Ayu terus saja memeluk pria tampan di dekatnya dengan sangat erat, seakan tidak ingin melepaskan nya. Farhan hanya terdiam dan tidak melakukan apapun, kenangan masa lalu hadir kembali di pikirannya. Dia menjadi peduli dan juga lembut saat mengetahui gadis yang sedang memeluknya juga takut kegelapan.
”Ayu sangat mirip dengan gadis kecilku itu yang takut dengan kegelapan,” batinnya yang tersenyum samar.
“Jangan takut, aku ada di sini!” Ucap Farhan yang membalas pelukan dari Ayu untuk menenangkan gadis malang itu.
“Cepat bawa aku pergi, aku merasa sangat sesak jika berada di sini,” lirih pelan Ayu yang sangat takut. Wajah pucat pasi dan tubuh yang gemetaran membuatnya tidak bisa berpikir jenih selain meminta tolong.
Farhan berdiri dan membopong tubuh Ayu dan membawanya masuk ke dalam mobil, sedikit sulit Farhan bergerak karena Ayu tidak mau melepaskan pelukannya. Di sepanjang perjalanan, Farhan terus menenangkan Ayu, hatinya menjadi lembut dan berusaha untuk menyamankan Ayu yang ketakutan.
“Sekarang kau aman bersamaku, jangan takut lagi!”
“Cepat bawa aku pergi!”
“Lihatlah sekelilingmu, kita sudah sudah menjauh dari kantor,” jawab Farhan, dengan cepat Ayu menyusuri pandangannya untuk memastikan ucapan Farhan yang ternyata benar.
Farhan meletakkan Ayu di sampingnya untuk membuat wanita itu lebih tenang, dia melirik Ayu dengan sekilas dan kembali fokus mengemudikan mobil. “Ini semua salahku, coba saja aku menyimpan nomor ponselnya dan datang tepat waktu. Mungkin semua ini tidak akan terlalu parah,” batin Farhan yang melihat kondisi Ayu yang lemah dan sangat ketakutan.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di mansion kediaman keluarga Hendrawan. Farhan menghentikan mobilnya di hadapan mansion dan menggendong Ayu menuju kamarnya, langkah kakinya membuat mereka sampai ke kamar. Farhan masih memeluk Ayu beberapa saat dan membaringkan tubuh Ayu serta menyelimutinya.
“Tidurlah, aku akan pergi!” pamitnya yang ingin meninggalkan kamar itu, tapi terhalang oleh tangan Ayu yang menarik celananya. Farhan menoleh, melihat wajah gadis di dekatnya itu membuatnya sedikit kasihan.
“Jangan tinggalkan aku, ku mohon!” lirih pelan Ayu yang menatap nanar. Farhan menghela nafas dan menyingkirkan tangan Ayu dengan lembut.
“Istirahatlah,” ucap singkat Farhan yang kembali memunggungi Ayu, dengan cepat wanita itu memeluk tangannya.
“Aku sangat takut, aku mohon temani aku!” bujuk Ayu.
“Baiklah.” Pasrah Farhan yang duduk di samping Ayu yang tertidur sembari memeluk tangannya. Melihat kejadian di depan matanya, membuat Farhan kembali mengingat masa kecilnya. “Dari pertama aku melihat gadis ini, tingkah lakunya sangat mirip dengan gadis kecilku itu, dan jika di lihat dekat malah semakin terlihat sama,” batin Farhan yang menatap wajah Ayu sepersekian detik saja.
Farhan membaringkan tubuhnya yang lelah setelah bekerja di samping Ayu yang masih erat memeluk tangannya, ingin sekali dia melepaskannya, tapi takut jika Ayu akan terbangun dari tidurnya. Menatap langit-langit kamar dengan beberapa isi kepala yang memenuhi pikirannya.
“Andai saja tunanganku adalah gadis kecil yang pernah menyelamatkan aku, pasti aku menjadi pria yang paling beruntung di dunia ini. Dimana kau berada? Aku sudah mencarimu kesetiap sudut kota dan tidak menemukanmu. Jika saja tunanganku adalah dia, aku pasti akan menjaganya dengan sangat baik. Memberikan cinta dan juga kasih sayang yang berlimpah." Racau Farhan.
Farhan berusaha untuk menutup matanya dengan paksa secara perlahan, insomnia yang di deritanya membuat Farhan sedikit sulit untuk tidur. Tapi, pelukan Ayu membuat Farhan merasa nyaman hingga tertidur di saat pagi hampir tiba.
Di pagi hari yang cerah, sinar matahari yang menembus jendela hingga masuk ke pori-pori kulit membuat gadis cantik itu mengerjapkan mata. Dia menatap seluruh ruangan dan sangat terkejut saat melihat Farhan yang ada di sebelahnya. “Kenapa pria ini di sini? Dan kenapa aku memeluk tangannya?” Gumam Ayu yang sangat terkejut dan dengan cepat melepaskan pelukan di tangan pria tampan yang ada di sampingnya.
Hingga dia mengingat apa yang terjadi semalam. “Hah, aku baru ingat, jika semalam adalah hari yang sangat buruk bagiku. Andai saja aku bisa berpikir jernih untuk meninggalkan ruangan itu, tapi mau bagaimana lagi? Aku sangat takut dengan kegelapan,” ucapnya.
Dia juga mengingat, bahwa dia juga telah mengirimkan pesan singkat. “Untung saja otak ku sedikit bekerja 15 persen dan dengan cepat menghubungi Farhan sebelum ponselku kehabisan daya dan mati. Ck, jika saja aku tidak bermain game online dan juga mendengarkan musik, ini pasti tidak akan terjadi. Tapi ya sudahlah, semua sudah terjadi." Seloroh Ayu yang membuat seseorang terbangun dari tidurnya saat mendengarkan ocehan wanita cantik di sebelahnya.
“Bisakah kau diam? Aku baru saja tertidur dan kau mengoceh layaknya seekor burung,” cetus Farhan yang menatap wanita di sebelahnya dengan kesal.
“Maaf, tapi aku mengucapkan terima kasih kepadamu yang telah menolongku walau sangat terlambat,” tutur Ayu.
“Ck, kau ingin memujiku atau mengujiku?” Tukas Farhan.
“Pertengahan dari itu, apa aku boleh bertanya?” Ujar Ayu yang menatap Farhan dengan sangat antusias.
“Ya, katakan saja!”
“Aku sangat berterima kasih karena telah menolongku, hanya saja...kenapa kau ada di kamarku?” ucapan yang monohok dari Ayu membuat Farhan darah tinggi, dengan cepat dia duduk dan menatap mata gadis cantik itu sangat tajam.
“Kau ini bodoh atau pikun, hah?” Farhan menyentil dahi Ayu karena jengkel.
"Auhh, kenapa kau sangat kasar sekali. Aku hanya menanyakan hal itu saja, apa aku salah bicara?" Ucap Ayu sembari mengelus dahinya yang terasa perih akibat sentilan Farhan.
"Karena kau tidak ingin melepaskan tanganku," ungkap Farhan dengan tatapan dingin. "Jangan salah paham denganku, aku juga tidak ingin tidur di kamar mu. Tapi kau terus saja memeluk tanganku dengan erat," penjelasan Farhan yang mencoba menghilangkan kesalahpahaman yang terjadi.
"Aku tidak salah paham, tapi itulah yang terjadi. Sepertinya kamu menikmatinya." kekeuh Ayu yang memicingkan kedua matanya.
"Untuk apa aku melakukan hal itu? Sangat tidak penting," jawab Farhan tanpa ekspresi di wajahnya, seraya ingin meninggalkan kamar itu.
“Benarkah?” Tanya Ayu yang dengan cepat melompat di punggung Farhan dan memukul bahunya dengan kuat.
“Hei, turunlah. Apa yang ingin kau lakukan,” ucap Farhan yang berusaha meloloskan dirinya dari cengkraman Ayu.
“Tidak akan.” Tolak Ayu.
Seperti Dejavu yang berbeda dalam waktu dan juga tempat, itulah yang di rasakan oleh Ayu dan juga Farhan. Mereka merasa pernah melakukan hal itu di saat waktu kecil. “Kejadian ini sepertinya tidak asing,” batin Ayu yang segera melepaskan cengkramannya sembari melamun dengan beberapa pertanyaan yang ada di hatinya.
Sedangkan Farhan juga diam terpaku beberapa detik. “Ini kembali mengingatkan aku dengan gadis kecil itu,” batinnya yang mengenang masa-masa manis sewaktu kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Memyr 67
mulutnya wina bau got. nggak paham agama kayaknya. menuduh wanita baik baik telah berzina tanpa ada bukti dan saksi itu hukumannya berat
2022-09-02
1
M Dewi
Ayu pasti adalah gadis kecilnya Farhan
2022-06-13
1
Rida thatito
v. z c01508073
2022-05-26
1