6. Upacara Bendera

Hari ini, hari senin. Di mana hari, sering membuat Arkana, rawan datang terlambat.

Walau begitu, tenyata..!! selalu ada Dewi-dewi, penolong yang setia menyelamatkan Arkana. Salah satunya, anggota OSIS bernama Giska.

Dari lobby sekolah, Arkana lari terbirit-birit, masuk ke ruang kelas XI-IPS 1. melewati lapangan sekolah, di situ banyak anak-anak.

Para murid mempersiapkan diri, mengikuti upacara bendera. Termasuk Elina, Kia, Arya, Bima serta teman se kelas Arkana.

Barisan peserta upacara, hari ini meghadap ke arah utara. Regu paduan suara, berada di timur sekolah.

Barisan guru, menghadap peserta upacara. Tampak rapi, sudah menyiapkan barisan.

Sebagian Ibu Bapak Guru SMA N 28, bermunculan keluar, dari arah ruang guru. Tak sedikit, muncul dari arah kantin sekolah.

Arkana baru terlihat keluar, kelasnya berada tidak jauh, dari ruang guru. Mimbar pembina upacara, di loncati. Arkana, bak seperti atlet lompat jauh.

Topi SMA di kenakan, sebagai penutup kepala. Merubah wajahnya, menjadi seorang murid rajin serta kalem.

"Elina, Si Arkana telat lagi,"

"Lihat itu..!," bisik Kia.

Tangan Kia menunjuk, memberi tahu Elina. Tubuhnya berdiri, di barisan belakang Elina.

"Lihat aja tuh, kakinya udah kayak pawang kuda" ucapnya.

"Yang main di atraksi-atraksi," imbuh Elina.

Dia menunjuk Arkana, melewati mimbar pembina, hanya 2 langkah panjang.

"Hahaha, loe ini, ada-ada aja deh Li," ucap Kia.

Kia cengengesan, tertawa di pundak sahabatnya.

"Jangan-jangan, berangkatnya si kupret neraka tadi, naik delman," bisik Elina.

"Makanya, sekarang dia menjelma. kelakuannya kayak kudanil Ki hahaha," ucapnya.

"Hahaha yang nggak dong Li, Arkana jelas naik motor gede'nya itu lah Li," sahut Anggi.

Anggi berada di barisan depan, jawaban'nya polos, mengobrolkan Arkana.

"Si kupret itu, harusnya pantes berangkat naik kuda.. kan wajahnya, udah mirip sama patih gajah mada," kata Elina membantah.

Kata-kata Elina, memantik tawa. dibarisan kelas IPS 1, semua anak perempuan tertawa.

"Ehh, loe cewek-cewek..!! pagi-pagi ghibah'in Arkana mulu," ucap Bima.

"Awas loe, gue kasih tau Arkana," imbuhnya.

Bima tidak suka, teman'nya dibicarakan.

"Yeee.. gitu aja sewot, lagian juga bukan loe yang kita omongin," sahut Kia.

Kebetulan, Kia di samping Bima.

" Tau tuhhh..!! Oooooo.. dasar baperan," ledek Elina

"Iya.. kayak cewek," ucap Anggi menimpali.

Mereka menyorak'i ke arah Bima.

"Udahlah Bim.., loe nggak bakalan menang, kalau ngomong sama cewek. bisa seri aja, loe udah alhamdulilah," kata Arya.

Dirinya menasehati Bima, sama-sama bersahabat dengan Arkana. Barisan Arya sejajar Elina.

"Tau tuh, Elina ngatain se-enak jidad'nya" ucap Bima kesal.

"Hey.. kayak junjungan loe, udah bener aja..," jawab Elina.

Meraka sama-sama, memaki kesal. Tidak mau kalah, mau sama-sama mencari pembenaran.

Akhir'nya mereka semua diam, karena terpaksa, karena mengingat aba-aba, dari pemimpin upacara. Sudah mulai terdengar, menyiapkan barisan.

Anggi mewakili barisan perempuan, kelas XI IPS, barisan cowok di wakilkan Devan. Sebab, kedua'nya memiliki tinggi dari rata-rata.

Arkana terlihat baru datang, dari arah belakang, dia baru berjalan menuju ke arah depan.

Menyesuaikan tinggi Arkana, membuat Arkana tidak jauh Devan, berbaris di samping Anggi.

Teman se-tim di basket sekolah, Devan sudah berdiri. Arkana tersenyum melihat Elina, hari itu rambut Elina di kepang belakang satu.

Nampaknya, Arkana masih ingat. Manja'nya Elina, saat ketakutan. Di kelas X-B, mengerjakan tugas Kader Adiwiyata sore itu.

Sedikit percaya diri, Arkana menggeser Arya, baris disamping Elina. Tatanan barisan, membuat anak laki-laki sedikit berubah.

"Woey... loe baru datang brow," kata Arya bahagia.

Arya, pelan menggeser tubuh. Dirinya ke belakang barisan, di datangi Arkana.

"Iya, biasa kalau hari senin, jalan Basuki Rahmad sering macet brow," jawab Arkana.

Arkana menengok kepala ke belakang.

Elina mendengarkan semua percakapan, Arya percaya saja. Elina mengangkat bibir, menggeser ke kanan, tidak suka.

Ekspresi wajah Elina, seolah mengatakan, apa yang di katakan Arkana hanya bullshit .

Mata Arkana mencuri perhatian, melihat Elina. Pikiran Arkana, menyuruh'nya bertanya. Perihal, keadaan Elina, setelah kehujanan lusa kemarin.

Walau begitu, Arkana belum yakin, tidak berani, memulai pembicaraan lebih dulu. Padahal, Elina berada pass, disampingnya.

Arkana memandang, Elina fokus mengikuti upacara.

"Elina, gimana keadaan lo? baik-baik aja kan?," tanyanya.

Wajah Arkana, merunduk, mendekati Elina.

"Heemmmmb," ucap Elina.

Jawaban Elina, mengartikan jika dia baik-baik saja.

Semua murid peserta upacara, tengah khidmat menundukkan kepala, ke bawah.

"Gimana Li?? loe baik baik aja kan?," ucapnya.

Pertanyaan Arkana, memastikan lagi.

"Iiiyaaaaaaaaa.. Arkana," gumam Elina.

Mata'nya sinis, kesal melihat, mata Arkana ber-raut gemas.

"Kalau gue gak baik-baik aja, gue juga gak bakal ada disini, mending gue saranin, kalau loe mau sok care.. operasi dulu deh" gerutu Elina.

"Wajah loe, yang gak bisa nge dukung, pertanyaan baik loe, alias jahat hiii..," ungkap Elina.

Dirinya mengangkat kedua tangan, membuang muka, enggan melihat Arkana. Jawaban Elina, Arkana berubah wajah lagi. Tadi'nya iba, sekaran geram. Mata Arkana, sinis memandang Elina.

"Emang loe itu, wujud'nya aja yang manusia, tapi kelakuan roh halus semua," jawab Arkana.

Dirinya bisa melihat jelas, leher Elina membuang muka.

Suara mulut Elina berkata, "Eee ye.. ye.. ye.. ye..".

"Ada yang ngomong, tapi nggak ada wujudnya, ada hantu Anggi," ucapnya.

Elina dengan bibir pletat-pletot, merangkul tubuh Anggi.

"Awas aja loe Elina, Ternyata ni anak beneran nggak bisa dibaikin. nyesel tujuh turunan sampe cicit, gue ngajak Elina ngomong," batin Arkana di dalam hati.

Arkana mengira, kejadian terjadi kemarin, merubah sikap Elina. Membuat hubungan kedua'nya menjadi membaik.

Semua berbeda, Elina masih sama, tetap mengajak berseteru. Sikap Elina masih seperti biasa'nya.

Belum ada 20 menit, belum selesai mengikuti upacara, Elina tidak kuat menahan. Dia ingin pergi ke kamar mandi.

Kaki kiri Elina, terlihat menahan. Untuk tidak segera buang air kecil, menunggu upacaran, sebentar lagi selesai.

Topi upacara di kepala nya, sudah mulai menyerap keringat, meresap di kening Elina.

"Kia, anterin gue ke kamar mandi, gue pengen buang air kecil," pintanya.

Elina berbisik pelan pada Kia.

"Bawain pet (wadah kencing) Ki, kasihan udah tua, kalau nanti nggak bisa jongkok," ledek Arkana.

Mata Arkana, enggan melihat ke arah Elina dan Kia, tapi bibir'nya berucap.

"Hiiihhh.. emang'nya gue orang tua? ada dirumah sakit apa? pake butuh pet segala, Gila..," jawab Elina.

Ucapan Elina, sebelum meninggalkan upacara.

"Sejenis itu lah, lalu mati'nya jadi hantu, nenek gayung".

"Pas kan, berangkat'nya mau kekamar mandi" jawab Arkana membuat mati kutu.

"Arkana loe ini emang ya.., bikin kesel," ucap Elina kesal.

Tak kuat menahan, Elina menarik dasi Arkana, mendorong ke bawah keras-keras. Sempat Arkana, tercekik.

"Aduh Li, lepasin Elina.. Elina..,"

Arkana coba melepaskan, tangan Elina mencekik leher, dirinya menyuruh tangan Elina segera pergi.

Perdebatan Elina Arkana memantik perhatian anggota Osis, berada di belakang barisan kelas XI-IPS 1.

Tidak sengaja, Giska yang menunggui barisan kelas mereka. Giska langsung berjalan, menghampiri Arkana Elina.

Giska tidak mengetahui, siapa perempuan itu? mengenal Elina saja tidak.

"Siapa dia?," Giska bertanya.

"Elina nama'nya," bisik Nadhine.

Giska, perempuan memiliki rambut sebahu. Yng menanyai, siapa perempuan tengah ribut bersama Arkana??.

Giska melihat arah barisan depan, siapa Elina? berani'nya menganggu Arkana.

Gadis berambut panjang, hari itu di kepang, terkena semprot Giska. Keributan'nya dengan Arkana, menengarai amarah, dan sial Elina.

"Elina.. hentikan..!!," suara teriakan itu.

"Upacara, bukannya mengikuti dengan khidmat, malah cenge-ngesan," bentak Giska.

Giska berdiri di antara barisan Arkana Elina.

"Haahh..," jawabnya gugup.

"Iya kak," kata Elina.

Tangan jahat Elina, melepaskan dasi. Menatap takut wajah Giska, merah penuh amarah.

"Upacara, malah ramai sendiri," imbuh Giska memarahi.

Giska memandangi, atas bawah tubuh Elina.

"Arkana, kamu nggak papa?," tanya Giska.

Nadanya berubah menjadi lembut, saat menanyai Arkana. Tidak ada amarah, apalagi hukuman.

"Nggak papa," jawab Arkana cuek.

Tanpa melihat ke arah Giska, tanpa berterima kasih, Arkana justru membenahi dasi.

"Cuuuiiihh..., giliran sama si kupret neraka aja, suara di perhalus, kayak kapas pelembab wajah gue.. dasar," ucap Elina dalam hati.

"Ayoo Ki," suara Elina.

Dirinya mengajak Kia, ke belakang, pergi ke kamar mandi sebentar.

Elina dan Kia meningalkan barisan, mereka berjalan ke kamar mandi. Langkahnya sedikit cepat, sebab Elina sudah tidak kuat.

Di tengah jalan, Elina tidak henti-hentinya membahas Giska. Kekesalan dia di tumpahkan, kepada Kia yang mengantar'nya ke kamar mandi.

"Wajah'nya aja sok sok'an, kalau ngomong sama kita. giliran ketemu pangeran kuda lumping aja, berubah haluan,"

" 'kamu nggak papa'," ucap Elina.

Dia menirukan gaya Giska bertanya pada Arkana.

"Hahaha Elina, loe ini apa'an sih?? Ya kan namanya cinta Li," Kia tertawa.

"Emang dasar'nya loe aja, selama ini belum pernah merasakan cinta, sama siapapun" ucap Kia.

Dia berjalan di sebelah Elina.

"Ya kan, papa sama mama.. nyuruh'nya, pacaran itu, kalau udah lulus sekolah Kia," kata Elina.

"Lagian juga..!! tau aahh.. nggak ada cowok, yang spesial buat gue taksir," jawab Elina.

Wajah cantiknya, berhasil menggoda Kia.

" Kalau Arkana?," tanya Kia.

"Arkana," Elina terkejut.

"Hahahaaha.."

Seketika, pertanyaan Kia, memantik tawa keras mereka berdua. Sebab, hal itu di rasa Elina dan Kia, begitu tidak mungkin terjadi.

Elina masuk ke dalam kamar mandi.

Sejak, berada di bangku kelas X sampai naik kelas XI. Elina tidak pernah di ketahui menjalin hubungan, bersama siapapun.

Banyak laki-laki, yang menaruh hati. salah satu'nya Yudha, namun Elina membiarkan. Mereka semua, tanpa merespon perasaan masing-masing.

Terpopuler

Comments

𝙳𝚑𝚢

𝙳𝚑𝚢

jejak lagi kak

dapat salam dari Menikah dengan dosen ku ❤

2020-06-27

0

Li Na

Li Na

jejak

2020-06-21

0

ila❤

ila❤

hay thor aku mampir bawah like dan rate 5😊
jangan lupa feedback kekarya ku juga yah

mari kita saling mendukung🙏😊

2020-06-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!