Ayu masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa, dia menatap Farhan dengan bingung. "Kenapa raut wajahnya begitu?" batinnya. Hingga baru menyadari jika Farhan mengira bahwa dia menyukai Zio Davin.
"Kau seperti anak perawan saja," cibir Ayu.
"Apa yang kau katakan? Anak perawan?"
"Ya, aku mengatakan yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri," cetus Ayu.
"Apa maksudmu mengatakan begitu?" Ucap Farhan yang meninggikan suaranya.
"Jangan berteriak di hadapanku, apa masalahmu sebenarnya?" Balas Ayu yang juga meninggikan suaranya, menatap mata Farhan tanpa rasa takut sedikitpun. Sedangkan yang di tatap mengeraskan rahangnya dan juga menatap Ayu dengan tatapan elang miliknya.
"Karena kau sangat lama di sana, apakah perpisahan dengan pria itu membutuhkan banyak waktu?"
"Jangan memperbesarkan masalah untuk hal yang sepele," ketus Ayu dengan jengah melihat tingkah dari atasannya itu.
"Waktu adalah uang, ini masalah besar bagiku," cetus Farhan yang tak mau mengalah.
"Terserah padaku saja dan aku tidak peduli dengan permasalahan yang kau hadapi. Oho, apa kau mulai tertarik dengan ku?" Ayu menatap Farhan dengan menyipitkan kedua matanya sembari menolak pinggang.
"Aku tertarik denganmu? TIDAK MUNGKIN. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, waktu adalah uang bagiku."
"Katakan saja yang sebenarnya, jika kau sedang cemburu. Dan ya, simpan saja uangmu itu, sangat menyebalkan sekali," gerutu Ayu yang menatap lurus seraya melipat kedua tangan di depan dadanya dengan raut wajah yang cemberut.
"Selama ini tidak ada yang berani berteriak ataupun melawan perkataanku."
"Heh, kau pikir aku takut denganmu? Dengan raut wajahmu dan juga tatapan elang itu tak akan membuat aku patuh," ketus Ayu.
"Ck, aku rasa kakek salah dalam menilai. Tidak ada keistimewaan yang bisa di banggakan darimu," ujar Farhan membuat Ayu mengepalkan tangannya dengan sempurna menahan rasa kesal yang akan meledak.
"Jangan pintar menilai orang lain saja, perhatikan dirimu sendiri yang sangat arogan dan juga sombong. Kau pikir apa hah? Aku bertahan selama tiga bulan hanya untuk membatalkan perjodohan ini."
"Berdebat dengan mu sama saja menghabiskan waktu berharga ku saja. Aku lebih mementingkan pekerjaan daripada pertemuan ini, tapi kakeklah yang memintaku untuk makan bersamamu. Tapi apa yang aku dapatkan? kamu bahkan membawa bocah ingusan itu."
"Zio Davin, itu namanya." Ralat Ayu dengan cepat.
"Aku tidak peduli siapapun namanya," tukas Farhan dengan jengah.
"Aku sangat sesak berada di dalam mobil," batin Ayu.
"Ck, wanita ini selalu saja menjawabku, lebih baik aku keluar dari suasana yang menyesakkan ini," batin Farhan. Mereka sama-sama keluar dari mobil itu karena perdebatan yang menimbulkan rasa kesal di benaknya, mereka hanya terdiam tanpa saling bicara.
Tak berapa lama mereka kembali masuk ke dalam mobil, Farhan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sedangkan Ayu hanya menatap ke luar jendela mobil, tidak ada obrolan di antara mereka.
****
Di malam hari, Farhan tidak bisa tidur seperti biasanya, dia hanya duduk di sofa sembari menatap ke luar jendela. Bayangan masa lalu terus saja menghantuinya, trauma yang di derita saat berusia 13 tahun lalu yang pernah di culik dan di kurung di tempat yang tertutup. Farhan tidak bisa menutup matanya di saat malam hari tiba, hingga dia mengalami Insomnia.
Namun malam ini sangat berbeda dengan malam-malam lainnya, entah mengapa bayangan dari Ayu menari-nari di pikirannya. Farhan menghela nafas sembari berjalan menuju ranjang dengan membaringkan tubuhnya dan arah pandangan menatap langit-langit kamar.
Farhan kembali mengingat kejadian dimana Ayu memasuki kamarnya. "Aroma tubuh wanita itu membuat aku kembali mengingatnya," gumam Farhan yang bernostalgia saat dirinya tertidur sambil memeluk Ayu dan menghirup dalam aroma tubuh wanita yang dia peluk dengan erat.
****
Beberapa hari kemudian, tibalah acara anniversary perusahaan. Acara yang di gelar dengan sangat megah dan juga mewah, di penuhi dengan dekorasi indah yang dapat memanjakan mata. Di mana para tamu datang dengan penampilan glamour dan tersedia banyaknya hidangan makanan yang memanjakan perut. Acara yang di adakan oleh Farhan sangat berkelas dan juga elegan.
Semua orang berlomba-lomba untuk penampilan yang terbaik dalam acara aniversary kantor, tapi tidak dengan Ayu yang berpenampilan sederhana. Karena menurutnya acara itu tidak terlalu penting. "Acara yang sangat membosankan," gumamnya yang menghela nafas dengan kasar sembari berjalan menuju toilet karena panggilan darurat.
Masuk ke dalam toilet dengan langkah yang tergesa-gesa. "Akhirnya lega juga," monolog Ayu yang selesai membuang hajatnya. Dia berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan, melihat riasan wajah yang terlihat rapi.
Baru saja dia berjalan beberapa langkah meninggalkan tempat itu, tapi di cegat oleh seseorang membuat Ayu terpaksa menghentikan langkah kakinya sambil menatap sang pelaku. "Maaf, biarkan aku lewat," cetus Ayu dengan dingin.
"Tidak semudah kau bisa lolos dariku, aku dengar kau adalah wanita yang akan di jodohkan dengan Farhan" seloroh wanita itu.
Ayu menghela nafas dengan kasar dan menatap wanita itu dengan tajam, seorang wanita dengan penampilan mewahnya yang mengenakan gaun pendek yang memperlihatkan kaki putih nan mulus, rambut yang di gerai membuat wanita itu sangat cantik dan memukau.
"Apa kita mempunyai urusan? aku tidak mengenalmu sama sekali," ucap Ayu.
"Memang kita tidak saling mengenal, tapi tenang saja karena sebentar lagi kau akan mengetahui siapa aku," tukas wanita itu dengan sombong.
"Aku tidak punya banyak waktu untuk berkenalan denganmu, minggir dari jalanku." Wanita itu terus saja menghalangi jalan Ayu dan membuatnya sangat kesal.
"Kenapa kau terburu-buru," tutur wanita itu yang melihat penampilan Ayu dari ujung rambut hingga ujung kaki dan tersenyum mengejek, "penampilan menandakan kemampuan ekonomi seseorang, sangat sederhana sekali."
"Jika kau hanya ingin mengomentari penampilanku, lebih baik menyingkirlah dari jalanku. Aku tak ingin berurusan dengan mu," tegas Ayu.
"Sungguh? tapi sekarang kita sudah berurusan. Aku Vanya, sahabat kecil dari Farhan Hendrawan. Kau pasti Ayu," tutur Vanya yang memperkenalkan diri dengan sombong.
"Ya, itu aku. Katakan dengan jelas," tutur Ayu yang mendelik kesal.
Vanya mengeluarkan sebuah kartu Atm dari dompetnya dan memperlihatkan di hadapan Ayu. "Kartu ini berisi dua puluh milyar dan sebentar lagi akan menjadi milikmu. Tapi dengan syarat, kau mengumumkan pembatalan perjodohan kalian di hadapan semua orang. Kau akan di untungkan dengan itu," jelas Vanya dengan angkuh.
Sementara Ayu yang mendengarnya malah tertawa. "Apa itu harga yang pas? Lebih baik aku memilih perjodohan itu."
"Uang segitu banyaknya akan membuat kau menjadi orang kaya dengan cepat."
Ayu yang tertawa seketika berhenti sembari menatap Vanya dengan tajam, dia tersenyum dingin dan pergi meninggalkan tempat itu. Melihat sikapnya, dia tau jika Ayu tidak akan mau melakukan apa yang dia inginkan dan membuat raut wajah Vanya menjadi murung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
jangan sombong kamu Vanya,Ayu itu anak orang kaya
2022-07-12
1
Juni Cayang Bunda
ayu , kamu 👍👍👍 sikap kamu itu adalah sebuah prinsip yg harus dipertahankan utk harga diri mu.
2022-07-04
1
Puji Astuti
good Ayu , jd lah dirimu sendiri 👍👍👍
2022-06-07
1