18. Ada Apa Dengan Keluarga Arkana?

Hari sudah mulai petang, suara adzan terdengar menggema pada setiap penjuru kota Surabaya. Hiruk-pikuk malam, yang mengantar mobil papa Elina, melaju ke perumahan tempat tinggal Arkana.

Ada saja, hal yang dibahas Arkana dengan orang tua Elina itu. Pria berkacamata, yang berada di depan setir mobil. Nampak bahagia, anaknya Elina bisa berteman akrab dengan Arkana. Meski sebetulnya kedekatan Elina dan Arkana perlu ditanyakan lagi.

Alunan musik tahun 1990'an, dari Tommy J Pissa, berjudul nahkoda cinta. Mengalun pelan di dalam kereta mewah, roda empat tersebut. Berkali-kali hanya lagu-lagu dari Tommy J Pissa sengaja di putar oleh papa Elina.

Semua Itu, semakin memberikan kesamaan, antara papa Arkana dengan papa Elina. Mungkin karena musik nostalgia, masih tetap enak di dengar pada tahun 2000'an.

"Om kelihatannya penggemar lagunya Tommy J Pisa ya?."

"Hehehe iya, kok kamu tau penyanyinya namanya itu?? kalau anak sekarang om rasa, jarang banget kenal lagu-lagu nostalgia."

"Hehe iya Om, biasanya papa di rumah, sering mutar lagu-lagu Tommy J Pisa."

"Wah betulkah..?? Kelihatannya papa kamu, bisa om ajak buat komunitas nih? jadi Kotojisa."

"Apa itu Om?," tanya Arkana heran.

"Kotojisa ya singkatan dari Komunitas Tommy J Pisa lah Kana hahaha," tawa Papa Elina.

"Uwalah.. Om bisa aja," Arkana tersenyum.

"Arkana kira, itu bahasa jepang om," garuk kepala Arkana menyertai.

"Nggak lah, kalau bahasa jepang itu seperti konniciiwa (selamat siang), Irashaimase (selamat datang), summimasen (permisi)," ucap papa Elina.

"dan yang paling familiar, kalau buat orang Indonesia, ya paling Arigato gozaimasu," terangnya.

"Iya om benar, yang artinya terimakasih," Arkana bersemangat.

Menurut Arkana. wajar saja, jika Elina memiliki kecerdasan yang hebat, dibanding teman-teman di kelas. Ternyata, semua menurun dari otak papa Elina, yang merupakan orang pintar.

Pada percakapan didalam mobil, orang yang akrab disapa Pak Bowo itu. Mengatakan sempat bekerja, menjadi penerjemah, di salah satu perusahaan asing bonavit di Indonesia. Sebelum akhirnya Papa Elina bekerja dikantor nya sekarang.

Penyampaiannya yang begitu tenang dan santai, membuat Arkana betah mendengarkan semua cerita dari papa Elina. Jarak jauh dari perumahan Absolute Place ke Perum Griya Puri Indah sama sekali tidak terasa, karena perbincangan hangat keduanya.

"Tapi Elina kok nggak bisa bahasa jepang ya Om?," tanya Arkana.

"Ahhh.. kalau Elina itu, yang disukai bahasa korea. pernah Om ajarin, malah ucapan om aja dianggurin, kalau kamu tau."

"Untung ya om, Arkana nggak tau," canda Arkana.

"Heem," jawab papa Elina, lalu tertawa.

"Tapi meski begitu, dia anak yang penurut, sekali dilarang pasti dia nggak bakal ngelakuin."

"Cuma kalau hal-hal yang sepele, dia malah sering bantah," ungkap papa Elina, menceritakan putri cantiknya.

"Iya om..," Arkana seolah setuju.

"Tapi sekali lagi, terimakasih ya Kana, kamu sudah selalu baik pada Elina.. seperti yang dikatakan tante."

"Iya om, Arkana juga sudah seneng kalau bisa bantu Elina."

Ucapan terimakasih, dari papa Elina. Membuat tersentuh hati laki-laki, yang selalu dipanggil papa Elina, dengan sebutan "Kana". Elina selain terlahir dari keluarga yang welcome, ternyata juga pandai menghargai.

Tidak terasa, setelah banyak tema yang diperbincangkan mereka berdua. Yang kadang, Arkana atau Papa Elina, juga mengganti ke topik lain. Menyudahi, Roda mobil jaguar masuk gapura perumahan rumah Arkana.

Kawasan perumahan tersebut, tidak kalah elite dengan perumahan di rumah Elina. Sama-sama elite, tetapi jaraknya yang lebih jauh.

Papa Elina memarkir mobil, di depan rumah minimalis, design terbaru tahun ini. Dua mobil juga nampak terparkir, di halaman luas rumah Arkana. Laki-laki berkacamata tersebut, kemudian dipersilahkan Arkana untuk masuk.

"Mari om, masuk dulu."

"Iya.. tapi maaf ya Arkana, kalau nanti om nggak bisa lama-lama."

"Iya om nggak papa."

Arkana membuka pintu pagar, sembari menunggu papa Elina, yang baru keluar dari mobil. Papa Elina berjalan menuju ke arah Arkana. Kedua laki-laki tersebut lalu masuk, ke dalam rumah yang memiliki luas seperti perumahan sebelah.

"Arkana.. kenapa baru pulang..?? darimana saja kamu??," suara sambutan laki-laki tampan.

Pria yang tidak lain adalah papa Arkana.

"Papa, tadi Arkana habis nganterin Elina, kerumahnya."

"Elina, siapa lagi itu?," tanya'nya.

"Teman sekolah Arkana pa,"

"Semuanya kok teman, mana yang pacar?," tanya Papa Arkana.

Papa Arkana berdiri di pintu masul, menyambut lembut tangan Arkana.

"Ya besok lah pa.., kalau udah ada yang mau di ajak kesini."

"Halah bahasamu kok wes koyok arek wani nikah ae (Halah.. bahasa kamu, kok sudah seperti anak yang berani nikah aja)," Papa Arkana tertawa.

"Hahahaha.."

Lampu bernuansa kuning , yang menempel pada dinding teras rumah Arkana. Semakin membuat cantik, panorama malam. Sedikit bunga di taman depan, melambai ke kanan kiri karena tertiup angin. Membuat suasana malam semakin terasa.

Papa Elina baru terlihat, jalan masuk sembari membenarkan kacamata. Sebab tengah mengembun, dan berdebu. Sementara, Arkana menunggu di depan rumah dengan papa tercinta.

"Om, ini papa Arkana..," kata Arkana menunjuk laki-laki mirip dengan dia

"Pah kalau ini orangtua'nya Elina," sekarang Arkana, menunjuk papa Elina.

"Ouh iya iya.. senang bertemu anda, salam kenal," ucap Papa Arkana menjabat tangan Papa Elina.

"Hehehe saya juga, maaf pak merepotkan putra anda, tadi Elina sempat pingsan dan sakit di sekolah.. kebetulan Arkana yang mengantar anak saya," Papa Elina menjelaskan.

"Ouh pantas saja, si gemblung ini baru pulang.. Terimakasih juga sudah mengantar anak saya ini pak," ucap Papa Arkana.

Mereka merangkul pundak anaknya, yang masih berseragam sekolah.

"Jangan dipanggil gemblung pak..!! masak anak se ganteng ini tega di panggil gemblung."

"Hehehe.. iya, memang ini rencana mau saya ganti, jadi gembil lo pak hahaha."

"Bisa saja anda ini pak," Papa Elina tertawa.

Setelah bersih, Papa Elina kembali mengenakan lagi kacamata. dia sedikit kaget, melihat laki-laki yang di panggil Arkana dengan sebutan papa tadi.

Hidung mancung yang di miliki papa Arkana, mirip keturunan arab. Semua sangat mirip, seperti teman kuliah papa Elina pada tahun 1980'an.

Tawa yang tadinya merebak terdengar, perlahan membuat papa Arkana juga ikut mengamati, kenapa laki-laki yang mengantar anaknya. Memandang aneh serta terdiam membisu.

"Bagus....," panggil papa Elina.

Arkana terkejut memandang orang tua Elina, yang tau nama papanya. Padahal Arkana belum sampai memberi tahu.

"Bowo...," panggil papa Arkana.

"Bagus...," papa Elina mengulang lagi.

"Bowo...," panggil papa Arkana, seperti tak menyangka.

"Hahahahaha.." (Pak Bagus dan Pak Bowo memeluk bahagia)

Arkana semakin tidak paham, dengan apa yang terjadi oleh papa Arkana dan papa Elina. Keanehan mereka menjadi, memanggil satu sama lain.

"Iya kan, kon iki Bagus to(Iya kan, kamu ini Bagus kan)," tunjuk papa Elina.

Mereka masih merasa tak percaya.

"Iya.. Bowo, arek sing ngehits nang kampus bien kan (Bowo, anak yang ngehits di kampus dulu kan)," jawab papa Arkana.

Pak Bagus itu, masih mengingat jelas, bagaimana dulu Papa Elina di kampus.

"Hahaha.. gak gak, kon master'e segala wanita,(tidak tidak.. kamu masternya segala wanita)," papa Elina memuji.

Papa Elina merangkul pundak papa Arkana.

"Hahaha.. kita dulu rajanya kampus dan yang lain cuma lewat," Papa Arkana menyombongkan diri.

"Kabeh arek wedok kon pacari (semua anak perempuan kamu pacari)," ungkap papa Elina menggeleng kepala.

"Hahahaha.. jangan begitu dong Wo, aku malu," jawab papa Arkana.

Arkana sekarang sudah mulai bisa menebak, mungkin dulu papa Arkana satu kampus dengan papa Elina. Keberadaan Arkana semakin tidak dianggap, setelah papa Arkana menemukan teman kuliahnya bertamu malam ini.

"Arkana, jadi papa temen kamu ini, dulu itu teman papa kuliah, waktu masih muda," ucap Papa Arkana masih kegirangan.

"Iya Arkana, jadi papa kamu ini, dulu teman akrab om waktu di kampus. om nggak nyangka, ternyata kamu anaknya Bagus toh hehehe," kata papa Elina.

"Uwalah pantes aja, Om kok tau nama papa, padahal Arkana saja belum pernah cerita," Arkana tersenyum garing di antara mereka.

"Jadi, dulu kan Om Bowo ini, bukan orang Surabaya Arkana.. dan kost'nya itu dekat sama rumahnya Eyang putri, ditambah kita dulu itu satu fakultas," jelas papa Arkana.

"Ouh gitu..," Arkana mengangguk-angguk.

"Dulu Om Bowo itu bintangnya kampus.. makanya istrinya cantik," ucap papa Arkana berwajah iming-iming.

"Bisa aja, kalau mama Elina mah standart hihihihi," senyum malu Papa Arkana.

"Nggak kok Om, kalau tante itu beneran cantik banget, mirip Elina om." Bantah Arkana.

"Ya kan., Arkana saja tau, mana yang cantik," Papa Arkana tertawa.

"Dulu, om itu kalau kuliah, pasti ditebengin papa kamu. soalnya dulu Om belum punya mobil sendiri, dan papa kamu udah," kenang papa Elina.

"Meskipun nggak punya mobil, dia berhasil loh, ngerebut orang yang papa taksir di kampus Arkana. hahaha," ungkap Papa Arkana.

Kedua'nya saling menunjuk bahagia, ke arah Pak Bowo dan Pak Bagus. Pernyataan papa Elina, tidak bisa lama-lama. Justru semakin betah di rumah Arkana.

"Hahaha, ingat aja bung, tapi kan kamu berhasil dapetin Dona, dan nikah sama dia kan," ucap papa Elina tak kalah sumringah.

"Ya itu Arkana.., yang sekarang jadi mamah kamu itu, dulu sebetulnya om juga mau deketin. terus lucunya itu.. papa kamu bilang"

"Plisss.. jangan deketin Dona dong" gitu hahahha." papa Elina tertawa.

Pada ucapan terakhir, papa Elina menyangkut pautkan nama Dona. Tiba-tiba Arkana dan papanya, sama-sama tidak menaruh tawa sama sekali.

Sedikit terlihat, pada wajah Arkana. Masih memaksakan diri, untuk tersenyum. Namun tidak dengan papa Arkana, teman lama papa Elina itu, diam tak berucap apapun.

Suasana hening tidak dapat terbendung, setelah papa Elina juga ikut bingung dan akhirnya, ikut terdiam. Laki-laki berkacamata itu, bingung menaruh sikap.

Dalam hati papa Elina, apa yang salah dengan ucapannya. Bukankah memang setahu Papa Elina. Bagus yang sekarang menjadi papa Arkana, dulu menikah dengan Dona teman kampusnya.

"Lha terus kok papa sama Om Bowo bisa terpisah?? padahal dulu sahabatan," tanya Arkana mencoba mengganti topik.

"Ouh kalau itu, karena dulu terus kita lost contact, soalnya papa kamu sempat kerja di luar negeri lama Arkana,"

"Kalau nggak salah, waktu itu, kamu masih kecil, atau kakak kamu.. pokoknya om lupa," imbuh papa Elina.

"Pantesan.., terus nggak ada kabar, gitu ya om," Arkana memastikan.

"Iya Arkana, dulu kan sosial media belum hebat seperti sekarang, mana Om tau kalau sekarang, papa kamu udah balik ke Surabaya," jawabnya.

"Iya om. papa udah balik, waktu Arkana masih duduk di bangku SD," murid SMA N 28 tersebut mencoba mengingat.

"Terus kalau kakak kamu?," tanya papa Elina.

"Kak Fahril juga masih SD, kan kak Fahril selisihnya sedikit sama Arkana om,"

"Kalau nggak salah, dulu papa sempat mau ajak kita berdua, buat keluar negeri. tapi nggak jadi," jawab Arkana mengenang.

"Sudah-sudah Arkana, kamu masuk saja.., kamu belum ganti baju dan makan kan? kamu makan dulu, kasihan bibik udah nyiapin dari tadi," ucap Papa Arkana.

"Ya pah," jawabnya.

"Om Bowo, saya masuk dulu ya," Arkana pamit masuk.

"Ouh iya iya.. Om sampe lupa nyuruh kamu istirahat.. makasih ya Arkana," Papa Elina merasa sungkan

"Sama-sama Om," ucapnya.

Arkana masuk ke dalam rumah.

Papa Arkana seolah tidak mau, membiarkan Arkana semakin mengingat masa lalu, yang terjadi pada dirinya. Mata Tuan Bagus sedikit berbinar, saat anak laki-lakinya itu. Ternyata masih sudi menjawab pertanyaan papa Elina.

Tak berselang lama, bik Susi yang bekerja dirumah papa Arkana. Mengantarkan minuman, untuk tamu spesial Tuan Bagus itu. Didepan teras rumah, Papa Arkana dan Papa Elina bercengkrama santai. Bernostalgia dengan segala masa lalu, saat mereka di kampus dulu.

Sudah satu jam, di depan teras rumah bersama teman kampusnya saat muda. Ada kejanggalan yang papa Elina rasakan, sejak daritadi pria berkacamata tersebut. Tidak mendapati kemana Dona, yang dulu juga teman se-angkatan mama Elina.

Terpopuler

Comments

Rabaniyasa

Rabaniyasa

jejak like sudah mendarat..
sukses terus ya

2020-06-17

0

Nununa07

Nununa07

💪💪💪💪💪

2020-06-14

0

Rose Yura🌹

Rose Yura🌹

mantap thor...

2020-06-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!