"Apa ini Kak!!" Bella meletakkan kasar surat di atas meja. Daniel memungut surat tersebut lalu membacanya." Apa ini semua rencanamu!!" Imbuh Bella ketus.
"Rencana apa? Aku tidak merencanakan apa-apa." Tutur Daniel dengan santainya.
"Lalu maksudnya apa? Kenapa Kak Bas tiba-tiba memberikanku wasiat gila itu!!" Daniel menarik nafas panjang dan membalas tatapan Bella dengan teduh.
"Dia tidak ingin kamu jatuh ke tangan yang salah."
"Lalu menurutmu kau merasa benar!!" Sahut Bella terlihat sangat marah. Bagaimana mungkin dia menjalankan wasiat itu, jika nyatanya dia masih bersekolah. Apalagi, dia harus menikah dengan orang yang baru di kenal beberapa hari lalu.
Gadis kecil yang tegas... Aku semakin ingin memilikinya meski dia mungkin akan membenciku...
"Bagaimana lagi. Jika Kakakmu memang menginginkan itu."
"Itu pasti paksaan darimu!!" Bella menunjuk Daniel kasar namun Daniel balas dengan senyuman hangat." Kau merasa menang sekarang!!" Imbuh Bella berpaling sebab merasa muak dengan senyuman Daniel, meski dia mengakui jika Daniel, Tampan.
"Aku bukan orang seperti itu Bella. Aku tidak pernah memaksa apalagi mengancam." Tarikan nafas panjang berhembus. Bella merasa jika tidak ada gunanya dia melawan. Meskipun dia terkadang membantah, namun sejak dulu hingga Bastian meninggal, Bella selalu melakukan semua keinginan Bastian.
"Tunggu aku lulus." Jawab Bella seraya berdiri.
"Tidak. Kita akan segera menikah." Bella kembali menoleh ke arah Daniel.
"Tunggu aku lulus! Aku masih sekolah."
"Itu bukan masalah. Lucas bisa mengurus semuanya jika hanya masalah itu. Maaf Bella, sebelumnya Bastian sudah meminta tolong padaku untuk menikahimu. Jadi, aku tidak mau mengecewakannya dengan tidak menuruti perkataannya."
Bukan tanpa alasan Daniel berkata demikian. Awalnya, Daniel memang berniat menikahi Bella setelah lulus sekolah. Tapi setelah mendengar laporan dari Lucas bahwa Marko menginginkan Bella, membuatnya ingin segera menikah dengan Bella.
"Ini gila Kak! Aku masih sekolah!"
"Besok hari Minggu. Kita menikah di depan pusaran Kakakmu.."
Kata-kata terakhir Daniel menggema di fikiran Bella yang saat ini sudah duduk bersama Lisa dan Erin. Kesedihan sudah hilang, musnah dan tergantikan dengan pernikahan gila yang harus di lakukan besok. Bella bahkan tidak di beri waktu untuk berfikir, sehingga menguatkannya akan dugaan jika Daniel memang sudah merencanakan semuanya.
"Sabar Bella.." Ucap Erin pelan." Masih ada kita." Imbuhnya merangkul kedua pundak Bella erat.
"Iya. Kita akan sering menginap jika kamu merasa kesepian."
"Kalian pulanglah! Aku ingin sendiri." Bella berdiri lalu membuka pintu rumahnya lebar.
"Kita akan menginap di sini malam ini."
"Tidak! Pulanglah." Sari dan Erin saling melihat kemudian berdiri lemah menghampiri Bella di samping pintu.
"Hubungi kami jika butuh sesuatu." Sari memeluk Bella sejenak kemudian mencium pipinya.
"Hm iya. Kami pulang ya. Jangan bunuh diri hanya karena merasa sendiri."
"Omong kosong. Pulang cepat." Bella menggiring kedua temannya keluar lalu menutup pintunya keras.
Braaaakkkkk!!!
"Kasihan dia.." Ucap Sari mulai terisak seraya memeluk Erin.
"Dia butuh waktu untuk sendiri. Sebaiknya kita pulang."
"Hmm.." Bella masuk ke dalam kamar Bastian setelah melihat Erin dan Sari pergi dari rumahnya. Dia menarik laci dan menemukan sebuah kotak berwarna hitam. Bella mengeluarkan kotak dan duduk di pinggiran tempat tidur lalu membukanya.
Ada tiga amplop coklat dan sebuah map. Bella mengambil map tersebut dan melihat jika rumah yang di tempati sudah beralih atas namanya. Sebuah kertas putih tidak sengaja jatuh, Bella memungutnya dan melihat sebuah surat wasiat asli.
"Dia membuat ini semalam." Bella mendengus, saat melihat isi surat wasiat asli juga sama dengan surat yang ditemukan dalam dompet. Bastian bahkan mengetik, jika dia menulis itu dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan." Kamu bahkan tidak tahu Daniel seperti apa Kak. Tega sekali!!" Imbuhnya beralih mengambil amplop coklat lalu mengeluarkan sebuah buku tabungan lengkap dengan ATMnya.
💌Untuk sekolah❤️
Bella melihat nominal pada buku tabungan yang tidak main-main jumlahnya. Darimana Kak Bas mendapatkan uang sebanyak ini? Bella beralih mengambil amplop satunya yang berisi buku tabungan juga.
💌Untuk biaya sehari-hari ❤️
Satu triliun? Bella mengambil lagi amplop ke tiga.
💌Untuk biaya pernikahan dan membeli kado keponakanku yang akan lahir nanti hehe❤️
"Sangat tidak waras!! Bagaimana bisa dia menulis ini. Dasar Kak Bas sialan!!!" Umpat Bella langsung berhenti mengumpat ketika dia menyadari jika Bastian sudah tidak ada di dunia ini." Kenapa kamu begitu jahat Kak.. Ini sama saja hukuman seumur hidup untukku." Bella mengembalikan semua ke kotak hitam dan meletakkannya pada tempatnya.
Tiba-tiba terlintas sebuah niat saat matanya menangkap laptop Bastian lengkap dengan mesin printer di meja kerjanya. Bella beranjak dari tempatnya dan duduk di kursi kerja Bastian. Dia membuka laptop lalu mulai menuliskan sebuah perjanjian, agar Bella bisa melanjutkan sekolahnya hingga kuliah meski sudah menikah.
**********
"Apa ini?" Daniel mengambil surat perjanjian yang di berikan Bella. Tentu dia tersungging membaca surat perjanjian tersebut.
"Aku malu jika sampai temanku tahu aku menikah denganmu. Kau harus melakukan itu hingga aku lulus kuliah!"
"Lama sekali sayang." Bella melongok mendengar panggilan Daniel untuknya. Wajahnya memerah karena panggilan Daniel langsung menyentuh hatinya." Bagaimana jika lulus SMA saja. Umurku sudah 28 tahun, apa aku harus memiliki anak ketika sudah tua nanti." Imbuh Daniel menggoda padahal dia tidak masalah dengan isi perjanjian itu.
"Itu urusanmu Kak. Kenapa kau tidak menikah saja waktu masih muda dulu. Dan sekarang kau menekanku agar kau bisa cepat memiliki anak!!" Daniel terkekeh sementara Lucas tersenyum." Aku tidak sedang bercanda!!" Bella menyembunyikan wajah merahnya dengan cara berpaling. Walaupun Bella memang tidak setuju untuk menikah muda. Namun, sejak awal bertemu memang dia sudah tertarik dengan Daniel.
"Menikah itu untuk satu kali dalam seumur hidup. Jika aku belum menemukan seseorang yang pas, untuk apa aku melakukannya."
"Lalu kenapa kau mau mengiyakan permintaan Kakakku! Bukankah nantinya kau akan menyesal sudah menikah dengan bocah sepertiku!! Kau akan bosan lalu menceraikan ku..."
"Aku tidak akan bosan, karena aku mencintaimu." Bella menatap Daniel seraya menelan salivanya kasar." Ini memang terdengar gila, tapi aku benar-benar menyukaimu sejak awal kita bertemu." Imbuh Daniel membubuhkan tanda tangan pada perjanjian yang Bella buat." Aku menyetujui surat perjanjian ini. Ranjang terpisah, tidak boleh menyentuh dan pernikahan kita akan menjadi rahasia. Aku dengan senang hati akan melakukannya karena ini keinginanmu." Daniel menyodorkan lagi surat perjanjian seraya memperlihatkan senyum indahnya.
Aku merasa beruntung atas kejadian naas yang menimpaku..
Bella mengambil surat perjanjian lalu berdiri. Wajahnya terasa terbakar ketika dia mendengar jika sebenarnya Daniel mencintainya.
Meskipun cinta! Tidak seharusnya menikah secepat ini..
"Dan satu lagi Kak. Aku tidak mau tinggal di sini. Rumah ini menyeramkan seperti pernikahan yang akan terjadi besok!!" Tutur Bella ketus. Kakinya berayun melangkah keluar, dengan perasaan antara senang dan benci.
Riane
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Imha Dimas
Love You Bastian 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-05-17
1
Mellan Mana
🥰🥰🥰🥰😘😘😘😘serius sy tidak bosan baca ni novel😁
2022-01-15
1
💮Aroe🌸
di iya in dulu wis....😂
2022-01-13
1