Rehan tampak tengah berbincang dengan para tamu yang hadir. Mona perlahan mendekat dan memberikan salam kepada teman-teman Rehan. Lalu mereka berdua memisahkan diri.
Mona duduk di kursi Taman hotel sementara Rehan berdiri bersandar pada Pohon sambil menghisap rokoknya.
"Lo ok Re?! Tanya Mona memandang Rehan.
Rehan mematikan rokok nya yang tanpa ia sadari itu puntung rokok kedua yang ia matikan sejak Ia menyandarkan diri di Pohon rindang tersebut.
"I'm Fine" Jawab Rehan menatap langit biru diatasnya yang begitu biru tanpa awan.
"Thank you Mon, udah bantu Gue" Rehan kembali menatap Mona.
"Sama-sama, tapi cepat atau lambat Tiara akan tahu Re kalau Lo itu...."
"Itu urusan Gue kalau dia tahu, yang jelas Lo harus ada kalau Gue butuh untuk sandiwara" Rehan berdecak kesal.
"Ok, kalau gitu Gue balik" Mona berdiri lalu menepuk bahu Rehan dan pergi meninggalkan Rehan di taman.
Pesta pernikahan pun selesai, Rehan dan Tiara berpamitan pada orang tua mereka, Nyonya Dirga maunya mereka menginap dulu sehari dirumah tapi Rehan bersih keras ingin langsung ke rumah baru mereka.
***
Perjalanan yang cukup lama memakan waktu Dua jam dari hotel menuju rumah mereka belum lagi kemacetan kota metropolitan. Akhirnya mereka sampai malam.
Tiara dan Rehan terlihat sangat lelah.
"Bukain pintu belakang dong" Ujar Tiara sambil turun dari mobil. Dan mengambil kopernya lalu menutup pintu mobil nya.
Rehan berjalan melaluinya tanpa ada rasa iba membantu membawa koper sang Istri.
Istri?! Haha beberapa hari sebelum nya Tiara bangga hendak menyandang status sebagai Istri. Tapi sekarang menyebut nya saja Ia malas.
Rehan Mempunyai Rumah bergaya modern, dimana pintu utaman mereka ada di lantai dua, wicis Lo harus naik tangga.
Rehan sudah tiba lebih dulu diatas dan membuka pintunya, namun Tiara masih di bawah dengam koper serta tas nya.
Berat.
Rehan sama sekali tak peduli kepada Tiara, Ia langsung saja masuk ke kamarnya dam meninggalkan Tiara.
Tiara pun sampai, dan masuk kedalam rumah, Modern, sangat minimalis dan tertata sangat rapi. Ia masih berdiri di ruang tamu menatap sekelilingnya.
Inilah rumah yang akan Ia tinggali bersama Rehan entah sampai kapan, Oh iya sampai Rehan menjabat sebagai CEO.
Tiara menghela nafas dalam-dalam.
"Kenapa Lo, berat banget?! Ujar Rehan. Keluar dari kamar.
Tiara membuka matanya dan menatap tajam Rehan.
"Berhenti natap Gue, jatuh hati ntar Lo" Ledek Rehan
Tiara menggeliat bagai ulat "Amit-amit jatuh hati sama setan" bisik Tiara pelan.
"Gue denger ya..." Rehan melangkah kan kakinya masuk dapur mengambil air. "Coba Lo liat baik-baik, mana ada setan secakep Gue" Kelakar Rehan.
Tiara malas menyambung, ia tahu akan panjang jadinya " Kamar aku yang mana? Tanya Tiara
"Kamar Lo?! Dirumah ini kamar cuman satu, noooh" Rehan menunjuk di pojok.
"Apa?! Cuman satu, Trus yang diatas itu apa?! Tunjuk Tia juga, karena ada tangga menuju keatas, jelas-jelas ada ruangan diatas.
"Itu play room Gue, dan Lo jangan pernah injakkan kaki Lo di tangga ini" Rehan melangkah menaiki satu anak tangga.
Malas berargumen dengan Rehan Tiara menarik kopernya memasuki kamar yang di tunjuk oleh Rehan.
Ia pun mulai membuka isi kopernya dan memasukkan ke dalam lemari, Ya lemari yang berisi kemeja-kemeja Rehan.
Sebagai sepasang suami istri sudah sepantas nya mereka berbagi peralatan yang ada dirumah, ranjang, kamar mandi, bahkan lemari.
Tia menyisakan sepasang baju tidur di tangannya, Mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi.
Sekitar 15 menit Tiara selesai membersihkan dirinya dan melakukan ritual skincare nya di westafel kamat mandi.
Tia pun keluar dari kamar mandi, terkejut melihat Rehan sedang baring di ranjang dengan ponsel yang mengarah kepada Tiara.
"Ngapain kamu? Tia mengerutkan dahinya
"Aah, apaan Lo gak asyik masa udah pakek baju dikamar mandi" Rehan kecewa, Ia gagal merekam Tiara yang berbalut handuk.
"Ihh, Mesum Lo... Dosa" ujar Tiara menekan kata dosa lebih kental.
"Yee, mesum sama istri sendiri dosa apa Gue" Gelak Rehan
Ingin memaki, tapi apa yang di katakan Rehan memang benar, mereka sudah sah dan halal dimata bumi dan langit.
Sekali lagi Tiara sangat lelah untuk berdebat dengan Rehan, kejadian hari ini sudah cukup menggoncangnya.
Tia naik ke ranjang, meletakkan bantal guling di tengah mereka dan langsung baring membelakangi Rehan, menarik selimut dan membungkus dirinya hingga leher.
"Ch... Udah kaiak lontong daun Lo" Kelakar Rehan. Namun tak ada respon dari Tiara.
Rehan memajukan badannya untuk melihat Tiara. "Kebo, cepet banget tidurnya" Rehan kembali ke posisinya.
Sepi tidak terdengar suara lagi.. Ya Rehan dan Tiara tidur dengan pulas, sepertinya mereka benar-benar Lelah.
***
Pagi datang, Rehan membuka matanya melihat kesamping, Tiara sudah tidak ada disampingnya. Samar samar Ia mendengar suara berisik di dapur.
Rehan dan Tiara mendapat libur satu hari Pasca Pernikahannya. Sebenarnya Papa Dirga udah membelikan sebuah tiket bulan madu ke paris selama seminggu. Namun di tolak oleh mereka berdua.
Di lain sisi juga Tiara yang sebagai dokter bedah jantung gak bisa ambil cuti selama itu. Akhirnya merela hanya mengambil satu hari saja.
"Pagi..." Sapa Rehan sambil merenggangkan badannya, kedua tangannya terangkat ke atas. Hanya memakai kaos dalam serta boxer pendek dan kimono yang terbuka Rehan masuk ke dapur dan duduk di samping Tiara.
"Kenapa muka Lo? Tanya Reham stengah mengantuk dan rambut acak-acakan.
Gila si Rehan, tahu sih udah menjadi suami-istri tapi kan setidaknya jangan terlalu frontal ginilah penampilan paginya. Hanya buat Tiara malu melihatnya.
"Kami gak bisa apa, pakek baju yang rapi gitu? Tanya Tiara sambil menuangkan Jus oren ke dalam gelas yang di pegang Rehan.
"Iya, iya..." Balas Rehan yang malas cekcok pagi-pagi.
Meski Tiara sibuk sebagai Dokter bedah jatung di sebuah rumah sakit nomor satu di kota, Tiara tidak pernah lupa untuk melayani sang Ayah, Dan selalu menyempatkan sarapan dengan ayah nya.
Kebiasaan Tia yang melayani ayahnya sepertinya terbawa ketika Ia menikah, tanpa sadar Ia bangun pagi, membuat sarapan dan sekarang menuangkan Nasi Goreng ke piring Rehan.
"Udah, atau tambah lagi? Tanya Tia masih memegang sendok nasi goreng.
"Udgah chugup" Jawab Rehan sambil mengunyah nasi goreng dan memainkan ponselnya.
Tia melanjutkan makan nya juga, sesekali Ia melirik Rehan, berharap ada repon dari Rehan soal rasa Nasi Goreng buatannya.
Namun tak ada respon dari Rehan, Ia hanya fokus menatap ponselnya. Sesekali Ia tertawa melihat ponselnya.
"Eeerrgg" Rehan bersendawa panjang
"Rehaaaaaan... Apaan sih Kamu" Tia menjauhkan badannya dari meja makan.
"Sory... Gue kenyang, Nasi Gorengnya enak Ti, thank you ya" Rehan tersenyum lalu meminum sisa Jusnya dan berdiri dari kursinya melangkah ke ruang tamu pandangannya tak lepas dari ponselnya.
Tia menggeleng lihat kelakuan suaminya itu, namun ada senyuman di wajah Tia melihat pring Rehan bersih tak bersisa, dan pujian Nasi goreng yang Enak.
Ya, Suami-istri memang harus begini kan. Bisik Tia dalam hatinya lalu membersihkan peralatan makan mereka.
Sementara Rehan duduk di sofa sambil menonton.
What a beautiful morning for newbie Husband and Wife.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments