Pacaran Simbiosis

“Ini salah paham!“ elak Kika dan berusaha meyakinkan seisi kelas.

Tapi lagi-lagi Red yang angkuh justru menariknya ke atap sekolah.

“Kenapa kau mengaku-ngaku jadi pacarku?“ protes Kika.

Tapi Red tampaknya santai, dia menatap Kika dengan bersidekap dan tanpa ekspresi.

“Karena hanya kau satu-satunya gadis yang memberiku singkong goreng!“ jawab Red kemudian.

“Apa hubungannya dengan singkong goreng?“ tanya Kika tidak mengerti.

“Artinya kau sangat jauh dari standard untuk jadi pacarku!“

“Lha terus kenapa kau mengatakan aku adalah pacarmu?“

“Supaya mereka berhenti mengejarku!“

Kika mengacak rambutnya kasar sambil mondar-mandir tidak jelas.

“Tapi satu sekolah pasti akan mencari tahu siapa aku!“ ucap Kika cemas. “Aku sudah berusaha keras untuk tidak terlihat tapi sekarang?“

Dan benar apa kata Kika, satu sekolah gempar karena Red yang secara gamblang mengakui Kika sebagai pacarnya.

Walaupun Red sering bergonta-ganti pacar tapi dia tidak pernah mengakui secara terang-terangan seperti yang dilakukannya pada Kika.

“Kak Red punya pacar baru lagi?“ tanya Pink pada sang adik Green, saudara kembarnya paling bontot.

Green yang sedang memakan cemilannya melirik ke ponsel saudaranya. Mereka memang satu kelas tapi karena perbedaan karakter keduanya membuat mereka seperti bukan saudara kembar.

“Siapa Kika?“ tanya Green yang melihat headline di akun gosip sekolah. Di akun gosip itu menampilkan foto Kika yang digadang-gadang menjadi pacar baru Red.

“Sepertinya anak baru, kita tanyakan saja nanti saat di mansion!“ sahut Pink yang selalu ingin tahu pacar kakaknya dan selalu membandingkan dengan dirinya.

“Aku akan pulang terlambat, setelah pulang sekolah aku mau ke mansion Oma untuk latihan memanah!“ ucap Green si tomboy.

Dan tak lama sekumpulan anak-anak perempuan mencari Pink dan Green di kelasnya untuk menanyakan kebenaran kabar mengenai Red.

“Apa berita itu benar?“ tanya mereka antusias.

Pink dan Green saling pandang lalu menghela nafasnya bersama. Mereka seakan sudah terbiasa menghadapi situasi seperti itu.

“Resiko mempunyai kakak tampan dan populer!“ dengus keduanya.

*****

Jemari Red sibuk berkutat di layar tabletnya. Karena dia saat ini tengah meretas data sekolah dan akan mengganti data-data Kika di sana. Jadi tidak akan ada yang tahu jika Kika masuk ke sekolah itu karena mendapat beasiswa. Apalagi beasiswa itu bukan karena prestasi tapi hanya keberuntungan Kika yang menemukan formulir beasiswa.

“Aku sudah mengubah datamu!“ ucap Red pada Kika.

Saat ini keduanya masih berada di atap sekolah.

“Dan untuk urusan kepala sekolah, aku yang akan berbicara padanya. Aku akan memastikan kepala sekolah tutup mulut dan tidak membocorkan identitasmu!“ tambah Red yang diangguki langsung oleh Kika.

Berhadapan dengan Red membuat jiwa budak gadis itu terpanggil dan tanpa sadar dirinya selalu menurut saja.

“Sekarang urusan data dan identitasmu sudah beres! Kau tidak perlu sembunyi lagi, kau bisa ke kantin atau kemana pun di sekolah ini!“ ucap Red lagi.

Kika tampak kesenangan karena bisa menyantap makanan enak di kantin sekolah tanpa perlu takut-takut seperti sebelumnya. Tapi tunggu, semuanya tidak gratis bukan?

“Terus apa yang harus aku lakukan?“ tanya Kika kemudian.

“Kau hanya perlu jadi pacarku supaya statusku tidak jomblo dan dikejar anak perempuan satu sekolah!“ jelas Red.

“Jadi ini semacam pacaran simbiosis, saling menguntungkan satu sama lain?“ tanya Kika ingin memastikan.

“Kau yang paling diuntungkan di sini dengan menjadi pacarku sebentar lagi pasti anak perempuan satu sekolah akan mendekat dan ingin jadi temanmu!“ jawab Red dengan menyombongkan diri seperti biasa.

Kika memutar bola matanya malas tapi benar juga apa yang dikatakan pemuda sombong dan playboy itu. Dia di sini yang menang banyak. Ternyata singkong goreng membawa nasib baik berpihak padanya.

“Baiklah, kita pacaran!“ ucap Kika mantap.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***