Bagian 5

Di sekolah, tepatnya saat istirahat. Bella menikmati sarapannya di kantin bersama Erin dan Sari. Dia tengah membicarakan soal Stefan yang berniat bertemu dengannya. Hal itu tentu membuat kedua temannya mendukung meski di dalam hati Erin masih terbesit keraguan.

"Jika kau suka, ya sudah aku mendukungmu meski memang terasa aneh." Jawab Erin seraya makan.

"Ini belum tentu suka. Bisa saja dia hanya ingin berteman." Jawab Bella meragukan jika Stefan menyukainya.

"Tidak ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan. Itu mustahil." Jawab Erin tegas.

"Kalian berdua semakin membuatku berkhayal yang tidak-tidak." Rasa senang dan penasaran bercampur aduk di benak Bella Dia ingin tahu apa yang akan Stefan bicarakan padanya.

"Bertemu saja, biar semuanya jelas."

"Mustahil, Kak Bas tidak akan mengizinkan aku keluar sendiri."

"Bisa. Jika dengan bantuan kita." Senyum Bella langsung merekah mendengar itu.

"Jadi kapan kalian akan membantuku?" Tanya Bella bersemangat.

"Nanti malam. Aku juga ingin melihat Om Daniel yang katamu sangat tampan itu." Bella sudah menceritakan kejadian kemarin sehingga kini kedua temannya merasa penasaran dengan sosok Daniel.

"Jika tidak masuk ke dalam rumah, tidak akan bisa bertemu. Dia masih belum bisa berjalan."

"Beruntung sekali kamu Bell. Punya Kakak tampan, tetangga tampan dan sebentar lagi, pacar yang tampan." Bella terkekeh begitupun Sari dan Erin.

"Wahh seru sekali." Tiba-tiba saja Kenan muncul dan duduk dengan santainya di samping Bella.

Sari dan Erin saling melihat sementara Bella tidak menganggap Kenan ada di sana.

"Aku duluan ya." Bella meletakkan sendok dan garpu lalu berdiri namun Kenan mencegahnya.

"Kamu tidak menyapaku?" Ucap Kenan masih memperlihatkan senyuman.

Taaaak!!!

Bella menampis kasar tangan Kenan dan pergi tanpa berkata satu katapun.

"Bukankah temanmu keterlaluan?" Kata Kenan masih memperhatikan Bella yang sudah berjalan menuju kelas.

"Dia tidak menyukaimu. Itu sudah jelas." Jawab Erin pelan. Dia memperhatikan wajah tampan Kenan dan merasa jika ada yang salah dengan Bella yang merasa jijik melihat Kenan.

"Tapi aku menyukainya hehe. Aku yakin jika suatu saat Bella akan melihat ke arahku." Kenan tersenyum simpul kemudian pergi dari hadapan Erin dan Sari.

"Bukankah Kenan lebih tampan dari Stefan Sar." Gumam Erin seraya makan.

"Hm iya. Tapi Bella menyukai Stefan."

"Itu malah mencurigakan." Erin masih saja menaruh curiga pada Stefan, meski Bella tadi sudah bercerita tentang ajakan Stefan untuk bertemu.

"Dia terlihat serius pada Bella. Kamu dengar kan, jika Stefan mengajaknya bertemu."

"Aku dukung apapun keputusan Bella, asal dia bahagia."

"Hmm aku juga."

Erin dan Sari tahu, jika Bella berhati batu. Apapun yang sudah menjadi keputusannya, tidak dapat di ganggu gugat. Apa yang menurutnya benar, maka akan di anggap benar meski terkadang pilihannya salah.

**********

Setelah pertemuannya dengan Daniel kemarin, Bastian menjadi tidak bersemangat untuk berkerja. Apalagi perkerjaannya selalu berhubungan dengan Marko membuatnya ingin segera risen dari perkerjaannya sekarang.

Aku harus bertahan hingga Pak Daniel menyuruhku keluar dari perusahaan penghianat ini!! Umpatnya dalam hati, menatap ke arah Marko yang tengah memeriksa laporan.

"Bagus sekali. Saya suka cara kerjamu, berkat bantuanmu, hasil penjualan semakin berkembang pesat." Ucap Marko memuji cara kerja Bastian yang begitu bagus.

"Terimakasih Pak. Saya akan berkerja semaksimal mungkin." Jawab Bastian berpura-pura, padahal di dalam hatinya begitu geram melihat wajah Marko.

"Saya sudah transfer, bonus buat kamu. Itu sebagai apresiasi agar kamu semakin baik dalam berkerja."

"Sekali lagi terimakasih Pak. Em saya tidak pernah melihat Pak Daniel? Di mana beliau?" Tanya Bastian basa-basi. Dia ingin tahu bagaimana Marko menjawab pertanyaan tersebut.

"Beliau ke luar kota dan menyerahkan semua kendali perusahaan pada saya."

"Em begitu Pak. Maaf saya hanya ingin tahu, saya merasa bangga bisa berkerja di perusahaan yang di kelola Pak Daniel. Beliau begitu baik bahkan selalu menghargai pegawainya meskipun itu seorang cleaning servis. Saya pernah memergokinya menolong Ibu-ibu menyebrang jalan padahal saat itu beliau tergesa-gesa untuk rapat. Astaga... Dia seperti malaikat, tampan, sukses dan baik." Marko mengerutkan keningnya mendengar cerita tidak penting dari Bastian. Namun, dia mencoba tersenyum dan menanggapi cerita tersebut karena dia cukup menghormati Bastian.

"Jika ingin tahu kabar tentang beliau, kamu boleh bertanya pada saya." Di selah obrolan mereka, Fanny masuk menerobos begitu saja. Terdengar ******* lembut pada bibir Marko, itu sangat tidak sopan menurutnya.

Apa ini kekasih Pak Daniel yang di rebut oleh Marko?

"Ketuk dulu sayang." Tutur Marko menyambut kedatangan Fanny dengan ciuman pipi.

"Maaf. Ku fikir tidak ada orang."

"Em jika begitu saya permisi Pak." Bastian merasa sungkan dan memilih pergi. Dia mengulurkan tangannya dan di sambut hangat oleh Marko." Permisi." Bastian mengangguk sejenak kemudian berjalan keluar ruangan.

"Aku senang sekali, kamu memperbolehkan aku ke sini." Fanny menempelkan bokongnya di pangkuan Marko.

"Ini perusahaanmu juga."

"Biasanya Daniel tidak pernah memperbolehkan aku datang." Jawab Fanny merasa geram mengingat itu.

"Aku bukan Daniel." Marko mengusap lembut pipi Fanny sehingga Fanny menunduk dan keduanya saling *******." Bagaimana jika ada yang masuk sayang.." Tutur Marko di selah ******n mereka.

"Aku ingin sekarang. Aku merindukanmu." Fanny melebarkan kedua pahanya dan duduk di atas milik Marko yang sudah menegang.

Tidak seharusnya mereka melakukannya, sebab status keduanya masih sebatas pacar. Namun, sudah sejak lama mereka menerapkan gaya berpacaran bebas sehingga, Fanny di buat tunduk dengan sentuhan Marko yang melenakan.

Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa Fanny merasa bosan dengan Daniel. Bukan hanya cuek, tapi gaya pacaran Daniel begitu kaku menurut pandangan Fanny. Padahal apa yang di terapkan Dani bukan kaku, dia hanya melakukan gaya berpacaran dengan batasan-batasan yang memang seharusnya ada.

**********

Pukul setengah satu, bell sekolah berbunyi. Bella bergegas keluar kelas berjalan menghampiri Sari dan Erin yang kelasnya cukup dekat dengan gerbang sekolah.

Baru saja sampai, Bella sudah di suguhkan dengan perdebatan antara Samuel dan Fransisca. Dia ingin tidak perduli dan memberi isyarat pada kedua temannya namun suara Fransisca menghentikan langkahnya.

"Bella!!" Teriak Fransisca kasar. Dia berjalan menghampiri Bella dan berdiri tepat di hadapan. "Kau bilang apa pada Samuel?!!" Tanyanya kasar. Samuel menyusul dan berusaha menjadi penengah.

"Sudah ku katakan ini bukan salahnya. Aku hanya berkata padamu jangan terlalu posesif." Sahut Samuel merasa binggung harus bagaimana menjelaskan maksudnya pada Fransisca.

"Jika bukan karena laporannya, tidak mungkin kau berkata itu padaku." Fransisca menunjuk wajah Bella dengan kasar.

Takkk!!!

Bella menampis kasar tangan Fransisca karena tentu saja dia merasa tersinggung.

"Aku memang melapor pada pacarmu agar kau tidak menganggu temanku! Jangan menunjukku seperti itu!!" Jawab Bella kesal.

"Alasan!! Aku tahu kau menyukai Samuel Kan?" Bella terkekeh mendengar itu sementara Samuel menarik nafas panjang. Dia merasa menyesal sudah menjadikan Fransisca pelampiasan kekecewaannya pada penolakan Bella, hingga membuatnya terjebak di situasi memalukan seperti ini.

"Dia bukan tipeku. Kita pergi." Bella ingin segera pergi namun lagi lagi Fransisca membuat emosinya kembali tersulut dengan menarik kasar lengannya. Tubuh Bella memutar dan mendorong kasar tubuh Fransisca hingga terduduk di lantai." Kau cantik tapi tuli! Jangan menggangguku." Pandangan Bella beralih pada Samuel yang terlihat tidak tegas." Bukankah seharusnya kau urusi mulut pacarmu itu! Aku tidak mau kau melibatkan aku dalam pertengkaran ini." Tarikan nafas panjang kembali berhembus, tidak dapat di pungkiri jika Samuel juga merasa muak berpacaran dengan Fransisca, padahal mereka baru satu Minggu berjalan. Sifat posesif Fransisca begitu memuakkan baginya.

"Kita putus!!!" Ucap Samuel tegas. Tatapan matanya tajam ke arah Fransisca, dia bergegas mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kelas.

"Sam!! Samuel!!!" Teriak Fransisca tidak terima, apalagi Samuel memutuskannya di depan beberapa siswa yang ada di sana. Fransisca segera berdiri berjalan keluar untuk merajuk Samuel.

Bukannya Bella pergi, dia malah terkekeh melihat kejadian konyol di hadapannya.

"Jaga tertawa mu." Protes Elena kasar.

"Lalu aku harus ikut bersedih haha, konyol."

"Ini semua gara-gara kau!!" Teriak Fransisca kesal. Dia kehilangan jejak Samuel dan memutuskan kembali untuk mengumpat Bella.

"Kenapa aku? Itu kesalahanmu sendiri." Jawab Bella tidak kalah ketus. Sejak awal bersekolah di sana, Bella memang tidak menyukai Fransisca dan Elena yang bersikap sok cantik dan sok berkuasa.

"Kita pulang Bell." Sahut Erin tidak ingin keributan semakin ricuh.

"Hm. Yuk."

"Enak saja pergi!!" Cegah Fransisca menghalangi jalan Bella dengan menutup pintu kelas.

"Minggir, aku ada urusan dan ingin pulang!!"

"Kau jangan sok ya di sini!" Fransisca kembali menunjuk wajah Bella seraya mendorong pundak kanannya.

Braaaakkkkk!!!!

Tiba-tiba pintu di buka oleh Kenan sehingga tubuh Fransisca terdorong oleh pintu sampai terpojok di tembok.

"Aku menemukanmu Bella." Ucap Kenan tanpa rasa bersalah.

Bella terkekeh begitupun Sari dan Erin. Bahkan Elena juga ikut tersenyum meski harus di tahan karena tidak ingin Fransisca melihatnya.

"Karma langsung terjadi haha." Bella menggiring Erin dan Sari keluar kelas tanpa memperdulikan Kenan.

"Di tinggal lagi." Kenan akan pergi tapi Fransisca menarik lengannya kasar.

"Sakit sialan!!" Umpatnya menyeringai. Tubuhnya terasa kaku setelah membentur tembok dan terhimpit pintu.

"Mana ku tahu jika ada kamu di sana." Jawab Kenan santai. Dia tersenyum manis ke arah Fransisca hingga matanya seakan silau karena paras tampan Kenan.

Untung saja tampan.. Dia lebih tampan dari Samuel, kenapa aku baru menyadarinya...

"Tanggung jawab. Antar aku pulang. Tubuhku sakit." Elena menarik nafas panjang dan lebih memilih pergi daripada melihat sikap Fransisca yang selalu terlihat murahan.

"Ku pesankan taksi." Fransisca memegang pergelangan tangan Kenan untuk menghalanginya mengambil ponsel.

"Aku mau kamu yang mengantarkan."

"Aku tidak mau." Jawab Kenan tegas. Matanya melihat ke arah Bella yang sudah terlihat jauh." Ahh membuang waktu!!" Kenan melepaskan tangan Fransisca dan pergi untuk mengejar Bella. Dia berniat mengajaknya pulang bersama.

Biar saja Samuel memutuskan aku. Akan ku balas perbuatan Samuel saat dia melihatku bersama Kenan...

***********

"Bella tunggu... " Panggil Kenan mengikuti langkah Bella bersama Lisa dan Erin.

"Cepat..." Pinta Bella mempercepat langkahnya namun Kenan susah lebih dulu menghadang langkahnya." Apa?" Tanya Bella ketus.

"Ku antarkan pulang." Tawarnya tersenyum.

"Aku pulang bersama mereka." Menunjuk Erin dan Sari.

"Ayolah. Satu kali saja."

"Tidak. Maaf." Jawab Bella tegas.

Tiiiiiiinnnnnnn...!!!

Sesaat, Bella, Sari dan Erin menghentikan langkahnya, melihat mobil Stefan terparkir di depan pagar sekolahannya.

"Bukannya itu..." Gumam Sari menoleh ke arah Bella.

"Siapa itu?" Sahut Kenan juga melihat ke arah mobil mewah sewaan Stefan.

"Pacarku. Jadi mulai hari ini, jangan menganggu ku." Jawab Bella asal. Dia kembali berjalan di ikuti oleh Sari dan Erin, sementara Kenan, berdiri mematung menatap lekat ke Bella yang sudah lama menjadi favoritnya.

Ku fikir kamu berbeda Bella? Ternyata kamu tidak ada bedanya dengan gadis di luaran yang hanya memandang sesuatu dari segi harta..

Kenan memutar tubuhnya untuk berjalan kembali ke parkiran sekolah. Langkahnya lemah, melihat kenyataan di hadapannya yang terasa sangat menyakitkan.

Sejak awal pertemuan, Kenan menaruh hati pada Bella. Apalagi setelah dia memergoki Bella menolak mentah-mentah cinta Samuel yang terkenal kaya. Membuatnya berfikir jika Bella adalah gadis idamannya.

Bukan tanpa alasan Kenan berbuat itu. Perceraian antara kedua orang tuanya yang di karenakan harta. Membuatnya lebih memilih menyamar menjadi orang sederhana seperti sekarang. Padahal sebenarnya, Kenan merupakan pengusaha termuda yang mulai merangkak naik meski kenyataannya dia masih duduk di bangku SMA.

Ternyata Papa benar!! Tidak ada wanita tulus!! Mereka hanya memikirkan materi dan materi!!

Kenan menaiki motornya, lalu memakai helm dan segera pergi dari area parkiran melewati pintu gerbang belakang. Hatinya sangat sakit, hingga dia tidak ingin melihat Bella yang kini memang sedang mengobrol dengan Stefan.

"Darimana Kakak tahu sekolahku?" Tanya Bella saat sudah berada di dalam mobil bersama Sari dan Erin.

"Itu masalah gampang. Em lalu kapan kamu punya waktu jalan berdua?" Stefan seolah memperlihatkan ketidaksabarannya mendekati Bella. Namun nyatanya, Stefan tidak sabar untuk mendapatkan uang Bella yang ada di ATM.

"Aku tidak pernah punya waktu Kak. Sudah ku katakan jika Kakakku galak. Jika tidak pergi dengan mereka, aku tidak akan bisa keluar." Jawab Bella pelan.

"Hm begitu... Aku hanya tidak sabar ingin dekat denganmu." Wajah Bella memerah mendengar itu.

"Sekarang saja Bell." Sahut Sari menimpali.

"Alasan apa?"

"Ingin nongkrong saja. Nanti turunkan kita ke Cafe Kak, lalu kita foto bertiga untuk melapor ke Kak Bas. Setelah itu, kamu boleh pergi bersama Kak Stefan."

"Aku setuju. Setelah itu, aku akan menjemput kalian lagi." Bella mengangguk-angguk seraya tersenyum. Dia setuju dengan rencana itu karena dia juga ingin berbicara banyak dengan Stefan.

Sementara di kediaman Daniel. Dia tengah terdiam menatap luar jendela kamarnya karena merasa kecewa saat menerima kenyataan jika Joy tidak juga membalas email darinya.

Sesibuk itu Joy? Aku hanya ingin kamu memberikan pelajaran untuk penghianat itu tapi kenapa kamu tidak membalas emailku...

Tok..Tok...Tok...

"Masuk.." Lucas masuk dan langsung berdiri di samping Daniel.

"Ada gudang tua di jual Tuan. Letaknya tidak jauh dari sini." Ucapnya menjelaskan.

"Akses jalannya lebar?"

"Sepuluh meter Tuan."

"Hm ambil. Aku menyerahkan semuanya padamu. Aku berharap kamu bisa di percaya." Jawab Daniel merasa trauma dengan kejadian yang menimpanya.

"Saya akan berkerja dengan baik Tuan." Lucas tersenyum, dia mengangguk sebentar kemudian melangkah pergi keluar kamar.

Kedua manik Daniel menatap jam yang menunjukkan pukul satu. Tiba-tiba dia mengingat Bella hingga sebuah senyuman membingkai di bibirnya.

"Tidak seberapa cantik tapi, kenapa aku selalu mengingat anak kecil itu? Apa dia sudah pulang sekarang." Daniel menggerakkan kursi rodanya. Dia berniat ke depan untuk melihat apa Bella sudah pulang sekolah. Padahal Daniel juga tidak tahu kenapa dia melakukan ini. Namun, sejak pertemuan dengan Bella kemarin, membuat perhatiannya teralihkan hingga semalam, Daniel mulai memimpikan Bella.

~Riane

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

😍

2022-01-13

0

Saae

Saae

ceritamu keren thor...

Di tunggu feedbacknya di karyaku. Malaikat tak. bersayap...

2022-01-10

0

Riane

Riane

Nunggu pembaca banyak🙂🙏

2021-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64
66 Bagian 65
67 Bagian 66
68 Bagian 67
69 Bagian 68
70 Bagian 69
71 Bagian 70
72 Bagian 71
73 Bagian 72
74 Bagian 73
75 Bagian 74
76 Bagian 75
77 Bagian 76
78 Bagian 77
79 Bagian 78 Positif+
80 Bagian 79 Apa ini termasuk mengidam?
81 Bagian 80 Tes darah
82 Bagian 81 Stefan!!!
83 Bagian 82 Bercinta di mobil
84 Bagian 83 Antara hidup dan mati
85 Bagian 84 Welcome Demian
86 Bagian 85 Bercinta di tengah tangisan
87 Bagian 86 Kesibukan baru yang menyenangkan..
88 Bagian 87 Kamu masih paling cantik Part 1
89 Bagian 88 Kamu masih paling cantik part 2
90 Part 89 Melodi pengantar tidur untuk Demian
91 End Tidak lekang oleh waktu
92 Pengumuman
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64
66
Bagian 65
67
Bagian 66
68
Bagian 67
69
Bagian 68
70
Bagian 69
71
Bagian 70
72
Bagian 71
73
Bagian 72
74
Bagian 73
75
Bagian 74
76
Bagian 75
77
Bagian 76
78
Bagian 77
79
Bagian 78 Positif+
80
Bagian 79 Apa ini termasuk mengidam?
81
Bagian 80 Tes darah
82
Bagian 81 Stefan!!!
83
Bagian 82 Bercinta di mobil
84
Bagian 83 Antara hidup dan mati
85
Bagian 84 Welcome Demian
86
Bagian 85 Bercinta di tengah tangisan
87
Bagian 86 Kesibukan baru yang menyenangkan..
88
Bagian 87 Kamu masih paling cantik Part 1
89
Bagian 88 Kamu masih paling cantik part 2
90
Part 89 Melodi pengantar tidur untuk Demian
91
End Tidak lekang oleh waktu
92
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!