Bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring bersamaan dengan dering hp Dira yang menandakan ada pesan WA masuk.
Ternyata dari Mas Adit.
[Dir, nanti kamu nggak usah pulang bareng Sisi ya. Mas Adit aja yang jemput, kebetulan Mas hari ini pulang kantor lebih cepet]
Dira memegang hp-nya dengan bimbang. Duh, gimana ya... Tapi kan tadi dia sudah janji mau pulang bareng dengan Alif.
Dira segera mengetik di hp-nya.
[Sayang, maaf ya. Hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu. Soalnya Mas Adit mau jemput. Besok aja ya Yank, kita pulang bareng,]
Sent to Alif.
Nggak lama kemudian muncul balasan dari Alif.
[Yah... Hmm... yaudah gak papa deh Sayang. Tapi besok beneran ya, kita pulang bareng... Yaudah kamu hati-hati ya Yank. Love u...]
Dira tersenyum kecil.
[Iyyaaaa Sayaangg... Love uu tooo]
Dira bergegas memasukkan hp ke saku seragamnya.
*****
Dira melirik jam di pergelangan tangannya untuk kesekian kalinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.55 WIB.
Dia sudah menunaikan sholat ashar di mushola sekolah.
"Duh... mana sih Mas Adit...? Lama banget," gerutunya.
Dia menunggu di kursi panjang yang berjejer di koridor sekolah.
Dira membuka tas-nya. Mengeluarkan kaca kecil berbentuk love dan sebuah lipstik berwarna peach. "Ngomongnya tadi di telepon, sebentar lagi udah mau nyampe sini. Tapi nggak dateng-dateng juga daritadi! Mendingan tadi gue pulang bareng Ayang Beb," dumelnya sambil memoleskan lipstik ke bibirnya.
"Dira ya?"
Dira yang lagi memoleskan lipstik ke bibir, menghentikan aksinya. Bengong sesaat. Kemudian cepet-cepet sadar sebelum dia disangka ayam lagi kena epilepsi.
Lalu dia buru-buru memasukkan perlengkapan lenong-nya ke dalam tas.
Dira menatap orang yang berdiri di hadapannya dengan heran. "Iya betul. Om, eh... maksud saya, Kakak ini siapa ya?" tanyanya sambil beranjak dari duduk.
Lelaki di hadapannya tersenyum kecil. "Kenalin, saya Fahri."
"Fahri?" dahi Dira makin berkerut-kerut.
"Sory, sory... jadi makin buat kamu bingung. Saya sahabat Kakak kamu, Mas Adit."
Dahi Dira makin berkerut.
"Mas Adit nggak bisa jemput kamu. Jadi dia minta tolong saya untuk jemput kamu. Kamu tenang aja, saya nggak mungkin macem-macem ke kamu. Bisa-bisa leher saya digorok sama Adit kalo berani macem-macem sama adik kesayangannya." dia tersenyum kecil.
"What? Iiihh nyebelin banget siihh Mas Adit tuh! Maksudnya tuh apa sih? Tadi dia bilang, dia yang mau jemput aku. Kok malah tiba-tiba nyuruh Om, eh maksud aku Kakak yang dateng?" dia bersungut-sungut.
"Kamu positif thinking aja. Siapa tau aja tiba-tiba dia harus lembur mendadak?"
Ucapan Fahri tak langsung membuat mood Dira kembali bagus.
"Oya, mulai sekarang kamu panggil aku Mas Fahri aja ya,"
Dira tersenyum kikuk. Kemudian mau tidak mau dia mengangguk.
"Yuk, nanti keburu makin sore."
Dira mengangguk. Kemudian mengikuti langkah Fahri menuju tempat parkir.
Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil begitu kaku. Hanya keheningan dan tak ada yang membuka suara. Sampai akhirnya...
"Mas Fahri gak menyangka. Waktu bisa mengubah segalanya. 5 tahun yang lalu kamu itu masih seorang gadis kecil yang polos. Sekarang kamu sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang sangat... cantik," Fahri menoleh sesaat pada Dira, nada bicaranya seperti penuh kekaguman.
Dira menoleh sambil mengernyitkan dahi, "Maksud Mas Fahri apa ya? Bukannya kita itu baru-"
"Hahaha, sory,sory. Kamu pasti udah lupa ya? Maklum udah lama banget. Apalagi waktu itu kamu emang masih kecil banget."
"Emangnya kita pernah-"
"Kamu belum ngeh juga ya?" potong Fahri lagi. "Aku ini kan sahabat Kakak mu dari jaman kuliah. Kamu ingat nggak 5 tahun lalu? Hmm... waktu itu... kayaknya aku dan Adit masih kuliah semester 3. Waktu lagi main ke rumah kalian, saat itulah pertama kalinya Mas Fahri kenal kamu. Oh, ya ya ya... Mas Fahri baru ingat! Waktu itu kamu masih kelas 1 SMP. Masih kecil banget, imut-imut, lucu! Hahaha... wajar kalo kamu sama sekali nggak ngeh. Karena kamu masih kecil banget," Fahri bercerita dengan penuh semangat.
"Oh... gitu ya?" sahut Dira masih bingung. "Tapi nih, maaf maaf aja ya Mas, aku sama sekali nggak inget!"
"Hahaha... wajar lah kamu nggak inget. Nggak papa kok,"
Lagi-lagi Dira tersenyum kikuk.
Ni orang sok akrab banget sih!
"Oh iya, kamu... udah makan? Mau mampir ke cafe di ujung jalan itu?" tawar Fahri.
"Eh, gak usah deh Mas Fahri. Aku masih kenyang," Dira buru-buru menolak. Malas sekali rasanya harus berlama-lama sama teman kakaknya yang sok akrab itu.
"Hm... oke," dia mengangguk-anggukan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
2022-02-16
0
Ana Anatasia Putri
awal yg indah
2021-07-11
1
Beci Luna
bang Adit sengaja kenalkan sahabatx dg adik kesayanganx...keren
2021-05-05
4