"Aku ambilin puding ya" ujar Tiara
Rehan hanya menatap nya saja dari tempat duduknya.
Tiara mengeluarkan pudingnya dari kulkas lalu meletakkan dimeja lalu memotong pudingnya dan menuangkan vla nya.
"Ini pudingnya" Ujar Tiara.
Rehan mengambilnya dan memakannya tapi matanya tak lepas memandang Tiara. Ia menatap Tiara dengan senyuman tipisnya, membuat Tiara salah tingkah.
"Kamu mau?! Tanya Rehan menyodorkan puding dengan sendoknya.
Tiara tersenyum, lalu membuka mulutnya tapi Rehan malah Iseng memakan puding yang Ia hendak suapin ke Tiara.
Gelak tawa Rehan membuat Tiara kesal, Tiara membuang mukanya tak ingin melihat Rehan. Muka Tiara merah malu serta marah karena Candaan Rehan.
"Lah kok marah, ini aku beneren mau suap, mana mulutnya" Ucap Rehan masih terkekeh kecil
"Gak ah, kamu aja yang makan aku udah kenyang" Ujar Tiara yang tetap memalingkan wajahnya tak ingin melihat Rehan.
Rehan berdiri dari tempatnya menuju Tiara. "Buka mulutnya" Seru Rehan
"Gak mau, apa sih Re" Tiara mengerutkan alisnya... ia memalingkan wajahnya kembali ke sisi kiri nya.
"Beneran?! Ini enak banget lo" ledek Rehan sambil membawa sendok dekat ke mulutnya.
Tia tertawa kecil "Dikit aja deh" ucap Tiara pelan.
"Yaah, udah terlanjur masuk mulut Ti" Ujar Rehan
Tiara membalik badannya lalu menatap Rehan "kamu sengaja kan, iseng banget" Ujar Tia denga wajah kesal.
Rehan tersenyum melihat nya lalu membungkuk di hadapan Tiara tangannya sebelah memegang meja sementara satunya memegang kursi Tiara.
"Mau nyicip Gak?! Ucap Rehan pelan.
"Nyicip, maksu..... emm..." Rehan mendaratkan sebuah ciuman puding ke Tiara.
Manis, sisa vla nya masih menempel di sekitar bibir Rehan, hingga membuat c.uman mereka tambah manis.
Namun mereka tidak sadar, Papa Andi dan Papa Dirga serta Mama Dirga melihat mereka dari kejauhan, tersenyum- senyum.
Hari sudah semakin sore, Rehan dan Tiara pamit namun Papa Andi masih tinggal karena ingin main catur bersama Papa Dirga.
"Ini jangan lupa masukin kulkas ya Ti, biar gak basi nantinya" Ujar Mama Dirga memberikan beberapa kotak makanan untuk di simpan di kulkas.
Lumayan ngirit tenaga, Tia gak perlu capek capek masak besok...
"Iya Ma, Tiara memeluk ibu mertua nya itu lalu tak lupa ia pamit kepada Kedua Papanya. Begitu juga dengan Rehan.
"Jangan lupa Re waktu kamu tinggal tiga minggu lagi" ujar Papa Dirga
"Apa sih Pa, Rehan mengkerut"
Sementara Papa Andi bingung, Ia menatap Tuan Dirga.
Tuan Dirga mengedipkan matanya pada Papa Andi yang berarti 'nanti gue jelasin'.
Mereka pun pamit lalu segera menuju mobil.
(Di dalam mobil)
Trrrt (bunyi telpon)
"Halo Put" jawab Tiara
....
"Oh gitu, ya udah gak apa-apa, besok ke cafe dekat rumah sakit aja"
....
"Ok, Thank you Put" Tiara menutup telponya.
"Siapa?! Tanya Rehan
"Putra, ada pasien yang mau Ia bawa cuman Pasien ini gak mau kerumah sakit periksanya"
"Lah jadi?! Gimana periksanya.
"Nanti kita ketemuan di cafe dekat Rumah Sakit, aku bawa alatnya aja kesana hanya cek biasa aja kok" Ujar Tiara.
"Ooh" Rehan ingin sekali menanyai lebih lanjut, cuman apa hubungan nya sama dia bukannya ini rencananya kan.
Putra akhirnya berhasil PDKT dengan Tiara.
Setelah perjalanan yang lumayan, mereka pun sampai dirumah, dan hari juga sudah malam. Rehan langsung memarkir mobilnya di garasi.
Sementara Tiara sudah lebih dulu naik keatas, Ia gerah sekali ingin cepat-cepat membersihkan badannya.
"Udah mandi?! Tanya Rehan melihat Tiara keluar dari kamar.
"Iya Udah, kamu ngapain di situ?! Tiara maju mendekati Rehan.
"Masukin makanan yang kita bawa tadi" ujar Rehan.
"Astaga, iya aku lupa ambil tadi di mobil.. thank you ya Re" ujar Tiara lalu Ia berjalan menuju Sofa dan duduk memutar TV.
Rehan selesai memasukan semua kotak makananya Ia pun berjalan ke kamar ingin membersihkan dirinya juga. "Aku mandi dulu ya" ucap Rehan.
"Hem" balas Tiara yang asyik nonton drakor.
Setelah beberapa menit Rehan selesai mandii, ia pun keluar dari kamar dan mengambil segelas air di daput.
"Re, tolong lemparin ikat rambut hitam ku dong di pantry" Ujar tiara menoleh ke belakang.
"Ini?? Tunjuk Rehan, lalu Tiara mengangguk "tangkap ya" dan Rehan melemparkannya.
"Thank you" ujar Tiara, lalu Ia mengikat rambutnya dengan model kuncir kuda.
Rehan terhenti di belakang Tiara melihat Ia mengikat rambutnya. Tengkuk Leher Tiara kini terlihat jelas. Apalagi Tia memakai kaos yang lehernya sedikit lebar.
....Seketika Bulu- bulu halus di tangan dan kaki Tiata berdiri, dengan Cepat Ia menoleh kebelakang.
Rehan.....
Matanya dan Rehan kini saling menatap, bahkan hembusan nafas mereka pun terasa karena sangking dekatnya.
"Ka..kamu ngapain c.um tengkuk aku" Tiara gugup, sementara Rehan hanya tersenyum.
Aku udah bilang belum sih, Rehan tuh kalo habis mandi trus tersenyum gantengnya berkali-kali lipat kaiak Lee Min Ho.
"Mencium Istri memang gak boleh?! Ujar Rehan lalu ia menaiki sofanya dan duduk di samping Tiara.
Bluussshhh wajah Tiara memerah.
Rehan menatap Tiara sejak Ia duduk di sebelahnya. Membuat Tiara salting dan tidak konsen untuk menonton.
"Kamu jagan liat aku gitu lah, aku jadi malu" Ucap Tiara dengan pandangannya terus kedepan.
Rehan mendengus "kamu memang gak pernah di tatap cowok begini?! Tanya Rehan membuat Tiara diam seribu bahasa.
"Jadi gimana Ti? Tanya Rehan.
"Gimana apa?! Kini Tiara sudah tidak salting lagi bahkan Ia menatap Rehan.
"Yah gimana mau lanjutin yang tadi gak?!
"Tadi? Tiara berusaha mengingat...
Blusssh... Wajahnya memerah lagi.
Yah, pergulatan adu mulut mereka di rumah mama tadi. Tiara sendiri berkata untuk lanjut dirumah saja, karena gak enak ada orang tua.
"Yah, di rumah kan bukan berarti sekarang... Ujar Tiara gugup lagi.
Rehan memasang wajah kecewanya. Di depan Tiara.
"Ngapain kamu begitu..." Tiara berdiri hendak masuk ke kamar, namun tangannya di tahan oleh Rehan.
"Apa?! Tanya Tiara memasang wajah galak, artinya jangan buat macam-macam.
"C.uman aja deh Ti" ujar Rehan memajukan bibirnya, Tiara menepis tangan Rehan lalu masuk kamar. Ia menarik selimut hingga lehernya lalu menutup matanya.
Tidak sampai sini, akibat C.uman pertama mereka setelah menikah Baik Rehan maupun Tiara ketagihan dengan c.uman tersebut.
Hanya saja Tiara masih bisa menahannya, namun gimana dengan Rehan dia seorang Maniak Se x, seorang Hyperse xual menahannya sangat sulit, di tambah lagi Tiara sudah sah menjadi Istrinya.
Rehan pun ikut masuk kamar ia mematikan Tv serta lampu tengah, lalu masuk kamar dan mematikan lampu kamarnya juga.
Rehan merangsek masuk kedalam selimut, lalu Ia memeluk Tiara dari belakang. Tia merasa seseorang melingkar pinggangnya. Ia menoleh.
Rehan... Em....
Rehan langsung menc.um Tiara.
"Re... Tiara mencoba melepaskan pelukan Rehan.
"Ssst, gue janji bakalan lembut" bisik Rehan lalu Ia memebenamkan kepalanya di leher Tiara kembali Menc.um Tiara dengan lembut lada bibirnya.
Tiara pun perlahan menikmati C.uman tersebut, Rehan menepati omongannya ia sangat Gentle. Tiara seakan terhipnotis dengan sentuhan Rehan malam ini.
Yang ia tahu seorang Hyperse x sangat kasar dan sangat egois, namun lewat c.uman malam ini Rehan membuktika bahwa Ia juga bisa bermain lembut.
***
(Rumah Keluarga Dirga)
"Apa?! Cucu?! Ucap Papa Andi
"Iya Mas, aku kerjain Rehan dan bikin lelucon seperti itu" ujar Papa Dirg dengan kekehannya.
"Memang Mas Dirga ini ada-ada aja Mas Ndi" seru Nyonya Dirga
Papa Andi pun tak bisa menahan ketawanya, "iya juga sih, saya juga udah kepengen gendong cucu" ucap Papa Andi di sambut tawa Nyonya dan Tuan Dirga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments