11. Bukan Calon Mantu

Suasana Mall di malam, semakin lama, tambah semakin ramai. Setiap tempat foodcourt, sudah penuh para pengunjung.

Semua lebih dulu datang. apalagi, yang memang sengaja, langsung menuju foodcourt mall, terbesar di Surabaya itu.

Kekesalan Elina mulai merujuk, pada mama dan papanya, yang lebih masuk ke store kacamata. Tanpa lebih dulu, mendahulukan makan malam.

Gerutu Elina, hampir setiap menit, terdengar. di telinga kedua orang tuanya. Membahas optik, terus menerus.

"Gara-gara mama sama papa ini, sekarang kita nggak dapat tempat duduk,"

"Mana Elina udah lapar lagi, daritadi sore belum makan" ucapnya.

"Papa mama, juga udah tau. Mall kalau malam ramai, malah nggak makan dulu,"

Di sepanjang jalan, semua kata itu terulang di ucap, terlihat pada, mimik bibirnya.

Sampai akhirnya, mama papa Elina, sampai di tempat foodcourt. Masih kosong satu, itupun harus menunggu.

Pengunjung yang sudah selesai makan, tidak segera kunjung pergi. Asyik bercanda, tak tau waktu.

Di bawah sinar, lampu terang Mall. Semakin membuat kulit Elina, terlihat bersih. Dia bersama keluarga duduk di meja foodcourt.

Satu pegawai perempuan, menghampiri ke arah mereka, untuk menulis list pesanan, dari mama Elina.

Mulai menu beef steak, chicken teriyaki, burger cheese, semua ditulis. banyak menu junkfood lainnya, di sebutkan mama Elina satu persatu.

"Burgernya tanpa tomat ya kak," kata Elina.

"Iya kak, ada yang lainnya?," tanya pelayanan.

"No.. No..," Elina menggeleng kepala.

"Kalau saya, teh'nya di kasih gula sedikit aja," tutur papanya.

"Siap tuan," ucap pelayan.

Pelayan itu, nampak ramah. meski keringat banyak, di dahi mengucur deras.

Pelayan meninggalkan mereka, pergi kembali, ke outlet pemesanan. Mungkin menjelang libur sekolah, itulah fakto, membuat mall ramai pengunjung.

Elina tertawa, dia bersama mama papanya, yang mana sedang membercandai, anaknya tersebut.

"Papa apaan sih..? masak Elina disama'in sama anak baru di kantor papa,"

"Iya sayang, seriusan..!! jadi papa itu tiap lihat anak baru itu di kantor, berasa seperti lihat kamu,"

"Sayang ya papa, ndak ada yang mirip mama..?," goda Elina.

"Waah.., kalau ada, yang mirip mama kamu di kantor Li, papa bakalan betah lembur berjam-jam hahaha," kata papanya tertawa

"Makanya, cukup di kasih yang mirip Elina aja, biar cepetan pulang," mama Elina mengejek.

Tawa mereka riuh di atas meja pesanan, rasa lapar tadi, sangat terasa. Kini justru hilang, karena canda tawa keluarga.

Tetapi pesanan milk shake, teh hangat, sudah lumayan, membunuh rasa haus. setelah Elina, dan keluarga jalan-jalan, di mall.

"Kalau anaknya cantik, mirip Elina. otomatis, yang naksir banyak dong pa,"

Mama Elina melirik suami, duduk didepan' nya, sementara Elina berada di samping mama'nya.

"Wahh ya jelas mah,"

"jadi anak-anak cowok tu, ada aja alasan, yang di tanyain ke ruang marketing. biar bisa ketemu si ? siapa sih namanya, papa lupa,"

"Cuma kulitnya, nggak seputih Elina. sama hidungnya, masih kalah mancung sama dia," tutur papa Elina.

Dirinya memuji putri tercintanya itu, menunjuk genit, menambah tersenyum.

"Ya donk, anaknya siapa? anaknya mamah," mama Elina berbangga.

"Payah ah., papa ini, masak Elina belum nikah, udah jadi pelupa. apalagi pas udah punya cucu," celetuk Elina menertawai.

"Lha kamu?? punya pacar aja belum, makanya jangan serius belajar terus Li,"

"cinta dan pendidikan itu, harus imbang biar ada semangatnya," ujar papa Elina.

"Gak papa sayang, besok kalau udah di kampus aja cari pacarnya, yang ganteng, pinter, bagus akhlaqnya," kata mama Elina berpihak.

Mama'nya mengusap-usap rambut Elina.

"Ya... ya.., habisin terus Elina, bully deh sekalian," ucap Elina kesal.

"Hahaha.. atau sama si tadi itu ya mah? siapa mah namanya? Kana kana siapa mah?," papa Elina lupa lagi.

"Kana, kana..!! kalpanax pa namanya," kata Elina mengejek.

"Arkana pa.. yang tadi kan ya..?," mamanya memastikan.

"iya lo Li, tadi dia anaknya sopan, ganteng pula," kata mama Elina berdecak kagum.

"Biasa sih, banyak yang lebih ganteng. tukang kebun sekolah, asli ngalahin gantengnya, si kupret neraka itu," gerutunya tidak berani keras.

"Apa Li?? Kuker neraka??," tanya papanya, tapi Elina diam.

"Cocok itu Li, jadi calon mantunya papa, sama-sama ganteng soalnya hahaha," papa Elina tertawa.

"Apa sih pah, nggak nyambung hahaaha,"

Bercanda mereka terhenti, sajian menu makan, sudah mulai berdatangan ke meja. Aroma khas beefsteak kesukaan Elina, menusuk masuk hidung remaja SMA itu.

Apalagi di tambah ring orion, favorit keluarga mereka, menambah lengkap hidangan malam ini. Semua tersaji hangat.

Elina serta keluarga, santai menikmati makan malam. Di tengah suasana mall, sama sekali, tidak merubah surut para pengunjung.

Hingga ada pengunjung, rela berdiri, menikmati rice bowl, di tangan mereka masing-masing.

Mama Elina tidak memakan banyak, setelah cheese hamburger di santap, masuk di perut lansingnya, beliau tidak menambah lagi.

Mata mama Elina, asyik menikmati pandangan. Mall ramai pengujung, dari satu lantai ke lantai lain.

Ujung demi ujung tersusuri, sembari menunggu, dua orang tercintanya makan malam.

Sedikit tidak yakin, perempuan cantik itu, kembali melihat Arkana. Berdiri di sebelah stand, masakan chainis.

Tangannya membawa drink cup, ukuran besar rasa coklat, di tangan kanannya.

Celana panjang, kaos santai, juga ransel kecil. Semua sama, membuat mama Elina, tidak mengubah keyakinan. bahwa itu Arkana.

"Li, coba lihat..!! itu temen kamu yang tadi kan ?,"

Mamanya, menepuk pundak Elina, padahal tangan Elina, fokus menyantap beef steak.

"Siapa lagi sih mah?? temen mana?,"

Elina memotong daging, dengan pisau.

"Itu Li, si Arkana," tunjuk mamanya.

Dia melihat ke arah Arkana, di tempat sama, seperti tangan mama Elina menunjuk.

"Arkana?," matanya mengikuti tangan.

"Haduuh ngapain sih ketemu sama si Arkana lagi? bikin hilang nafsu makan aja deh,"

Elina hanya mengangguk, kembali menikmati makan, tanpa menghiraukan.

"Panggil aja mah kesini, kasihan," ucap papanya memberi usul.

"Iya ya pa.., kasihan, bawa rice bowl sama drink cup sebesar itu, pasti dia nggak dapat tempat,"

Mama Elina melirik kursi kosong, di depan Elina. Memanggil Arkana, tanpa meneriaki, karena kebetulan Arkana melihat mereka.

Dirinya berjalan tidak jauh, ke arah tempat meja keluarga Elina. Arkana terasa kegirangan, senyumnya sangat ramah.

"Arkana... sini sayang," tangan mama Elina melambai ke Arkana.

Anggukan Arkana, lantas mengajak kakinya, berjalan kumpul pada keluarga teman sekelasnya itu.

"Ada apa tante?," tanya Arkana pura-pura.

"Hallah.. sok sok'an bilang ada apa? bilang aja loe seneng ditawarin tempat duduk sama mama gue, harusnya tuh loe lebih cocok makan sambil berdiri,"

Elina membatin, melirik ke arah Arkana. sedangkan Arkana, dia juga tidak sengaja, melirik ke bangku Elina.

Isyarat mata saja, sudah membuat mereka paham, masing-masing. Satu sama lain.

"Kamu, nggak dapat tempat duduk ya, sini gabung sama tante, om dan Elina," ucap mama Elina.

"Iya lo, duduk aja kana," tangan papa Elina menggandeng.

Orang tua laki-laki Elina, mengajak masuk, lengan Arkana.

"Arkana papa.., bukan kana?," protes istrinya.

"Eh iya salah.., maaf lo ya.., meskipun salah sebut, nggak bakalan ngurangin gantengnya kamu ya nak," kata papa Elina tersenyum.

"Hehehe om bisa aja," Arkana duduk di depan Elina.

Acara makan di lanjutkan lagi, papa Elina mengambil chicken teriyaki. Beberapa menu, ternyata belum di nikmati.

Sedangkan Arkana, dia menikmati rice bowl teriyaki, yang sudah di belinya tadi.

Saat Arkana menikmati makan malam, kakinya eperti di sepak kaki lain. Awalnya Arkana mengira, itu adalah kaki papa Elina.

Tapi, lama-lama, tetap masih menendang. Jadi tidak mungkin, jika itu adalah ketidak sengajaan.

Ternyata Elina, sengaja menyenggol kaki kanannya. Dia sekarang tau, jika itu adalah ulah Elina.

"Kalau bukan karena gue mau makan nih rice bowl, gue juga ogah !! numpang duduk bareng keluarga lo" batin Arkana.

"Arkana, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?," tanya mama Elina.

Elina sedikit kaget, tapi dia senang, mamanya menanyakan hal itu.

Biar rasa penasarannya lenyap, mengira-ngira apakah Giska adalah pacar Arkana?? atau bukan.

"Hehehe..," hanya itu, yang di berikan Arkana.

"Kalau belum, om ambil kamu jadi mantu sendiri ya hehe," ucap papa Elina.

Yang malah, menggagalkan semuanya.

"Papa apaan sih? kata-kata kuno kayak gitu, masih aja di tanyain," protes Elina keras.

"Lo jangan salah sayang, dapet tawaran kayak gitu, dulu itu udah bahagia banget," jawab papanya.

"Kalau sekarang nggak, nggak, dan enggak," gerutu Elina.

Wajahnya manyun, memandang laki-laki, di depan mamanya.

"Elina biar belajar dulu Om," sahut Arkana.

Kata-kata Arkana, benar-benar tidak di sangka, oleh perempuan berbaju hitam, serta bandana di atas kepala.

Di tengah protes keras Elina, kepada papanya. Ucapan Arkana membuat mereka, melebarkan tawa.

"Wahhh, pas ini, jadi mantunya kita pa !!," ucap Mama Elina bahagia.

"Dulu, om juga bilang gitu ke mamanya Elina, waktu pas masih kuliah.. ya kayak kamu gini,"

"Om bilang, biar mama Lina fokus belajar dulu hahaha.," jawab papa Elina.

Papa Elina, hingga membuka kacamata, karena kebanyakan tawa.

"Berarti Om cocok nih, jadi panutan buat Arkana," Arkana memberi senyum ke papa Elina.

" Hahaha kamu bisa aja, kalau soal Elina, gampang naklukin hatinya haha," Pak Bowo semakin bahagia.

"Loe apa-apa'an sih?," gumamnya.

Kaki Elina tak betah, dia menendang Arkana lagi.

"Ya Om.. emang harus sabar, sama Elina," jawab Arkana meminta bantuan.

"Ihh.... papa nih, baru di sanjung segitu aja udah lebay.. haduuh papa, sadar dikit kenapa ya? mana aku di sangkut pautin lagi" Elina jenuh.

"Awass aja loe Arkana, tunggu aja pembalasan gue, pake drama queen di depan mama papa," remas tangan Elina.

Terpopuler

Comments

Ana safriana Tarmizi

Ana safriana Tarmizi

❤❤❤❤

2020-06-10

0

Epron Putra

Epron Putra

klau ada elina di dunia nyata udah q uber dh

2020-06-02

0

Ishiba Aoi

Ishiba Aoi

smngat trus thor! next...

2020-05-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!