Perjalanan Menuju Benua Tengah

Kota Baijin, Istana Kekaisaran Qing.

Melihat dua mayat ular yang merupakan binatang iblis peliharaannya, Wei Lian merasa nasib buruk segera menimpa dirinya. Melarikan diri? Mustahil baginya dapat melakukan itu karena musuh sudah mengepung dari berbagai arah. Dua Jenderal, dan pria tua penasehat Kekaisaran Wei, ketiganya sama putus asanya seperti calon Kaisar mereka.

“Apa kalian ingin bertemu dengan Wei Lou? Kalau iya, dengan senang hati aku akan membuat kalian semua bertemu dengannya,” ujar Zhang Yu yang memberi tatapan sinis pada keempatnya.

“Tuan Muda, bagaimana kalau hukuman untuk mereka yang ingin menghancurkan Kekaisaran ini, dilakukan langsung di depan penduduk Kota Baijin? Aku rasa mereka pantas mendapatkan itu,” balas Qing Cheng.

“Yang Mulia dapat melakukan itu pada mereka bertiga, tapi untuk pria tua yang ada di sana, aku sendiri yang akan memberikan hukuman padanya. Dengan kekuatan iblis dalam tubuhnya, sangat berbahaya kalau dia mati di depan banyak orang. Kekuatan iblis dalam tubuhnya bisa saja berpindah tempat, dan saat itu kita akan kesulitan mencari kemana pindahnya kekuatan itu,” ungkap Zhang Yu.

“Kalau begitu, hukuman untuknya aku serahkan pada Tuan Muda. Namun, aku ingin melihat saat dia mendapatkan hukuman dari Tuan Muda,” ujar Qing Cheng yang ingin melihat kekuatan Zhang Yu secara langsung.

“Baik Yang Mulia,” balas Zhang Yu.

Tanpa perlawanan Wei Lian dan kedua Jenderalnya diseret menuju halaman istana, dan akan langsung menjalani hukuman mati tanpa diadakan persidangan terlebih dahulu.

Sementara itu di halaman belakang aula istana, Zhang Yu telah siap mengeksekusi pria tua yang sudah pasrah dengan hidupnya. Qing Cheng, Qing Yue, Xin Wang dan Zhang Yu, mereka menjadi saksi bagaimana musnahnya keturunan terakhir Kaisar Wei Lou.

°°°

Dua hari kemudian, istana Kekaisaran Qing.

Zhang Yu yang bermalam di istana Kekaisaran, pagi-pagi dia ikut sarapan bersama dengan keluarga Kekaisaran Qing. Tidak ada satupun keluarga Kekaisaran yang menganggap remeh sosoknya, bahkan mereka sangat mengaguminya, dan menganggap Qing Yue beruntung karena memiliki hubungan dekat dengannya.

Selesai sarapan bersama, Zhang Yu, Qing Yue dan Xin Wang mengikuti Qing Cheng ke aula utama istana, untuk menemui dua tetua sekte seribu pedang yang sudah menanti kedatangan mereka. Zhang Lao sendiri saat ini sedang tertidur pulas di gendongan Qing Yue.

Di aula istana Kekaisaran, terlihat dua sosok pria yang belum terlihat terlalu tua, berdiri dari duduknya, dan menyambut kedatangan mereka. Namun, sejenak perhatian mereka teralihkan pada sosok Zhang Lao.

Binatang buas ranah Kaisar yang terlihat sangat jinak. Kedua orang itu tidak akan mempercayai itu kalau tidak melihatnya secara langsung. Di ranah Jalan Surgawi, bintang buas sangat sulit untuk dijinakkan, apalagi untuk yang sudah berada di ranah Kaisar.

Ehem ...Saat melihat arah mana yang dipandang keduanya, Zhang Yu berdehem dan membuat orang itu bersamaan mengalihkan pandangannya dari sosok Zhang Lao.

Qing Cheng yang sudah duduk di singgasana kebesarannya, dia mempersilahkan Zhang Yu, dan Xin Wang duduk di tempat yang tersedia untuk mereka. Sedangkan Qing Yue, dia duduk di tempat Putri Mahkota.

Melihat semua telah duduk di tempatnya masing-masing, Qing Cheng mempersilahkan dua tetua mengatakan apa yang menjadi tujuan mereka mendatangi Istana Kekaisarannya, walau sebenarnya dia sudah tau apa yang menjadi tujuan mereka.

Keduanya tersenyum, kemudian Li Zhong mengatakan apa yang menjadi tujuan kedatangannya. “Yang Mulia, kedatangan kami untuk menjemput tiga murid baru sekte seribu pedang. Mengingat upacara penerimaan murid baru akan dilakukan kurang dari lima hari dari sekarang, kami harus segera membawa mereka ke Benua Tengah.”

Qing Cheng hanya menganggukkan kepalanya pelan, sebagai balasan dari perkataan Li Zhong.

“Aku menitipkan putriku pada sekte seribu pedang, tolong jaga dia!” Sebuah permintaan yang pasti akan dilakukan oleh para tetua sekte, karena keselamatan murid sebuah sekte, merupakan tanggung jawab mereka. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk menolak permintaan Qing Cheng.

“Tuan Muda, aku juga berharap padamu untuk menjaga putriku.” Qing Cheng memiliki permintaan yang sama, saat mengatakan itu pada Zhang Yu.

Zhang Yu menganggukkan kepala, menyetujui permintaan Qing Cheng. “Tanpa Yang Mulia minta, aku pasti menjaga Qing Yue dengan semua yang aku miliki,” ungkapnya.

Wajah cantik Qing Yue yang tertutupi cadar memerah setelah me dengar itu. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Zhang Yu mengatakan itu di depan banyak orang.

Dia sudah merasakan perasaan aneh sejak bertemu dengan Zhang Yu, tapi sampai sekarang dia tidak tahu arti dari perasaannya. Setahunya, dia sangat nyaman saat berada di dekat Zhang Yu.

‘Wanita ini, sepertinya dia telah jatuh cinta pada sosok tuan, tapi aku rasa mereka pasangan yang cocok. Dengan tipe tubuh spesial milik mereka, keduanya seperti ditakdirkan untuk menjadi pasangan yang akan saling melengkapi’ ujar Zhang Lao dalam hati saat merasakan detak jantung Qing Yue.

°°°

Saat pagi mulai berganti siang, dihalaman istana muncul bahtera terbang berwujud kapal, yang merupakan artefak tingkat Kaisar, dan berguna untuk bepergian jarak jauh. Terutama sangat berguna saat melakukan perjalanan antar Benua.

Saat semua orang telah siap, Li Zhong memimpin rombongan memasuki bahtera terbang, untuk kembali ke Benua Tengah.

Li Huang memasukkan lima ratus kristal jiwa tingkat rendah pada array penggerak bahtera, dan tak butuh waktu lama bahtera yang mereka naikin mulai bergerak meninggalkan istana Kekaisaran Qing.

Ling Zhong mengaktifkan array pelindung. Cahaya redup berwarna putih mulai menyelimuti seluruh bagian bahtera terbang, bersamaan dengan kecepatannya yang terus meningkat.

“Tiga hari lagi kita akan sampai. Kalian bisa istirahat di bagian dalam,” ujar Li Zhong.

Ketiganya mengangguk, kemudian masuk kedalam ruangan untuk melihat-lihat apa saja yang ada di dalamnya.

°°°

Di dalam ruangan bahtera terbang.

[Tuan, kedua tetua sangat menginginkan Zhang Lao. Mereka berencana merebutnya dari tangan nona Qing Yue, karena mereka dialah pemilik binatang buas incarannya.]

“Aku sudah mengetahuinya, dan aku berencana meninggalkan tempat ini setelah sampai di daratan Benua Tengah. Tentu aku akan membawa Qing Yue pergi bersamaku,” ungkap Zhang Yu yang susah mengetahui rencana busuk kedua tetua sekte seribu pedang.

[Kenapa Tuan tidak membunuh mereka? Dengan kekuatan yang Tuan dan Zhang Lao miliki, membunuh keduanya bukan sesuatu yang mustahil, walau perlu usaha sangat keras untuk melakukan itu. Bagaimana pun juga kekuatan dua orang itu berada satu ranah di atas kekuatan Tuan dan Zhang Lao.]

“Ranah Penguasa tingkat 3, kemungkinan mereka hanyalah tetua tingkat rendah di sekte seribu pedang. Apa benar aku harus membunuh mereka? Bukannya itu hanya akan membuat aku menjadi musuh abadi sekte mereka!”

[Semakin tinggi kekuatan Tuan, semakin luas pengetahuan dan informasi yang saya dapatkan tentang dunia ini, termasuk informasi kebenaran dari sekte seribu pedang, yang termasuk dalam jajaran sekte aliran hitam.]

“Sekte aliran hitam? Apa maksud dari sekte aliran hitam? Apa mereka sekumpulan kultivator yang sering melakukan kejahatan?”

[Tuan sangat benar, selain melakukan kejahatan, sekte aliran hitam dulunya merupakan bagian dari sekte iblis yang berisi kultivator yang memanfaatkan kekuatan iblis. Namun, setelah runtuhnya sekte iblis, mereka terpecah belah dan membentuk sekte aliran hitam, yang menjadi musuh abadi sekte aliran putih.]

“Cih ... hampir saja aku tertipu oleh mereka. Setelah tahu itu, tidak ada alasan bagiku untuk tidak melenyapkan keberadaan orang-orang seperti mereka, tapi aku harus sabar dan melakukan itu setelah sampai di daratan Benua Tengah. Untuk saat ini, aku akan berpura-pura tidak mengetahui semua itu.”

Zhang Yu diam-diam menempatkan sepuluh prajurit bayangan di bayang-bayang Qing Yue untuk menjaganya, walau ada Zhang Lao yang selalu berada di pelukannya.

‘Baru kali ini aku merasakan sedikit ketertarikan pada sosok wanita. Aku sebenarnya masih heran, bagaimana bisa aku yang sudah berusia 30 tahun, tiba-tiba kembali muda, dan memiliki wajah serta penampilan selayaknya dewa dalam novel yang sering aku baca’ ujarnya dalam hati.

Zhang Yu merasa kedatangannya ke dunia ini bukan sebuah kebetulan, melainkan ada kekuatan yang sengaja menariknya ke dunia ini. ‘Kalau memang ada sosok yang sengaja menarikku ke dunia ini, suatu hari nanti aku ingin bertemu dengannya’ imbuhnya.