Tiara pulang terlambat hari ini Ia tiba di rumah pukul 09.56 malam di tambah lagi hujan sangat deras sedari sore tadi.
"Hm? Dia udah pulang?! Tiara melihat mobil Rehan terparkir. Ia bergegas turun dan masuk kedalam rumah.
Lantai rumah basah... Jas Rehan serta sepatunya berjejer di anak tangga. Tiara mengambil nya dan mengemasnya.
Apa dia di atas atau di kamar?!
"Re... Aku pulang" Tiara memberi sapa. Tia segera masuk ke kamar namun Rehan tidak ada lalu ia ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Dug...
Bunyi sesuatu dari lantai atas,
Tiara yang selesai mandi dan berganti pakaian keluar dari kamarnya menuju tangga.
"Re...." Tak ada jawaban dari Rehan
Tiara meremas tangannya bingung, apa dia harus naik atau tidak.
"Gimana ini?! Tiara mondar-mandir sembari menatap lantai atas.
Uhuuk...
"Re...!!! Akh, bodoh amat dengan peraturan itu" Tiara naik ke atas lalu membuka satu- satunya pintu yang ada di lantai itu.
"Re.." panggil Tiara sambil perlahan membuka pintu.
Tiara mengangkat kedua alisnya beserta kedua tangannya mengatupkan mulutnya. beberapa kali Ia menerjap kan matanya.
Astaga, ruangan apa ini???
Tiara melangkahkan kakinya masuk, melihat sekeliling tak percaya, beberapa barang yang bergantungan membuat Ia merinding.
Hingga sebuah batukan menyadarkannya.
Uhuk.... Rehan yang baring di sofa dengan keadaan rambut serta baju yang basah hingga celananya juga.
Ia kehujanan?! Namun Ia tidak mengganti bajunya.
"Rehan... !!! Hei Re, kenapa kamu tidak ganti baju?! Tanya Tiara berjongkok agar bisa melihat Rehan. Ia cemas.
Rehan perlahan mencoba membuka matanya, Ia merasa panas tiap kali Ia menerjapkan matanya.
"Ti... Tia..." Lirih Rehan
"Iya, iya aku disini, kamu ganti baju dulu ya..." Tiara khawatir melihat suaminya yang basah kuyup dari ujung rambut hingga kaki. Lalu Ia meraba kepala sang suami.
"Re... Kamu demam..." Ucap Tiara, wajah cemasnya sangat tampak jelas dia mata Rehan yang samar-samar melihatnya.
Tiara keluar dari ruangan dan turun menuju kamarnya untuk mengambil baju ganti Rehan. Ia juga mengambil beberapa obat serta handuk kecil dan baskom berisi air hangat.
"Oh iya, sebaiknya aku masak bubur dulu" Tiara melangkah ke dapur, menyalakan kompor dan memasukan segenggam beras ke dalam wadah tempat masak bubur.
Lalu buru-buru naik ke atas.
Tiara mengelap badan Rehan hingga kering dan menggantikan bajunya, Sesekali Rehan bergumam berkata tidak ingin, atau lepaskan, namun Tiara hiraukan.
"Tunggu disini ya, jangan gerak-gerak aku akan bawa bubur buat kamu" Ujar Tiara sambil menaruh handuk kecil di dahi Rehan. Kompres
Setelah beberapa menit Tiara datang dengan semangkuk bubur serta Teh hangat di tangannya.
"Re ayo bangun, sini aku bantu" Rehan yang setengah sadar mengikuti apa yang di ucapkan Tiara, Tiara menaruh beberapa bantal sebagai sanggahan untuk Rehan meninggikan kepalanya.
Tiara mengurus Rehan dengan sangat telaten, dan sabar.
Wait, memang sudah seharusnya kan, Ia kan istri Rehan...
Setelah Memastikan suhu tubuh Rehan turun, dan obatnya bekerja. Tia lalu membereskan alat makan serta pakaian yang tadi di pakai Rehan. Dan tidak lupa juga Ia mencuci piring kotor.
***
Tik...tok...tik...tok. Jam menunjukan pukul 4 subuh.
"Akh, kepala gue berat banget" Rehan bangun dan mencoba untuk duduk. Lalu ia melihat sekelilingnya.
"Gue ketiduran disini?! En, Tiara?! Rehan melihat Tiara yang tertidur dengan posisi yang bisa membuat nya sakit pinggang jika Ia bangun nanti.
"Kenapa Dia bisa disini?! Rehan tercekat, pastinya Tiara sudah melihat ruangan ini dan juga semua yang ada disini.
Ketika Rehan ingin berdiri tak sengaja Ia menyentuh sebuah baskom berisi air.
B...baskom?!
Obat?!
Rehan ingat bahwa semalam Ia kehujanan dan dengan keadaan basah kuyup Ia langsung naik ke atas dan membaringkan badannya tanpa ganti baju. Ia juga ingat Tiara telah merawatnya.
Rehan berdiri lalu menggendong Tiara membawanya ke kamar mereka dan menaruh nya perlahan di tempat tidur, Ia juga mendaratkan satu ciuman kasih di kening istrinya.
Trimakasih.
Lalu Rehan ikut membaringkan dirinya di samping Tiara, Ia mengambil posisi menyamping agar Ia bisa melihat Istrinya yang sedang tidur.
Rehan tersenyum sambil menatap Tiara yang sedang tidur, dan kadang ia tertawa kecil melipat bibir nya ke dalam. Entah apa yang ada di dalam pikiran Rehan saat ini.
Oke, sepertinya aku tahu apa yang dipikirkan Rehan...
Tiara mengganti bajunya hingga ke pakaian dalamnya.... Bisa jawab, siapa yang beruntung siapa yang buntung?!
***
Pagi datang, Bias matahari pagi masuk melalui celah celah ventilasi rumah mereka. terlebih lagi Tiara sudah membuka beberapa jendela.
Tia tampak sibuk di dapur, Ia sedang membuat sarapan untuknya juga Rehan, tampak Ia juga sudah menuangkan Jus ke gelas Rehan.
"Ehem... Rehan berdeham saat keluar dari kamarnya.
"Ehem... sekali lagi
Tak ada respon dari Tiara, Ia sibuk dengan spatula dan wajannya.
"Eheeem...hem... sekali lagi biar afdol
Tetap tak ada respon, Rehan berdecak kesal lalu melangkahkan kakinya ke dapur dan duduk.
Tiara meletakkan piring di depan Rehan bersisi Penekuk dengan Coklat nutela di wadah yang kecil.
"Kami udah baikan?! Tiara memecahkan kesunyian.
"Udah mendingan, hanya masih sedikit berat di bagian kepala" Ujar Rehan menggerakkan tangnnya di kepalanya.
"Ya udah, kamu istirahat dulu aja hari ini" Ucap Tiara, Ia menyelesaikan suapan terakhirnya.
Rehan menelan makanannya, dan terus menatap gerak gerik Tia yang sedang mencuci piring.
"Em, Ti makasih ya" Ujar Rehan
Tangan Tiara terhenti lalu Ia menoleh kebelakang untuk melihat Rehan.
Apa aku tanya sekarang aja, itu ruangan apa?
"Kamu tahu, kamu kan bukan anak kecil... tahu kalau basah harus ganti baju supaya tidak demam. Ujar Tiara.
Akh jangan deh
Tiara kembali melanjutkan cuci puringnya.
"Iya, iya... Tapi Ti" Senyum setan Rehan keluar, Ia berdiri lalu melangkah ke Tiara dan meletakan piring nya di tempat cucian.
Kini posisi mereka dekat karena Rehan berdiri di belakang Tiara, sangat dekat.
"Tapi apa?! Tiara menggeser badannya, mengusahakan ada spasi antara Ia dan Rehan.
"Lo semalam liat dong.... Rehan menyibak rambut Tiara agar dia bisa membisikkan sesuatu ketelinganya. "Adik Gue" Ujar Rehan dengan senyum setannya.
Mengingat itu pastinya membuat wajah Tiara semerah mobil pemadam kebakaran. "Apaan sih kamu" Tiara mendorong Rehan namun Rehan sangat kuat menahannya.
Mata mereka saling pandang, haiish tatapan licik Rehan, sangat senang Ia bisa menggoda Tiara. Tiara terlihat gugup galagapan.
Sebagai Ahli jantung, Tiara tentunya tahu penyebab jantungnya yang berdetak cepat saat ini.
"Menurut lo, gimana adik gue Ti?! Rehan semakin mendekatkan diri, kini sama sekali tidak ada jarak di antara mereka.
S*al, Aku gak boleh kalah dari Rehan.
"Jangan dekat-dekat Re" Ucap Tiara
"Huuu, Lo bikin gue semakin ingin dekat lo" Ujar Rehan
Tiara memejamkan matanya, mengangkat kakinya lalu memusatkan kekuatannya dan...
hyaaaaa Kaki Tia mendarat mulus di atas kaki Rehan.
"Anjriiit, Sakit Ti" Rehan langsung menjauh sambil meringis memegang kakinya yang sakit.
"Makanya lo jangan aneh-aneh pagi-pagi" Tiara melotot ke Rehan. "Ato lo masih demam, minum obat sana. kesal Tiara.
"Aneh apaan, lagian gak masalah kan... lo istri gue, kalo gue minta di layani emang salah. suara Rehan meninggi.
Demi apa pun juga apa yang di katakan Rehan bener juga, kalau di kilas balik selesai mereka nikah sampai ini, mereka sama sekali belum melakukan hubungan intim suami-istri.
Damn, tenang Tiara, jangan sampai kalah
"Wajar kan kalo gue minta jatah gue, toh dari kita menikah gue belum dapet jatah gue, malam pertama lo tinggal tidur" Ucap Rehan
*A*pa jatah?!
"Denger ya Re, pernikahan kita ini ada waktunya cepat atau lambat juga akan bercerai, dan gak mungkin banget gue nyerahin diri gue ke suami yang brengsek kayak lo"
Oke, Tia udah mulai kepancing emosi.
"Brengsek?! Rehan mendengus, Ia gelisah matanya belingsatan ke segala arah, baru kali ini ada cewe yang berani bilang dia brengsek.
"Iya lo brengsek, lo gak terima di bilang brengsek" Dikata brengsek terakhir yang di ucapkan Tia agak sedikit getar, oh ho mata Tia mulai berkaca-kaca. Ia pun mulai kesulitan atur nafas.
"Dan kalo lo nanya, soal kelamin lo gue terpengaruh apa nggak... Re, sebelum gue ahli beda jantung, Gue Dokter Bedah umum.
Tiara terhenti sebentar, Rehan menatap nya dengan kening satunya yang naik dan gaya bertolak pinggang. "Trus?!
"Sebelum gue liat punya lo, gue udah liat beberapa orang punya, udah pernah gue Pegang, potong, jahit dan em.. gue gunting, jadi biasa aja gue liat punya lo"
Percaya gak, sambil ngomong itu Tiara mempraktekkan nya dengan kedua tangannya.
Raut wajah Rehan berubah.
Tiara melempar kan kain lap yang dari tadi di peganya, Lalu mengambil tas nya di sofa serta kunci mobil nya kemudian pergi.
Rehan melongo seperti orang Linglung...
Apa yang di bilang Tiara tadi, Udah liat beberapa??! Dia pegang???
Rehan berdecak, menggelengkan kepalanya apa yang barusan Ia dengar tidak susah di cerna oleh tuan otak, tapi mengapa ia merasa linglung.
Ia membayangkan Tangan Tiara yang mempraktekkan tadi. Lalu Ia memandang ke bawah kepada adik kecilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
rani ampangisi
haahhah bingung dah lu rehan..
2020-06-07
0
zizi umar
potong,gunting?ggagagagag
2020-06-07
0
Siti Marpuah
lucu
2020-06-05
0