Setelah semua perlengkapan datang Zoya meminta mereka semua membantu nya untuk mengecat ruangan ini menjadi warna hijau mint, mereka dengan senang hati membantu calon nona muda nya itu terlebih lagi membuat markas mereka menjadi lebih hidup.
Sedangkan Zoya membuka plastik berisi gambar yang indah, seperti gambar raja hutan dan seni yang lain nya lalu meletakkan Gucci di tempat yang seharusnya dan memindahkan bingkai foto itu ketempat yang lebih tepat agar terlihat indah.
Beberapa jam kemudian akhirnya mereka siap mengecat ruangan itu dan sekarang tugas Zoya memasang semua bingkai gambar yang indah itu.
Lalu Zoya menggunakan tangan nya menulis sebuah kata di dinding dengan sangat indah dengan kata Tuan Max Jangan Lupa Tersenyum.
"Wow, ginikan bagus!" Ujar Zoya berbangga diri.
"Nona, itu bacaan nya apa?" Tanya salah satu anak buah yang tidak pandai membaca.
"Kau tidak bisa membaca?" Tanya Zoya kaget.
Dia menggeleng.
"Berapa usiamu?"
"35 tahun!"
"Aku ingin mengajarimu membaca pak tapi sepertinya susah! Jadi aku bacakan aja yaa!" Ujar Zoya.
"Lelaki payah jangan lupa tersenyum!" Ujar Zoya membaca nya.
Semua yang mendengarnya lantas tertawa melihat tingkah Zoya, karena baru kali ini ada seorang yang berani membicarakan tuan muda nya dengan perkataan yang jelek.
"Siapa lelaki payah?" Tanya Udin.
"Yang tidur, pak!" Ujar Zoya berbisik.
Lalu Udin berbalik badan dan melihat siapa yang tertidur selain tuan muda nya namun tidak ditemukan, hingga membuat nya mengerti dan ikut tertawa.
"Telatttt!!" Teriak Volker dan yang lain nya.
Zoya hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah konyol mereka, walau tubuh dan wajah mereka kadang terlihat menyeramkan tetapi hati mereka baik itu membuat Zoya nyaman berada di markas mereka.
Max yang mendengar teriakan langsung terbangun dan menatap ke depan dengan heran dan memutar penglihatan nya untuk memastikan apakah ini markas dirinya atau bukan.
Lalu menatap Zoya dengan yang lain nya sedang bercanda dan tertawa melihat nya mengerutkan kening nya.
"Bagaimana dia bisa akrab dengan lelaki lain dengan mudah?" Ujar Max geram.
"Zoya!" Teriak Max.
Semua terdiam dan langsung menatap tuan muda nya dengan tatapan ketakutan, sedangkan Zoya biasa aja.
"Apaan?"
"Kalau dipanggil datang! Dan kalian semua pergi!" Perintah Max.
Zoya langsung merasakan hawa yang kurang bersahabat saat Max terbangun, terlebih lagi sepertinya max sedang marah penyebab nya apa pun Zoya tidak paham.
"Iya, tuan tampan!"
"Siapa yang merubah suasana disini?" Tanya Max emosi.
"Aku dan yang lain nya!"
"Kenapa kau lancang sekali? Apa kau kira ini rumah mu ha?"
"Ini rumah kau dengan teman mu bukan? Aku telah ijin dengan mereka!" Ujar Zoya polos.
"Ini rumahku! Apapun yang terjadi disini atas kehendak ku apa kau mengerti itu?"
"Sepertinya kau harus dikasih pemahaman lebih dalam!" Ujar max berdiri dan menarik tangan Zoya dengan kuat.
Zoya merasakan nyeri dipergelangan tangan nya sebab di cengkram kuat oleh Max namun dirinya tidak berani memberontak kalau dirinya mau hidup lebih lama, kemarahan Max kali ini sangat mengerikan bagi Zoya.
Setelah sampai di sebuah kamar max melempar tangan Zoya agar dia memasuki kamar itu dan memberikan nya sebuah buku yang berisi peraturan untuk diri nya.
"Baca dan pahami! Sebelum kau benar-benar paham maka aku tidak akan membukan pintu ini untuk mu!" Ancam Max lalu mengunci pintu dengan keras.
Zoya memegang hati nya seperti merasakan sakit lebih dari sakit pergelangan tangan nya.
"Kenapa sakit ini kembali hadir setelah dua belas tahun lama nya!" Ujar Zoya terus memegang dada nya.
Zoya teringat kejadian bertahun-tahun yang lalu saat dirinya dengan kejam ditindas oleh masyarakat setempat karena menyebut nya sebagai anak pembawa sial. Sakit saat itu kembali dirasakannya saat ini.
Zoya menatap pintu dengan tatapan nanar lalu beralih menatap sebuah buku yang ada di meja dan melihat halaman pertama bertuliskan peraturan buat seorang **budak**.
Tanpa sengaja air mata Zoya menetes dan langsung dia hapus, dan membacanya satu persatu. Dan inti dari semua itu jangan pernah membantah omongan Max.
Zoya yang terlihat kuat dan tegar masih menyimpan sisi kelam nya di dalam hati yang paling dalam, saat keluarga dari ibu dan ayah nya yang tidak mau mengurus Zoya karena takut mendapat kan kesialan lalu mengusir Zoya agar tidak mendekat kepada mereka.
Zoya benar-benar terasingkan, Zoya berusaha kuat demi dirinya sendiri dan harus membuat kedua orang tua nya bangga.
Flashback
"Anes jangan berlarian seperti itu!" Teriak mama nya.
"Pa, lihat anak kita dia senang banget disini! Kita sepertinya harus pindah dari kota ini agar anak kita hidup dengan baik!"
"Iya sayang, setelah umur Anes genap 14 tahun kita meninggalkan kota ini ya!"
"Iya pa, mama gak sanggup anak kita terus di anggap sebagai anak pembawa sial karena dihari saat dia lahir disaat itu juga ibu kamu meninggal, pa!" Ujar mama sedih.
"Tidak ada anak pembawa sial, biarkan mereka berbicara apa! Sebelum Anes beranjak dewasa kita harus membawa nya keluar dari kota ini dan papa akan menyelesaikan pekerjaan papa beberapa tahun ini ya ma!"
"Iya pa!"
Setelah 10 tahun kemudian mereka akan berencana meninggalkan kota yang mengganggu mental anak nya, mereka meninggalkan semua keluarga mereka demi anak semata wayang mereka.
"Sayang! Kita pindah dari rumah ini kerumah yang lebih bagus, mau kan?" Tanya papa.
"Mau dong pa! Lagian Anes mau punya teman baru yang tidak jahat sama Anes, pa!" Ujar Zoya.
Dengan tatapan sendu papa nya mengelus puncak kepala Zoya, "Yaudah Anes harus janji sama papa dirumah yang baru jangan pernah mengingat kejadian disini lagi ya! Kita harus melupakan apapun yang menyakiti kita tetapi jangan membencinya ya sayang, Anes papa kan hebat!"
"Iya papa, Anes akan membahagiakan papa dan juga mama!" Ujar Zoya dengan tersenyum manis.
"Ma, udah semua barang nya?" Tanya papa.
"Sudah pa, tolong bawain ya pa! Biar Anes sama mama aja,"
Papa langsung membawa semua barang dan memasukinya ke dalam bagasi.
"Yok sayang, papa udah di mobil sekarang kita menuju kerumah baru!" Ujar mama dengan gembira.
"Oke mama!"
Setelah semua berada di dalam mobil papa nya langsung menyetir mobil dengan kecepatan sedang, Zoya duduk dibelakang memperhatikan jalan lalu berdiri kedepan.
"Anes sayang Papa sama Mama!" Ujar Anes dengan tersenyum imut menunjukkan gigi kelinci nya.
"Mama juga sayang papa!" Ujar Mama menggoda Zoya.
"Lah Anes gak di sayang?" Tanya nya dengan cemberut.
"Hahah, sayang dong!" Ujar mama mengecup pipi Anes yang seperti bakpau.
Bersambung...
...----------------...
Hai guys terimakasih sudah ikut mendukung karya ini yaa
dan oiya author juga mau bilang jangan lupa klik like, komentar, vote dan bintang 5! okeee
love you all
hai hai
author mau ngerekomendasikan cerita yang menarik juga!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ⓦ︎Ⓚ︎🅡︎Ⓩ︎🇳 s̑̈n͜͡ɐ𝘬乇🅿︎ȋ̈Ⓣ︎
bagus bagus
2022-05-09
1
El_Tien
👍👍👍👍
2022-02-15
0
Har Tini
sabar y zo semoga nanti max jd bucij akut
2022-02-01
0