Hai guys,
Jangan lupa Vote, and lope lopenya ya..
Enjoooyyy
***
"Pak Rehan, untuk pembagunan resort di pulau galang sekarang sedang terhenti" Ucap Surya di ruang rapat.
"Terhenti?! Loh kenapa? Apa ada masalah" tanya Rehan
"Karyawan protes soal kerja lembur Re, karena mereka di bagi menjadi dua tim White color untuk kantoran dan blue color untuk lapangan" jawab Pesi
"Banyak yang protes karena pembayaran lemburnya berbeda, karyawan lapangan di bayar dengan uang sementara karyawan kantor di top up ke cuti mereka" tambah Surya
"Ok setelah ini adalan rapat dengan Pak John dan beberapa Supervisor di pulau galang" Ujar Rehan.
"Baik Pak"
Rapat selesai semua karyawan pun kembali bekerja, hanya tinggal Pesi dan Rehan di ruagan tersebut.
"Lo gak apa-apa?! Pesi menyodorkan segelas air minum.
"Gak apa- apa, lo telpon Mona deh cariin orang untuk kerja ngurusin ini, kalao hanya kita bertiga aja gue takutnya kita bakalan keteteran" Ujar Rehan memijit kepalanya.
Beberapa hari ini di kantor memang ada sedikit masalah. sehingga membuat Rehan terkadang harus mengontrol emosinya dengan baik.
****
Sudah dua hari sejak kejadian malam itu Rehan tidak berbicara kepada Tiara.
Tiara mencoba segala cara agar Rehan berbicara dengannya, seperti menanyakan Sudah makan, atau mau makan malam apa namun di jawab sekedarnya oleh Rehan..
Hem...
Terserah...
Ya....
Tiara pun lama-lama bisa kebawa emosi dengan tingkah Rehan.
Well, oke kemarin itu memang Tiara juga yang salah udah tahu suami itu maniak Se x tapi masih suka membuka cela untuk di goda.
Tapi kan Tiara juga manusia, kalau nalurinya ingin merasakan itu juga dia bisa apa... Malam itu juga kepalanya sakit. Memikirkan sesuatu hal yang tak bisa tersalurkan.
Tia masuk ke dalam kamar mandi di luar membawa sekeranjang penuh pakaian kotor, ia pun memasukkan pakaian nya dan Rehan kedalam mesin sambil menggerutu dalam hati.
Mau sampai kapan coba diam diam gini.
Emang dia pikir enak apa di giniin.
Selesai memasukkan pakaian nya Tiara kembali ke kamar nya melipat sebagian pakaian yang dua hari lalu sudah Ia cuci namun tak sempat Ia lipat.
Rehan keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan handuknya di gantungan. Ia melewati Tiara begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun.
Whaaat... The...
Setelah di luar, Rehan terlihat mondar mandir mencari suatu barang Ia mengangkat bantal dan juga mengecek di berbagai tempat, lalu Ia masuk kembali ke kamar dan mondar mandir.
Tiara acuh tak acuh, Ia tetap melipat pakaian tanpa menoleh sedikit pun ke Rehan. Hingga akhirnya..
"Liat ponsel gue gak?! Tanya Rehan menggaruk kepalanya.
"Nggak"
"Beneran?! gue tadi taruh di meja" seru Rehan lagi
"Nggak liat"
"Ketimpuk ama baju gak?! Ujar Rehan naik di ranjang dan membongkar baju yang sudah di lipat oleh Tiara kini semua bajunya kembali berantakan.
"Rehan... Bajunya" teriak Tiara.
"Sory, Gue lagi nyari ponsel gue"
"Gak ada disini... Kesal Tia
"Iya gak ada, dimana ya" Rehan turun dari kasur.
"Tuh kan baju yang udah aku lipat berantakan lagi, capek tahu" kesal Tia.
"Lipat aja lagi, kalau capek antar ke londry aja sana" Ujar Rehan lalu Ia keluar dan mencarinya lagi.
Tiara menjatuhkan bokongnya di kasur lalu merapikan baju-baju itu kembali dengan wajah kusut.
"Ti, seriusan gak lihat? Ujar Rehan berdiri di depan pintu.
Tiara berdecak kesal, berdiri menghentakan kakinya "Iiihhh, aku bilang nggak ya nggak, makanya lain kali taruh di tempat yang bisa kelihat"
Kesal Tia lalu memasukkan kembali semua bajunya ke dalam keranjang.
Suer deh, hilang mood gue yang pengen lipat baju entah kemana.
"Gue tadi taruh di dalam saku Jas abu yang di sofa situ" Ujar Rehan "Jas nya juga gak ada.
"Tahu akh" Tiara meletakkan keranjangnya di sudut kamar dengan kesal
Eh, Tunggu Jas Abu- abu???
Tiara membalikkan badannya memandang Rehan tak berkedip. Lalu berlari menuju kamar mandi yang ada di luar.
"Ada apa sih?! Rehan mengikuti Tiara.
Ia membuka mesin cuci yang masih menggiling pakaian itu. Semua baju pun tumpah membuat lantai kamar mandi basah di penuhi baju-baju.
"Akh, ini Dia.... Tiara merogoh sakunya dan...
Tetesan air keluar dari sela- sela ponsel..
"Lo cuci ponsel gue?! Ujar Rehan melihat ponselnya yang sudah basah kuyup
Ibarat kata, kalau tu hp manusia hidup udah mati tak bernyawa kehabisan nafas tenggelam.
"Maafin aku Re, aku gak ngecek lagi sakunya tadi" Tutur Tiara memeluk Jas abu abu Rehan.
Rehan menghela nafas melihat ponselnya yang sudah basah kuyup habis berenang di mesin cuci.
Astaga Tia, habis ini Rehan pasti tambah marah.
......
Zuuuunnnggg (bunyi hair dryer)
Rehan mencoba mengeringkan ponselnya dengan hair dryer di kamar mandi, Tia hanya berdiri tegak di pintu kamar mandi melihat Rehan sedang mengeringkan ponselnya.
Setelah kering Rehan membawanya ke ruang tamu dan mencoba menghidupkannya kembali, sayang layarnya tetap gelap...
Lagi-lagi Tia hanya berdiri di depan pintu memegang kedua tangannya lalu menunduk, sesekali Ia menatap Rehan.
"Maaf Re... " Ujar Tia pelan.
Rehan menatap Tiara yang berdid di pintu kamar.
"Mulai besok, lo gak usah repot- repot cuci baju gue dan beresin rumah, gue akan sewa pembantu" ucap Rehan
"Gak perlu Re aku masih bisa kerjain semua kok..." ujar Tiara
"Kamu marah ya Re, aku minta maaf ya" Ucap Tiara lagi
"Lo bilang tadi capek kan... Jalani aja kehidupan lo kaiak biasa sebelum ngenal gue" Ucap Rehan
"Maksud kamu?! Re, aku bilang capek bukan berarti aku ngeluh" Tiara mulai maju mendekati Rehan yang tengah duduk di sofa.
"Udahlah Ti, lo ribet banget sih tinggal bilang aja... iya, gue setuju Re.. selesaikan perkara" ujar Rehan
Tiara sedikit tersinggung dengan ucapan Rehan yang terdengar seperti membentak.
"Gue kan udah minta maaf Re" Ucap Tiara menundukkan kepalanya, namun ada luapan emosi yang akan meledak di dalam dirinya.
"Lo masih marah saa gue soal kemarin kan...." Ujar Tiara.
"Apa lagi sih, udah deh Ti gue males ribut" ucap Rehan berdiri
"Ribut?! Lo udah diemin gue berhari-hari Re terus sekerang lo bilang males ribut... Kapan gue ribut sama lo, yang ada selama ini gue selalu nahan perasaan gue, gue tahan sikap gue, gue mencoba untuk ngerti lo dengan segala penyakit lo itu, dan lo bilang males ribut...
Wuuiihhh, mata Tiara mulai berkaca- kaca
Oke bakalan ada perang rumah tangga nih, hanya berharap tidak ada ufo yang terbang (piring makan maksudnya)
"Tahan- tahan?! Sejak kapan gue larang lo untuk tahan perasaan ato sikap Ti, lo bebas mo nagapain aja, gue juga gak pernah minta lo untuk ngertiin gue apa lagi soal penyakit yang lo bilang, lo tu orang nya suka menyimpulkan sendiri tahu gak" ujar Rehan dengan emosinya.
"Lo tu seharusnya makasih sama gue, karena gue gak bilang ke bokap lo tentang rencana dan perjanjian Gila lo itu" Tunjuk Tiara.
Oke, Rehan paling benci banget ada orang nunjuk nunjuk ke dia.
Rehan menangkap telunjuk Tiara. "Gue paling gak suka orang bicara dengan gue nunjuk- nunjuk ya Ti" Rehan meremas tangan Tiara dengan kuat
Tiara meringis kesakitan "Sa..sakit Re" Tiara mencoba melepaska tangannya dari genggaman Rehan. Air matanya jatuh, tapi Rehan tak memikirkan itu.
"Lo, dengerin gue ya kalo lo mau bokap lo hidup lama sebaiknya lo baik- baik sekarang sama gue, dan satu hal yag mesti lo tahu gue gak pernah bersikap ramah sama perempuan apalagi perempuan yang kayak Elo.... Rehan melempar tangan Tiara.
"jadi ini sikap asli lo, elo laki- laki yang jahat Re" Ucap Tiara.
Rehan mendengus "Laki laki yag Jahat?! Trus yang baik siapa, Putra?
"Putra?! Kenapa bawa- bawa Putra"
"Bukannya lo bilang gue jahat, asal lo tahu ya lo juga gak ada bagus- bagus nya, masih bagus juga pacar- pacar yang selama ini tidur sama gue"
"Oh ya, kalau gitu kenapa gak lo nikahin aja mereka dan tinggal sama mereka yang bisa puasin hasrat birahi lo"
"Pasti, setelah bercerai dari lo". Rehan mendekatkan wajahnya ke Tiara
Tiara bergetar menahan emosi serta sakit hatinya.
"Ok, kalau gitu cepet cerain gue, gue juga akan cari laki- laki yang baik Kayak Putra" ujar Tiara.
Oh Tuhan, semoga Putra tak tersedak saat makan.
"Ooh, jadi sekarang lo ngakuin kalo lo ada perasaan sama Putra?!
"Apa?! Lo kekanakan Re" Tiara membelakangi Rehan dan hendak masuk ke kamar Namun tangan Rehan lebih dulu menarik lengan Tiara.
"Aw, sakit Re" ringis Tiara
"Jawab gue, lo pasti ada apa- apa kan sama Putra?!
"Ada apa- apa gimana, Kalau pun ada apa-apa itu bukan urusan lo, bentar lagi kita juga ceraikan lo aja masih suka tidur dengan pacar- pacar lo setelah kita nikah kenapa gue gak boleh"
Cetarrr, kepada petir dan halilintar, Tiara kenapa lo ngomong kayak gitu..
Emosi Rehan sudah naik hingga ke ubun- ubun nya. Mampos deh lo Tiara, gue aja Author lo gak bakalan bisa nolongin lo dari emosi Rehan.
"JADI LO TIDUR SAMA PUTRA?! Demi apa pun suara Rehan serem banget.
"Re, sakit...." Rehan mencengkram lengan Tiara sangat kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Muma
lagi lagi
2020-07-08
0