Bagian 8

Bella kegirangan, melihat begitu banyak pesan dari Stefan yang baru saja di bacanya. Dia berbaring dan membaca satu persatu pesan. Saat akan membalas, tiba-tiba ponselnya bergetar dan terlihat sebuah nomer tidak di kenal tertera di layar. Bella tidak menerima panggilan itu dan malah memandangi ponsel hingga panggilannya terhenti.

Baru saja satu huruf di ketik, panggilan itu terlihat lagi hingga membuat Bella mendengus kesal.

"Siapa sih?" Gumamnya pelan.

💌Ini nomerku. Kak Daniel.

"Oh ternyata Kak Daniel." Bella mengetik balasan untuk Daniel dan melupakan pesan dari Stefan yang tengah menunggu balasan darinya.

"Dia hanya membaca pesan itu." Umpat Stefan terduduk di kostan kecil miliknya. Sudah sejak tadi dia menunggu balasan dari Bella dan berniat segera menjerat Bella dengan kata manisnya. Namun, karena Bella berada di rumah Daniel, membuatnya tidak tahu soal chat itu. Ketika Bella memiliki waktu untuk membalas, Bella malah mengobrol dengan Daniel dan melupakannya.

Braaaakkkkk Braaaakkkkk Braaakkkkk...

Wajah Stefan berubah panik ketika terdengar suara pintunya di gedor oleh pemiliknya. Dia mematikan ponselnya dan menyembunyikannya di tempat yang aman. Itu di lakukan karena Stefan tidak ingin pemilik kontrakan menyita ponselnya.

"Stefan!! Keluar!!! Atau aku akan masuk sendiri!!" Tutur pemilik kontrakan kasar.

Stefan beranjak dari tempatnya lalu membuka pintu dengan memasang wajah memelas.

"Mana uang kontrakannya!!" Tagihnya kasar.

"Belum ada Pak.. Beri waktu satu bulan lagi."

"Satu bulan!!! Kau sudah menunggak selama tiga bulan dan sekarang kau suruh aku menunggu lagi!! Kau fikir dulu kontrakan ini di bangun dengan daun." Jawab pemilik kostan geram pada alasan Stefan yang memiliki 1000 cara untuk menghindar.

"Saya tahu Pak. Jika usaha saya berhasil, saya bayar lima kali lipat."

"Aku tidak butuh berlipat-lipat! Aku hanya butuh kau membayar dengan tertib seperti yang lain!!"

"Ayolah Pak saya mohon. Beri saya waktu, ini saya sedang berusaha mencari kerja untuk membayar kontrakan ini." Pemilik kontrakan yang terlalu baik. Merasa iba dengan wajah palsu Stefan yang selalu membuatnya luluh. Dia mengerti keadaan Stefan sebab dulu dia juga pernah berada di posisi tersebut.

"Aku beri waktu satu Minggu. Setelah itu, jika kau belum juga membayar. Silahkan kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini. Dasar!!!" Stefan tersenyum menang, melihat pemilik kontrakan pergi.

"Satu Minggu? Sepertinya aku harus bergerak cepat." Stefan kembali masuk kontrakan dan menutup pintunya.

Sementara Daniel, menarik nafas panjang seraya memandangi ponselnya. Dia tidak sabar menunggu balasan pesan dari Bella yang ternyata yang di tunggu sudah tertidur pulas dengan keadaan tangan menggenggam ponsel.

.

.

.

.

Keesokan harinya, seperti hari sebelumnya. Bastian tidak membangunkan Bella untuk berangkat ke sekolah, sehingga membuat Bella kembali tidak sempat mandi.

"Kak Bas semakin keterlaluan saja!" Umpatnya berjalan ke depan. Setelah mengunci pintu, dia menarik pagar rumahnya yang tiba-tiba saja macet dan tidak dapat di buka." Kenapa lagi ini!" Runtuknya tidak sabar. Bella menggoyang pagar rumahnya hingga menimbulkan suara bising. Dengan bantuan tongkat, Daniel berjalan ke depan dan tersenyum ketika melihat tingkah konyol Bella.

"Kenapa pintunya." Sapanya setengah berteriak.

"Macet Kak." Jawab Bella berteriak. Bersamaan dengan itu, datanglah mobil Lucas yang datang pagi untuk mengantarkan Pak Salim pagi ini.

"Tolong bantu dia." Pinta Daniel pada Lucas. Namun, kedua lelaki itu di buat melongok saat melihat Bella dengan lincahnya memanjat pagar setinggi dua meter.

"Bye Kak." Pamit Bella melambai dan pergi.

"Di luar dugaan." Tutur Daniel bergumam." Tolong susul dia dan antarkan ke sekolah." Pinta Daniel.

"Hmm baik Tuan." Lucas kembali masuk mobil untuk mengantarkan Bella sesuai dengan perintah Daniel. Dan secara kebetulan, Bella belum juga mendapatkan angkot sehingga Lucas memarkir mobilnya tepat di depan Bella yang tengah berdiri." Mari ku antarkan Nona." Tawar Lucas sopan.

Bella segera masuk tanpa berprotes sebab pintu gerbang di tutup sepuluh menit lagi.

"Terimakasih Kak. Ke SMA Bakti Bangsa." Ucapnya memakai sabuk pengaman.

"Tuan Daniel yang menyuruh."

"Hm iya Kak. Sampaikan jika begitu." Jawab Bella mengatur nafasnya setelah berlari marathon." Siapa namamu Kak?" Imbuh Bella bertanya.

"Lucas Nona."

"Em Kak Lucas. Terimakasih ya." Bella tersenyum sejenak kemudian keluar dari mobil bersamaan dengan datangnya Kenan yang tengah berboncengan dengan Fransisca.

Sontak pemandangan di hadapannya membuat Kenan semakin geram dan berfikir macam-macam soal Bella. Apalagi kini yang mengantar Bella mobilnya lebih mewah sehingga membuat Kenan mengumpat di dalam hati.

Dasar pelac*r!!!

"Cih! Miskin saja sok di antar dengan mobil mewah." Gumam Fransisca pelan.

"Kamu membencinya?" Tanya Kenan fokus menatap Bella.

"Iya. Dia menghancurkan hubunganku dengan Samuel.." Imbuh Fransisca menimpali.

"Berarti, kau juga membencinya?" Kenan menoleh ke arah Fransisca seraya tersenyum manis.

"Hm iya. Dia menyebalkan dan sok jadi pahlawan ketika aku sedang membully seseorang. Harusnya dia tidak perlu banyak ikut campur." Gerutu Fransisca mengingat jika Bella sering menolong siswi yang di bully olehnya.

"Bagaimana jika dia yang di bully?" Gumam Kenan pelan.

"Bagaimana caranya? Dia kuat dan tidak gampang di tindas."

"Biar para fans mu yang melakukan."

"Fans ku?" Fransisca tersenyum saat mendengar rencana itu. Sebelumnya dia tidak pernah memikirkan atau berniat soal itu. Kekayaan dan kecantikan yang Fransisca miliki, membuat banyak siswa bodoh menyukainya." Mereka tidak akan mau ketika mendengar aku sudah menjadi milikmu." Imbuh Fransisca menimpali.

"Untuk sementara, kita backstreet dulu. Aku juga begitu membenci Isabella. Aku tidak bisa berbuat apapun karena keterbatasanku. Aku tidak populer sepertimu yang memiliki banyak fans." Fransisca terlalu bodoh untuk menyadari jika Kenan tengah memanfaatkannya. Entah apa yang Kenan rencanakan, yang pasti dia menginginkan Bella di bully habis-habisan hingga dia mengemis padanya untuk meminta bantuan.

"Bella .." Teriak Erin menyapa dari balik jendela kelas. Bella berhenti dan berdiri tepat di mana Erin duduk.

"Kau tidak ke rumah tadi?" Tanya Bella dengan wajah masam. Hampir saja pintu gerbang di tutup jika dia tidak di antarkan oleh Lucas tadi.

"Sudah. Tapi Kak Bas malah mengantarkan kita ke sekolah." Bella mendengus mendengar itu.

"Tentu saja. Kakakku benar-benar sialan!!" Umpat Bella setengah berteriak." Seharusnya kau tidak percaya tadi. Padahal setiap hari di selalu berkata itu tapi kenapa kau tidak membangunkan aku." Protes Bella.

"Tawaran Kak Bas terlalu indah untuk di lewatkan." Jawab Erin terkekeh. Bella meliriknya malas kemudian melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kelasnya.

Sebelum duduk, Bella sempat melihat ke arah Kenan yang tidak lagi berisik saat menyambut kedatangannya. Dia terlihat tenang bahkan cenderung tidak perduli. Bella tidak ingin ambil pusing dan segera duduk.

Ah... Ponselku tertinggal... Eluh Bella mengeluarkan isi tasnya. Dia mengambil satu buku lalu membacanya. Sementara Kenan terus saja memperhatikan gerak-gerik Bella dari belakang.

Dia masih terlihat spesial di mataku.. Kenapa kamu harus menjadi matre hanya karena hidupmu yang sulit Bella? Seharusnya kau menjadi milikku agar aku bisa memberikan apa yang kau mau tanpa kau memintanya. Kenan menarik nafas panjang, dan merasa kesal pada dirinya sendiri yang nyatanya tidak sanggup membenci Bella jika sudah bertatap muka seperti sekarang. Ingat Kenan! Dia hanya akan jadi benalu. Dia akan menguras uangmu lalu pergi seperti Mamamu yang meninggalkan Ayahmu hanya karena usahanya yang bangkrut!! Kenan mencoba menyakinkan hatinya jika Bella patut di benci. Dia menganggap semua wanita yang matre itu seperti Mamanya, yang entah sekarang berada di mana.

************

Daniel melambai ke mobil Lucas, saat mobilnya mulai pergi meninggalkan pekarangan rumah mereka. Tatapan beralih pada rumah Bella yang terlihat sepi. Dengan bantuan tongkat, Daniel berjalan perlahan masuk rumah dan menutup pintu lalu menguncinya.

Dia meraih ponsel yang ada di meja kemudian duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Daniel menarik nafas panjang, saat memeriksa email-nya belum juga di balas oleh Jonathan. Dia sudah membuat akun baru di ponsel tersebut, dan berusaha menghubungi Jonathan. Namun, tidak ada respon sama sekali.

Jika ponsel lamaku masih ada, mungkin aku bisa menghubungi Andra agar Joy melihat email yang ku kirim. Andra berada di luar pulau dan memutuskan menetap di sana bersama Ella. Daniel yang sudah sanggup berdiri sendiri, memang sengaja melepaskan diri dari kerja sama bersama Andra. Tujuan Daniel melakukan itu tidak lain ingin bisa sehebat Jonathan. Dia ingin membangun perusahaan besar seperti milik Jonathan tanpa bantuan dari siapapun. Namun, semuanya hancur karena penghianatan yang di lakukan oleh Marko.

Daniel mengutak-atik ponselnya yang terlihat begitu hening lalu meletakkannya lagi. Dia yakin jika ponselnya pasti sudah menghilang atau di simpan oleh Marko.

Tiba-tiba muncul keputusasaan, hingga membuat Daniel harus menarik nafas dalam-dalam. Dia mencoba mencerna kejadian buruk yang menimpanya sekarang pasti memiliki tujuan.

Tapi apa? Eluhnya mengusap kasar rambutnya lalu mencengkram kepalanya erat. Seketika, terbesit rasa tidak rela melepaskan perusahaan yang sudah meroket naik. Hingga sebuah kertas melayang dan jatuh tepat di hadapannya. Daniel memungut kertas tersebut yang berisi hasil pemeriksaan kesehatan jantung Bastian.

"Bella.." Daniel mengingat pembicaraannya dengan Bastian semalam. Tiba-tiba saja Bastian meminta tolong padanya untuk menjaga Bella jika sewaktu-waktu penyakitnya merenggut nyawanya. Bastian menunjukkan hasil pemeriksaan yang menyebutkan jika kerja jantung Bastian tidak stabil." Aku tidak mengerti kenapa dia begitu percaya padaku." Daniel melipat kertas tersebut lalu menyimpannya di dalam laci. Dia masih tidak habis fikir pada Bastian yang begitu percaya padanya untuk menjaga Bella." Itu akan jadi tugas yang menyenangkan. Aku ingin cepat sembuh." Memikirkan tugas itu, membuat Daniel mendapatkan tambahan semangat. Dia mulai menyanyangi Bella dan ingin menjaga Bella sesuai dengan keinginan Bastian." Aku juga akan menjaganya dengan sangat baik tanpa perintah darimu Bas. Aku tidak mengerti kenapa aku jadi mirip pedofil hehe." Daniel tersenyum sendiri. Merasakan perasaannya yang sangat aneh ketika nama Bella terlintas di otaknya. Daniel memang sangat ingin menjaganya, tapi tidak sebagai adik, melainkan sebagai pelengkap hidupnya.

Apa bisa Tuhan? Jika Bella kau hadirkan sebagai pengganti perusahaan itu, aku sungguh bersyukur atas kejadian yang menimpaku sekarang...

***********

Saat istirahat tiba. Seperti biasa, Bella berjalan menuju kantin untuk makan siang plus sarapan. Itu terjadi karena dia hampir tidak pernah sempat untuk bersarapan saat pagi hari.

Ketika menunggu pesanan bersama Erin dan Sari, tiba-tiba saja perut Bella sakit. Dia langsung berdiri lalu berpamitan pada Erin dan Sari untuk pergi ke toilet. Tanpa Bella sadari, dua orang mengikuti Bella atas perintah Fransisca.

Bella masuk toilet tanpa rasa curiga, dia duduk dan buang air besar. Sepuluh menit kemudian, Bella menyelesaikan hajatnya dan berniat akan kembali ke kantin. Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, air kubangan lumpur mengguyur dari atas toilet dan mengotori seluruh tubuhnya.

Dia mengambil cepat dompetnya agar tidak terlalu basah lalu membuka pintu toilet. Bella tidak menemukan siapapun, hanya sebuah ember tergeletak tepat di depan pintu.

"Ahg sial!!!" Umpatnya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Meskipun sudah terlihat lebih baik, namun Bella tetap merasa malu jika harus keluar dengan keadaannya sekarang." Aku harus pulang." Bella keluar dan kepergok oleh dua orang siswi yang tentu saja langsung menertawakannya. Bella tidak perduli dan terus berjalan menuju ke belakang sekolah. Saat akan memanjat, suara Kenan menghentikannya.

"Bella." Sapa Kenan yang ternyata tetap tidak bisa berhenti untuk perduli.

"Apa?" Jawab Bella ketus.

"Kau kenapa?" Tanya Kenan berpura-pura tidak tahu, padahal dia tahu ini perbuatan dari Fransisca.

"Sudah terlihat bukan?!" Kenan Mendes*h lembut mendengar jawaban Bella yang sangat kasar.

"Tunggu di sini, ku ambilkan jaket."

"Tidak perlu! Aku tidak butuh pahlawan kesiangan seperti dirimu!" Bella kembali melanjutkan aksinya memanjat pagar, sementara Kenan hanya bisa terpaku melihatnya.

"Aku tidak tega tapi .. Kenapa kau sebenci itu padaku Bella? Apa karena motor butut ku itu? Jika memang kau menyukai lelaki kaya, akan ku perlihatkan padamu siapa aku sebenarnya!!" Kenan benar-benar menjadi tidak waras. Niatnya untuk membalas perlakuan Bella, harus berganti dengan rasa cintanya yang semakin menggebu. Kenan malah ingin membuktikan pada Bella jika dia juga kaya dan mampu bergaya seperti lelaki yang di inginkan.

Bella menyusuri trotoar dengan keadaan berantakan berjalan menuju jalan utama. Ponsel yang tidak terbawa, membuatnya kesulitan untuk memesan ojek sehingga mengharuskannya berjalan dan menahan rasa malunya sekarang.

"Awas saja! Jika aku menemukan pelakunya. Akan ku balas perbuatan mereka melebihi ini!!" Umpatnya seraya menunduk, tentu dia menjadi sorotan para pejalan kaki dan pemotor yang kebetulan melintas hingga sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya.

"Astaga Bella." Sapa Stefan yang turun dari mobil dan menghampiri Bella yang terlihat basah kuyup. Tuhan memihakku...

"Kak Stefan..." Gumam Bella terpaku.

"Apa yang terjadi?" Tanya Stefan melirik ke arah dompet Bella yang ada di genggaman.

"Kecelakaan.." Jawab Bella mengeluh.

"Masuk. Ku antarkan pulang."

"Tidak Kak. Aku kotor sekali dan lagi... Sudah ku katakan jika Kakakku galak. Aku tidak ingin dia berfikir macam-macam tentangku." Jawab Bella masih menerapkan peraturan dari Bastian yang tidak memperbolehkannya dekat dengan lelaki manapun.

"Aku ada kaos di dalam mobil. Kita cari toilet umum agar kamu bisa mengganti baju."

"Tapi ini kotor."

"Astaga.. Tidak apa. Ayo masuk." Stefan tersenyum manis dan membukanya pintu mobil untuk Bella.

Kak Stefan baik sekali... Bella langsung masuk tanpa membalas senyuman dari Stefan.

"Harus ku lakukan hari ini, agar aku tidak lagi mendengar umpatan dari pemilik kontrakan sialan itu!!!" Gumam Stefan mengitari separuh body mobil lalu masuk." Ada toilet umum dekat sini." Stefan meraih kaos lalu memberikannya pada Bella.

"Terimakasih Kak."

"Hm sama-sama. Aku senang bisa membantu."

"Iya.."

Lima menit kemudian, mobil Stefan berhenti di sebuah pom bensin. Dia melepaskan jas lalu memberikannya pada Bella untuk menutupi baju kotornya sekarang.

"Aku tidak apa Kak."

"Sudahlah.." Stefan mengenakan jasnya sembarangan. Letakkan dompetnya sayang, sebab jika tidak. Aku juga akan membuatmu tertidur agar ATM milikmu bisa segera aku ambil..

Bella tidak menyadari niat busuk Stefan. Dia meletakkan dompetnya begitu saja lalu berjalan keluar menuju toilet. Tidak ada alasan bagi Bella untuk mencurigai Stefan, sebab Bella fikir Stefan adalah orang kaya dan lagi, tidak ada yang tahu jika dia memiliki dua milyar uang di dalam Atmnya. Meskipun jika nanti Atmnya di curi? Semua akan terasa sulit karena nomer pin yang tidak di ketahui oleh siapapun.

Bukan terlalu bodoh, hanya saja. Bella terlalu polos untuk membaca kemungkinan kejahatan yang akan terjadi. Hingga dengan santainya, Stefan mengambil ATM dari dompet kotor Bella lalu memasukkan pada dompetnya.

~Riane

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

modusnya stefan...

2022-01-13

0

Yanti Nadin

Yanti Nadin

ko ceroboh banget kamu bella naro barang banyak orang modus tu

2022-01-11

0

Alsya Frizal

Alsya Frizal

duuh bella kamu ya

2022-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64
66 Bagian 65
67 Bagian 66
68 Bagian 67
69 Bagian 68
70 Bagian 69
71 Bagian 70
72 Bagian 71
73 Bagian 72
74 Bagian 73
75 Bagian 74
76 Bagian 75
77 Bagian 76
78 Bagian 77
79 Bagian 78 Positif+
80 Bagian 79 Apa ini termasuk mengidam?
81 Bagian 80 Tes darah
82 Bagian 81 Stefan!!!
83 Bagian 82 Bercinta di mobil
84 Bagian 83 Antara hidup dan mati
85 Bagian 84 Welcome Demian
86 Bagian 85 Bercinta di tengah tangisan
87 Bagian 86 Kesibukan baru yang menyenangkan..
88 Bagian 87 Kamu masih paling cantik Part 1
89 Bagian 88 Kamu masih paling cantik part 2
90 Part 89 Melodi pengantar tidur untuk Demian
91 End Tidak lekang oleh waktu
92 Pengumuman
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64
66
Bagian 65
67
Bagian 66
68
Bagian 67
69
Bagian 68
70
Bagian 69
71
Bagian 70
72
Bagian 71
73
Bagian 72
74
Bagian 73
75
Bagian 74
76
Bagian 75
77
Bagian 76
78
Bagian 77
79
Bagian 78 Positif+
80
Bagian 79 Apa ini termasuk mengidam?
81
Bagian 80 Tes darah
82
Bagian 81 Stefan!!!
83
Bagian 82 Bercinta di mobil
84
Bagian 83 Antara hidup dan mati
85
Bagian 84 Welcome Demian
86
Bagian 85 Bercinta di tengah tangisan
87
Bagian 86 Kesibukan baru yang menyenangkan..
88
Bagian 87 Kamu masih paling cantik Part 1
89
Bagian 88 Kamu masih paling cantik part 2
90
Part 89 Melodi pengantar tidur untuk Demian
91
End Tidak lekang oleh waktu
92
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!