Di ruang tengah terdapat dua wanita yang sedang duduk bersantai di sofa empuk dan menonton televisi serial favorit mereka, dengan beberapa cemilan yang menemani dan juga minuman dingin. Wina menoleh dan menatap putranya yang tak jauh darinya. "Apa gadis itu belum pulang?" Tanyanya.
"Belum," sahut Farhan yang singkat, padat, dan jelas.
"Kamu tau apa artinya ini?" Kata Wina.
"Tidak."
"Itu artinya, gadis kampung itu bukanlah gadis baik-baik. Bahkan jam menunjukkan Setengah sebelas malam dan dia belum pulang, mana ada seorang gadis yang masih di luar rumah hampir tengah malam," ucap Wina yang terus menyudutkan Ayu.
"Benar Kak, aku rasa dia sedang bersenang-senang di luar sana dan tidak ingat pulang."
"Aku tidak yakin dengan pilihan kakek kalian, mungkin saja dia tidak menggunakan kacamatanya dengan benar sehingga tidak tahu bagaimana sikap dari calon cucu menantu."
"Tente benar, tapi mau bagaimana lagi? Nasib buruk kak Farhan pasti membuatnya sangat menderita." Sambung Laras.
"Mama sangat yakin jika gadis kampung itu sedang menjajahkan tubuhnya untuk bertahan hidup." Seru Wina.
Farhan terus mendengarkan tanpa menjawabnya sedikitpun, ada kejanggalan dan keanehan yang di rasakan olehnya. Tapi dia tidak ingin pusing dengan memikirkan terlalu banyak. "Ini sangat aneh, tidak biasanya dia pulang hingga tengah malam. Apa yang terjadi sebenarnya? Tapi ya sudahlah, apa urusannya dengan ku," batinnya.
"Kenapa kau diam saja, apa kau mendengar Mama?" Ucap Wina dengan kesal. Seketika Farhan mengalihkan perhatiannya kepada sang Ibu. "Iya, ada apa, Ma?"
"Apa kau memikirkan gadis itu? Untuk apa kau memikirkannya? Dia bahkan tidak memikirkan semua orang di sini, Mama sangat yakin jika gadis itu sedang melayani laki-laki hidung belang di luar sana." Tukas Wina.
"Sudahlah Ma, jangan memikirkan hal yang tidak-tidak."
"Mama ingin kau membatalkan pertunangan dengan gadis itu, dia bukanlah gadis terbaik untukmu," ujar Wina yang menatap dalam mata putranya.
"Aku tidak bisa melakukannya," tolak Farhan.
"Tapi kenapa?" Tanya Wina yang menyatukan kedua alisnya.
"Karena aku sudah berjanji kepada kakek," jawab Farhan
"Astaga, ada apa dengan kak Farhan?" Batin Laras.
"Ini semua karena Ayah yang memaksa putraku untuk menikahi gadis kupu-kupu itu," batin Wina yang meremas tangannya yang sangat kesal. "Tapi kau masih bisa membatalkannya, jangan sia-sia kan hidupmu dengn mematuhi kakek," ucap Wina dengan penuh harap.
"Aku tidak akan mengingkari janjiku kepada kakek, jika Mama ingin, bicarakan saja langsung kepadanya," jawab Farhan membuat Wina terpaku. Bagaimana tidak? Semua orang di keluarga itu takut dengan Hendrawan, bahkan Wina tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima keputusan yang di buat oleh kakeknya Farhan.
"Sial, aku tidak berdaya di depan Ayah. Bagaimana ini? Aku tidak menyukai gadis kampung itu," batin Wina yang tampak memikirkan sesuatu.
Farhan hanya melihat raut wajah Ibu yang terlihat takut dia hanya tersenyum tipis dan berlalu pergi meninggalkan dua orang wanita yang menatap kepergiannya. "Kau mau kemana? Mama belum selesai bicara," pekik Wina.
"Bicarakan besok saja, aku sangat lelah dan ingin beristirahat," jawab Farhan tanpa menoleh sedikitpun, dia melangkahkan kaki menaiki tangga dan menuju lantai dua, di mana letak kamarnya ada di sana.
Farhan membuka pintu dan masuk ke dalam, berjalan mendekati sisi ranjangnya. Sebelum tidur, dia memeriksa ponsel dan melihat ada sebuah pesan dari nomor tak di kenal. "Siapa yang mengirimkan pesan kepadaku? Mungkin saja orang iseng," tuturnya. Karena rasa penasarannya yang besar, Farhan membuka isi pesan itu dan membacanya. Isi pesan yang bertuliskan, "TOLONG AKU!"
Farhan kembali berpikir. "Siapa yang mengirimkan ini?" Gumamnya yang berusaha untuk mengingatnya, hingga dia tersadar jika itu adalah nomor ponsel Ayu yang tidak di simpan ke dalam ponselnya.
"Sial, mungkin saja dia dalam masalah," umpat Farhan yang bersiap-siap dan mengambil kunci mobilnya yang terletak di atas nakas. Langkah yang tergesa-gesa menuruni tangga tanpa menghiraukan panggilan dari sang ibu, karena dia merasa sangat cemas dan juga khawatir.
Farhan masuk ke dalam mobil dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi, untung saja jalanan sepi membuatnya lebih leluasa. "Sebaiknya aku ke kantor, karena tadi pagi aku melihatnya pergi bekerja. Setidaknya ada sedikit informasi yang aku dapatkan di sana." Racau Farhan sembari terus fokus mengemudi.
Tak butuh waktu lama untuknya sampai di kantor, dia melihat suasana kantor yang sedang mati lampu. Security yang sedang berjaga melihat ada sebuah mobil yang terparkir, dia menyorotkan senter ke plat mobil dan di yakini adalah atasannya, matanya menyusuri pemandangan gelap di bantu senter di tangan dan melihat atasannya, dengan cepat dia menghampirinya. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya yang sedikit menunduk.
"Kenapa kantor sangat gelap sekali?" Tanya Farhan yang menoleh.
"Maaf Tuan, ada masalah dengan kabel listriknya dan subuh baru di perbaiki," jawabnya.
"Hem, baiklah. Apa kau melihat Ayu? Sekretaris baru itu?"
"Sekretaris cantik itu?"
"Hem, apa kau melihatnya?"
"Saya sangat yakin jika nona Ayu masih di dalam. Apalagi saya mendengar dari gosip yang beredar jika ketua sekretaris mempersulit pekerjaan nona Ayu dengan memberinya pekerjaan tambahan dan lembur," lapor sang security.
"Sial," umpat Farhan yang bergegas pergi meninggalkan security yang hanya menatap punggungnya menghilang di kegelapan.
"Semoga semuanya baik-baik saja," lirih sang security dan kembali meronda.
Farhan berlari mencari keberadaan Ayu dengan bantuan senter di ponselnya, menyusuri tangga menuju lantai atas. Suasana yang sangat gelap membuatnya kesulitan dalam pencarian, tapi ada harapan saat security mengatakan keberadaan Ayu yang masih lembur bekerja.
"Ayu...Ayu, kau dimana?" Teriak Farhan yang sedah sampai di ruangan tempat wanita cantik itu bekerja. Dia tak berputus asa dan mencari keberadaan Ayu, perasaan cemas kembali hinggap di pikirannya. Farhan memeriksa setiap sudut ruangan, hingga dia melihat seseorang yang tengah meringkuk dengan kepala yang di tekuk sembari memeluk tubuhnya di bawah kolong meja.
Farhan menyorot orang itu dan berjalanmendekatinya. "Ayu, apakah itu kau?" Ucapnya untuk memastikan. Tidak ada jawaban, Farhan semakin penasaran dan melihat siapa orang itu. Dia melihat wajah wanita yang ada di dekatnya dan benar saja, itu adalah Ayu dengan wajah yang pucat pasi dan seluruh tubuhnya gemetaran.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Farhan yang sangat cemas dengan gadis cantik itu.
"Tolong, bawa aku pergi dari sini. Aku sangat takut dengan kegelapan, tolong aku!" lirih pelan Ayu yang mendekap tubuh Farhan. Ayu sangat senang dengan kedatangan Farhan, rasa ketakutan yang amat terbesarnya sedikit berkurang. Sedangkan Farhan tidak melarang tindakan Ayu yang memeluk tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Syamsiyatun Nur Hasanah
mama Wina itu mama kandung farhan ya.. kok omongnannya gitu.. seperti ibu tiri aja.. 😡😡😡
2022-07-28
1
Hartin Marlin ahmad
akhirnya Farhan menolong Ayu dengan cepat
2022-07-13
1
Aprilia Aprilia
siap" atasan ayu akn di marahi
2022-05-22
2