Laras sangat kesal mendengar ucapan Ayu, mengepal kedua tangannya dengan geram. "Lihat saja, aku tidak akan membiarkan kau untuk menikahi kak Farhan," monolog Laras dengan penuh tekad, dia meninggalkan tempat itu sebelum Farhan menanyakannya. "Lebih baik aku pergi dari sini sebelum kakak mengetahui segalanya."
****
Hendrawan tampak berpikir mengenai perjodohan cucunya dengan Ayu. "Aku akan membuat mereka saling mencintai dalam waktu tiga bulan, walau sepertinya sangat sulit," gumamnya. Hendrawan menyeruput tehnya sembari memikirkan cara agar keduanya bisa mempunyai rasa satu sama lainnya, menatap keluar jendela dan menikmati suasana.
Hingga Hendrawan menemukan sebuah cara yang akan mendekatkan keduanya, menumbuhkan benih-benih cinta lewat kebiasaan sering bertemu.
Hendrawan mengeluarkan ponsel mahalnya dari saku celana, mencari nomor kontak dan menelfon nya.
"Halo."
"Akhirnya kau menelfonku juga."
"Tentu saja karena aku tidak pernah melupakanmu."
"Itu bagus, apa cucuku Ayu telah sampai di Mansionmu?"
"Benar, aku belum sempat menghampirinya."
"Baiklah, katakan ada apa menelfonku?"
"Begini, mengenai masalah kedua cucu kita yang seakan menolak satu sama lainnya. Aku ingin mereka saling dekat, bukankah cinta tumbuh karena terbiasa."
"Hahah....itu benar, lalu?"
"Aku ingin cucumu Ayu untuk bekerja menjadi sekretaris cucuku di kantor, bagaimana?"
"Apa kau sedang meminta izin atau meminta pendapat?"
"Ck, tentu saja meminta izin. Aku tidak sudi meminta pendapatmu yang tersesat itu."
"Haha....baiklah, tidak perlu menanyakannya lagi, tentu saja aku mengizinkan."
"Bagus, aku akan mematikan sambungan telfon."
"Ya."
Setelah sambungan telfon terputus, Tirta Anggara menghubungi cucunya mengenai hal ini.
"Iya kek."
"Dimana kau sekarang?"
"Apa kakek lupa, telah mengirimku ke Mansion orang lain."
"Hah, kakek melupakannya. Bersiap-siaplah dengan pakaian rapi karena hari ini kau akan bekerja di kantor calon suamimu itu sebagai sekretaris."
"Apa kakek becanda? A**ku baru saja sampai dan di minta untuk bekerja?"
"Jangan banyak bicara, karena ini kesepakatan kakek dengan teman kakek."
"Oho, aku sangat yakin jika rencana kalian untuk membuat aku jatuh cinta dengan pria itu kan? Namun, itu tidak akan berhasil dan hanya sia-sia saja."
"Kakek hanya berusaha, yang lainnya serahkan kepada tuhan dan juga takdir. Cepatlah bersiap-siap!"
"Ya."
Ayu melempar ponselnya dengan sembarang arah, kesal akan permainan kakeknya dan menjebaknya di Mansion ini. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan bersiap-siap, penampilan yang bersih dan juga wangi membuatnya sangat percaya diri.
Ayu yang selesai dengan penampilan formalnya dengan rambut yang di biarkan terurai dengan indah dan sedikit polesan make up di wajahnya yang terlihat lebih fresh.
Berjalan dengan begitu anggunnya keluar dari Mansion dan masuk ke dalam mobil dengan penuh percaya diri, "jalankan mobilnya Pak!" perintah Ayu tanpa melihat sekitarnya.
"Ehem." Deheman seseorang membuat Ayu menoleh ke asal suara, terlihat dengan jelas wajah seorang pria tampan yang lengkap dengan setelan jas yang melekat di tubuhnya, serta tatapan dingin yang di lontarkan oleh pria itu.
"Ya tuhan...kenapa nasibku sangat sial sekali, selalu saja bertemu dengan pria ini," batin Ayu yang memutarkan kedua bola matanya dengan jengah.
"Ini mobilku, jadi keluarlah dari sini." usir Farhan tanpa ekspresi.
"Tidak, aku tidak akan keluar dari sini. Kau saja yang keluar!" tolak Ayu yang sangat malu dan kesal secara bersamaan.
"Aku? Ini mobilku dan kau mengusirku? Apa kau ingin mengambil kesempatan dan selalu ingin berada dekat dengan ku?" Beberapa pertanyaan dari Farhan menyulut emosi Ayu di pagi hari.
"Heh, kau bicara seperti perempuan saja. Aku juga tau ini mobilmu, kau baru saja memberitahu nya. Dan mengenai aku berada dekat denganmu itu hanyalah kebetulan saja!"
"Secara aku ini sangat tampan dan juga kaya, semua wanita selalu terpesona dengan ketampananku," tukas Farhan dengan penuh percaya diri.
"Kecuali aku yang tidak tertarik dengan mu."
"Jika tidak tertarik denganku, kenapa kau menerima perjodohan ini?" Tutur Farhan yang menatap dalam mata Ayu.
"Aku datang ke Mansionmu bukan berarti menyetujui perjodohan ini, justru kebalikannya. Aku juga tak ingin perjodohan ini terjadi dan kakekku memberikan syarat," ungkap Ayu dengan jujur.
"Syarat?" ucap Farhan yang menautkan kedua alisnya.
"Tentu saja, apa yang kau pikirkan? Sudah aku katakan, jika aku tidak tertarik denganmu."
"Apa syarat itu?" Tukas Farhan tanpa mengidahkan ucapan dari Ayu yang mendengus kesal.
"Dengarkan ini baik-baik karena aku tidak akan mengulangi untuk kedua kalinya, syarat itu adalah tinggal di Mansion selama tiga bulan lamanya. Dan jika kita berdua tidak ada rasa sedikitpun, maka perjodohan akan di anggap batal. Bukankah itu sangat menarik?" Ayu mengangkat kedua alisnya sembari menatap Farhan dengan senyum manisnya.
"Lalu? Kenapa kau memakai pakaian formal dan masuk ke dalam mobilku?"
"Kakekmu dan kakek ku berencana agar kita saling dekat dan menimbulkan rasa cinta, namun itu hanyalah sia-sia saja. Aku akan menjadi sekretaris mu mulai sekarang, apa masih ada pertanyaan lagi?" Ujar Ayu yang tersenyum kesal karena beberapa pertanyaan yang di lontarkan oleh Farhan membuatnya seperti seorang tersangka.
Farhan membenarkan jasnya sembari menatap lurus ke depan. "Jalankan mobilnya," titahnya kepada sang supir yang sedari tadi mendengarkan percakapan dari tuan mudanya.
"Baik Tuan."
Tidak ada obrolan setelah itu, mereka melamun dengan pikiran masing-masing. Ayu kembali membuka jendela mobil dan menikmati suasana kota A yang membuatnya sedikit rilaks, walau jalanan kota padat akan lalu lintas.
Ayu sangat senang dengan itu, terlihat dengan jelas saat wajahnya selalu mengukir senyuman indah, "semoga saja aku betah menjadi sekretaris pria mesum itu," batinnya.
****
Di perusahaan, sudah tersebar gosip jika sang atasan mereka telah di jodohkan dengan seorang gadis kampung dengan penampilan yang juga kampungan.
"Kalian tau? Jika atasan kita telah di jodohkan dengan seorang gadis kampung dan juga udik," ucap salah satu karyawan yang bergosip di pagi hari.
"Benarkah?" Sahut karyawan lainnya yang membekap mulut dengan tangannya seakan terkejut dengan kabar itu.
"Aku tidak berbohong."
"Tapi dari mana kamu tau dengan kabar itu?" Tanya salah satu karyawan lainnya yang menatap si lambe turah dengan raut wajah yang serius.
"Informasi yang aku dapatkan ini sangat tepat," sahut si lambe turah bernama Nia.
"Hah, sayang sekali jika tuan muda harus bersanding dengan gadis kampung. Aku sangat yakin jika wanita itu tidak bisa menggunakan komputer dan juga penampilan yang sangat kuno juga kampungan." Praduga dari karyawan itu yang bernama Linda.
"Kau benar," ucap si lambe turah. Mereka menggosipkan Ayu dengan berbagai tanggapan buruk dan juga merendahkannya.
Para karyawan yang sedang berkumpul untuk bergosip itu terhenti saat melihat dua orang berjalan bersama-sama dengan penuh elegan, membuat para karyawan itu berbaris menyambut kedatangan atasan yang baru saja mereka gosipkan dan juga melihat seorang gadis cantik dengan penampilan yang sangat memukau dan membuat semua orang tercengang saat menatap Ayu. Mereka menundukkan kepala penuh hormat dan menatap wajah Ayu dengan diam-diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
baru tau yang kalian gosip itu cantik dan elegan
2022-07-12
1
eka mulyani
kereen
2022-06-12
1
Zacqy Agil
lanjut tor
2022-06-11
1