"Tia.... Tia.... Rehan mencari Tiara di setiap sudut rumah bahkan ke lantai 2 rumahnya, namun Tiara tidak ada.
"Kemana lo Ti?! Rehan mencoba sekali lagi menelpon Tiara... Kali ini ponselnya tidak aktif.
Aarrgghh Shiiit
Rehan menendang Angin, melampiaskan kemarahannya.
"Lo mau gue hubungi polisi Re?! Tanya Pesi?!
"Polisi, trus kalo nyokap bokap tahu gimana! Rehan meninggi... Ia berdecak kesal.
"Maaf" Pesi menundukkan kepalanya...
Kemana lo Ti, tengah malam gini.....
Rehan sungguh cemas, ia mengambil kunci mobilnya dari Pesi lalu mencari di sekitar perumahannya. Dan juga Taman yang ada di sana.
"Gak mungkin Tiara ke tempat Papanya" Ucap Pesi..
"Putar balik Pes, ke rumah Papa Andi" Ujar Rehan.
Tak butuh wakti lama bagi mereka untuk tiba, karena Pesi membawa mobilnya seperti bang sopir medan.
Rehan dan Pesi melihat dari kejauhan Rumah Papa Andi, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda kehadiran Tiara.
Lagi pula kalau dalam keadaan seperti ini Tiara pulang, pasti Papa Dirga sudah menelpon Rehan dari tadi.
****
"Udah Ti...." Suara Ayu menenangkan Tiara sambil mengusap punggung sahabatnya itu.
"A..aku me...mesti gi..gimana yu?! Tiara berkata sembari sengunggukan karena tangisnya.
"Rehan memang br3ngs3k" Ayu mengumpat mengepal tangannya. "Cerai sekarang aja lah Ti" kesal Ayu.
"Trus Papa aku gimana?! Kalau dia kena serangan jantung?! Tiara meninggikan nadanya
"Iya..iya sory, jadi lo mau gimana... Mau tetap lanjutin terus hingga perjanjian itu terpenuhi? Tanya Ayu.
"Aku gak tahu Yu" Tiara menangis lagi..
"Lo cinta sama Rehan Ti?! Pertanyaan Ayu yang ngasal itu membuat Tiara terdiam.
Tia yang tadinya menunduk dengan kedua lutut yang menutup mukanya kini mengangkat kepalanya lalu melihat Ayu dengan tatapan bingung.
"Astaga... Lo beneran udah jatuh cinta sama Rehan?! Ayu tak percaya dengan pernyataannya sendiri.
"Aku mesti gimana Yu?! Tangis Tiara memecah memeluk sahabatnya itu...
.....
Di tengah malam yang dingin setelah mendengar seorang perempuan yang berbicara melalui ponsel Rehan.
Tanpa pikir panjang lagi Tia keluar dari rumah, ia menghubungi Ayu untuk menjemputnya.
Tak bisa menutupi dan menanggung semuanya sendiri, akhirnya ia menceritakan semuanya kepada Ayu. Dari pada Ia gila nantinya, sebaiknya Ia segera mengeluarkan unek-uneknya.
....
Tiara akhirnya bisa tertidur.
"Ya ampun Ti, selama ini gak pernah kenal Pria sekali dapet yang kayak Rehan... Gue sedih banget Ti..." Ayu menatap wajah sahabatnya itu.
(Sebulan sebelum Hari pernikahan - Keluarga Witcjaksono)
"Menikah Pa?! Tiara?! Tiara berhenti menyantap pancakenya.
"Ti, Papa sudah terlalu tua dan tidak tahu berapa lama lagi Papa bisa hidup..
"Papa jangan ngomong gitu ah, Tiara gak suka.. Tia akan segera mendapatkan pendonor jantung yang baru buat Papa" ujar Tiara dengan wajah yang serius dan mata Tiara berkaca-kaca
"Jadi kamu mau ya Nak?! Wajah Tuan Andi memelas, memohon Tia tidak sanggup menolak itu.
Toh ini pilihan Papanya, pastinya bagus kan gak mungkin Papa menikahkan aku dengan laki - laki yang gak baik...
"Baiklah Pa, tapi Tiara ingin mengenalnya lebih dulu" Ujar Tiara.
(Bunyi bel pintu)
"Biar saya saja Non" ujar Mba Ita, melangkah ke depan membuka pintu.
"Non, ada kiriman bunga" Mba Ita meletakkan sebuket bunga merah mudah di samping Tiara
"Dari siapa Mba?! Tiara mengecek kartu yang tertempel disitu.
Hi, Calon Istri salam kenal.
Rehan Dirga
"Ca...calon istri?! Ujar Tia.
"Waah Rehan sungguh lelaki sejati... "Tawa Papa Andi.
"Papa.... Wajah Tiara memerah
"Ya udah kamu berangkat kerja dulu, ingat ya malam ini ada makan malam bersama keluarga Dirga" Ucap Papa Andi.
"Iya-iya Tia akan pulang lebih awal, oh iya Mba tolong letakkan di kamar ya" Ujar Tia.
***
(Sebulan sebelum Hari pernikahan - Keluarga Dirga)
"Menikah Pa... Astaga, Pa" Rehan melemaskan badannya dan jatuh di sofa.
"Ma..." Rehan merengek ke Mamanya menggoncangkan lengan mamanya seperti anak kecil minta beliin permen.
"Papa kamu bener Re, udah saat nya kamu menikah... Mama nya menyentuh lembut rambut putranya itu.
"Tuh kan... mama juga ikut-ikutan.
"Ya karena udah waktunya Re, mama juga gak sabar untuk nimang Cucu, anak kamu" Ucap Nyonya Dirga.
Rehan menarik nafas lalu melihat Papa dan Mamanya "Jadi gak ada harapan nih kalau aku nolak pernikahan ini?! Tanya Rehan.
Papa dan Mamanya terkekeh kecil dan serentak menjawab "Nggak"
"Baiklah" Rehan berdiri dan merapikan bajunya "Menikah lalu Jadi CEO" Rehan menjulurkan tanganya pada Papanya.
Lalu mereka bersalaman "Sepakat".
***
Perusahaan dG Corp, di saat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Wakil Direktur dG Corp malah melamun di ruangannya.
"Re... Mona menyadarkan Rehan dari lamunannya.
"Eh, lo udah dateng" Rehan memperbaiki posisi duduknya.
"Lo sakit?! tanya Mona.
"Nggak apa-apa cuman migren aja, Ada apa Mo.. masalah tender di kalimantan ?! tanya Rehan
Mona menatap Rehan sini dan mendesis....
"Gue bawa yang lo minta kemarin" Ujar Mona melangkah ke sofa yang ada diruangan dan duduk.
Rehan pun bangkit dari kursi wakil direkturnya ke sofa tempat Mona duduk.
"Kenalin ini Putra, profesinya sebagai Pegawai Negri Capil" ujar Mona menunjukan sebuah foto.
"Trus?! Rehan melongo..
"Terus?! Lah lo kan yang minta gue cariin cowok buat Tiara
Rehan kembali melemaskan badannya dan menyandar kan kepalanya. "Sory Mo gue lupa, ya udah lo atur aja gue serahin semua sama lo, soal Tiara gue yang atur" ujar Rehan memijit kepalanya.
Mona menatap Rehan sebentar "Oke, Lusa gue kenalin Putra ke Tiara" Seru Mona
Rehan langsung bangun dari sandarannya "Caranya?! Tanya Rehan
"Itu urusan gue" ujar Mona, lalu pergi meninggalkan nya.
Di depan Pintu Ia berpapasan dengan Pesi, namun tak membalas senyuman Pesi.
"Mona kenapa Re, masam banget mukanya?! Tanya Pesi yang masuk keruangan Rehan,
"Gue cariin pacar buat Tiara" ujar Rehan yang sudah membaringkan dirinya di sofa.
"WHAT???? Gila lo Re, kalo bokap lo tahu pendek umur lo" Ujar Pesi kaget mendengar nya.
"Trus gue mesti gimana?! Sontak Rehan terduduk. Suaranya menggelegar diruangannya. Membuat Pesi terdiam sesaat.
"Gue kayak gini karna gue gak mau Tiara sakit hati, dan gak ada jaminan nya kalau Tiara bisa nerima gue sepenuhnya" Ujar Rehan lagi dan kali ini Ia sudah berdiri dengan kedua kakinya.
"Dia bisa sakit nanti nya Pes, Gimana kalau lagi saat berhubungan dan gue minta sesuatu yang lebih yang gak bisa dia berikan... Atau saat gue kalap, atau saat gue....
Apa pun itu yang mau di ucapkan Rehan terhenti.... "Aaarrrgghh Anj ing" Rehan meninju udara melepaskan amarahnya.
"Lepasin niat lo mau jadi CEO" ujar Pesi santai.
Rehan menatap Pesi dengan wajah kaget namun masih dengan emosi dan amarah.
"Kenapa, lo gak bisa?! Kalau gitu berhenti merengek bilang gak tahu mesti ngapain, lo itu calon pemimpin dan kalo lo gak bisa memimpin rumah tangga lo, mending jangan jadi CEO" Pesi keluar setelah mengatakan itu semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Melawati Zahwa
lanjut Thor...
2021-11-22
1
Sharon Keyzi
tau rasa Rehan... gak usah balik aja tiaranya
2020-04-19
0