Aku tidak mau Marko mengendus keberadaan ku.
"Hm begitu. Baik Tuan.
Daniel mengakhiri panggilan, bersamaan dengan datangnya sajian sederhana yang Bella suguhkan. Sebuah omelette lengkap dengan sausnya tersaji di hadapannya.
Meskipun aku belum memiliki apa-apa tapi aku sudah memilikinya.. Bau harum omelette buatan Bella membuat perut Daniel langsung meronta. Tanpa menunggu di persilahkan, Daniel melahap satu potong omelette lalu mengunyahnya pelan. Rasanya sangat sedap, seolah Bella menambahkan bumbu khusus di dalamnya.
"Mau ke mana?" Daniel menahan Bella yang akan pergi.
"Ke kamar. Aku ingin tidur sebentar."
"Temani aku makan."
"Jangan manja Kak."
"Hm sebab kamu yang hanya boleh manja padaku." Daniel berdiri lalu mendudukkannya di kursi miliknya sementara dia menggeser kursi baru dan duduk di sana." Omelette ini enak sekali. Kamu harus coba." Daniel memotong omelette dengan sendok lalu menyodorkannya ke bibir Bella.
"Aku tidak mau Kak. Aku sudah bosan dengan baunya." Protes Bella menolak.
"Jangan manja. Coba dulu." Bella tersenyum mendengar itu dan berusaha melihat ke arah Daniel.
"Aku serius Kak. Aku tidak berselera.."
"Coba dulu sebab ini bukan dari tanganmu." Rajuk Daniel membalas tatapan Bella sehingga manik keduanya bertemu.
"Tapi itu masakanku." Daniel mendorong sendok ke mulut Bella dengan lembut sehingga Bella terpaksa membuka mulutnya. Ini enak.. Bella mengunyahnya pelan seraya mengalihkannya pandangannya.
"Enak?" Bella mengangguk dan Daniel tersenyum." Nanti sore, sudah ada mobil meski tidak bagus. Tapi dengan mobil itu, aku bisa mengantarkan mu ke sekolah besok." Imbuhnya menyuapi Bella lagi.
"Aku biasa berangkat sendiri Kak." Tolak Bella sudah terbiasa terdidik untuk melakukan semuanya sendiri.
"Sekarang aturan dari Bastian sudah tidak berlaku sayang. Selain mengantarkan sekolah, aku juga ingin memberitahu pihak sekolah jika sekarang aku yang menjadi wali murid untuk kamu."
"Jangan bicara macam-macam ketika di sekolah."
"Iya. Aku akan menemui kepala sekolah lalu pulang."
"Aku benar-benar malu jika sampai ketahuan sudah menikah denganmu." Bella kembali melihat Daniel sehingga membuatnya merasa jika kata-kata yang di lontarkan tadi tidaklah sesuai. Malu? Dia bahkan seperti malaikat dan lebih keren daripada bocah lelaki di sekolahku..
Cup..
Daniel kembali memiringkan kepalanya dan menempelkannya bibir hangatnya pada pipi Bella sedikit lama. Mengirup kuat-kuat aroma kulit Bella yang sudah menjadi istri syahnya.
Cukup lama itu terjadi, hingga tangan Bella menjauhkan wajah Daniel agar menyudahi adegan yang membuatnya semakin tegang.
"Bau kulitmu menempel di hidungku." Ucap Daniel tersenyum, lalu melanjutkan makannya.
"Jangan sembarangan melakukannya."
"Hm jika di luar. Tidak untuk di rumah."
"Di rumah juga." Jawab Bella dengan wajah memerah.
"Aku melakukannya agar kamu cepat mencintaiku, tidak ada niat lain sayang."
"Tetap saja aneh Kak." Protes Bella meninggikan suaranya.
"Oke. Maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi."
"Hmm..." Bella mengunyah suapan demi suapan yang di berikan Daniel. Membuatnya mengingat kebersamaan dengan Bastian. Entah kenapa, aku merasa jika Kak Daniel mirip dengan sikap Kak Bas yang dulu. Manis, perhatian dan tidak pernah berucap kasar. Bella merasakan penyesalan tentang penilaian soal Bastian di dua tahun terakhir. Seharusnya aku sadar, jika sesungguhnya Kak Bastian tidak pernah berubah.. Dia hanya menginginkan aku menjadi kuat agar jika terjadi sesuatu seperti sekarang aku tidak gampang di tindas. Tiba-tiba saja dada Bella terasa bergemuruh, menyadari jika Bastian sangat menyanyanginya di saat dia sudah tidak ada.
Air mata perlahan jatuh, namun tangan Daniel dengan cepat menyekanya. Bella menunduk, sehingga Daniel memajukan tubuhnya agar Bella bisa bersandar pada pundaknya.
"Ada aku.. Tenanglah. Aku akan menjagamu sebaik dia." Daniel mengelus puncak kepala Bella dan sesekali mencium puncak kepalanya, sehingga membuat Bella memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Daniel, tanpa sepengetahuannya.
Ini memang sangat nyaman, wangi dan.. Bella menarik nafas panjang, merasakan otot-otot pundak Daniel tersentuh oleh tangan kecilnya. Dia mengencangkan tangisnya sehingga Daniel mengeratkan dekapannya.
~Riane
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Imha Dimas
Aaaaaaaaaaaaaa Kangen Bastian Thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-05-17
2
💮Aroe🌸
sayang dan cinta, timbul dari rasa nyaman...
2022-01-13
2
💮Aroe🌸
sayang dan cinta, timbul dari rasa nyaman...
2022-01-13
1