SEMAKIN DEKAT

Happy reading 🤗

"Jadi dari tadi kamu tinggal sendirian di rumah?" Tanya Mark penuh selidik.

"Memang mau ditemani siapa?" Ameera berbalik bertanya pada suaminya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Pria itu melepaskan jas dan melonggarkan dasinya.

Sementara Ameera masih sibuk membuatkan kopi di dapur. Jarak antara dapur dan ruang tamu tidak terlalu jauh sehingga Mark dan Ameera bisa berinteraksi tanpa harus berteriak keras, membuat seluruh tetangga mendengar percakapan diantara keduanya.

"Apa kamu kesulitan selama ditinggal kedua orang tuamu?"

"Tidak juga, bunda sudah membuatkan makanan untukku dan dedek bayi."

Ameera berjalan dengan sangat hati-hati, gelas kopi dan piring ia taruh ke dalam nampan kayu berukuran 51 cm x 30 cm karena khawatir tersandung dan menyebabkan gelas serta piringnya pecah.

Mark melihat istrinya kesulitan segera membantu mengambil alih membawa nampan tersebut dan meletakannya di atas meja.

Ameera duduk secara perlahan. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Semenjak hamil, gadis itu menjadi lebih mudah lelah. Baru beberapa langkah saja sudah membuatnya capek, maka dari itu sejak Mark mengetahui istrinya hamil, pria itu mencari seorang ART untuk mengurusi pekerjaan rumah.

"Capek?" Tanya Mark.

Pria itu menghirup aroma kopi buatan Ameera. Matanya terpejam dan sesaat kemudian ia mencicipinya.

"Nikmat!"

Ameera terkekeh melihat sikap suaminya.

"Kamu menertawakanku heh?"

"He-he, tidak. Aku hanya menertawakan papa bayiku!" Ameera mengusap lembut perutnya.

"Memangnya siapa yang membuatmu hamil, selain aku!"

"Tuan Mark yang kejam," ledek Ameera.

"Jadi menurutmu, aku kejam?" Mark mendorong tubuh istrinya ke belakang.

Tubuh pria itu menghimpit tubuh mungil Ameera hingga terpojok disandaran sofa, tangannya mencengkram kuat dan tatapan matanya berubah menjadi sayu.

"Jawab." Bisiknya ditelinga Ameera.

Bulu kudu Ameera meremang mendapat perlakuan seperti itu membuatnya gugup.

"Eeh, a-anu mas," ucap Ameera terbata-bata.

"Kenapa, kamu gugup? Apakah kamu membayangkan sesuatu?" Goda Mark.

Pria itu masih berada di atas tubuh Ameera.

"M-mas, bisakah menyingkir sebentar."

"Ameera, apakah kita bisa melakukannya lagi?"

"Apa? Pria ini menginginkannya lagi!" Ucap Ameera dalam hati.

"Aku janji, tidak akan lama."

Ameera tersenyum dan mengangguk.

"Tentu, tapi janji hanya sebentar."

Dan ciumanpun terjadi, keduanya beradu bibir. Saling menukar saliva satu sama lain.

Mark kembali me****** bibir istrinya dengan ganas dan tangannya menerobos masuk ke dalam kaos putih yang menampakkan cetakan pakaian dalam milik gadis itu. Ia memainkan benda kecil mirip buah cherry, memelintir dan menyentuhnya penuh g*irah.

Ameera membantu melepaskan semua pakaian yang melekat pada suaminya dan kini keduanya sudah dalam keadaan polos tanpa busana. Gadis itu berjongkok dan menatap inti tubuh suaminya sudah berdiri tegak dan siap dinikmati. Dengan ragu ia menyentuh benda lunak yang sudah merampas kesuciannya tersebut.

"Benda ini begitu besar pantas saja saat pertama ia masuk membuat tubuhku rasanya seperti terbelah dua," gumam Ameera dalam hati.

Kemudian Ameera mengulumnya dan memberikan sentuhan lembut pada inti tubuh Mark. Pria itu mengerang dan mer*mas benda kenyal yang bergoyang kesana kemari.

"Argh, nikmat sekali!"

Ameera tersenyum menggoda tanpa menghentikan kegiatannya. Ia sangat puas jika suaminya menikmati pelayanan yang diberikan olehnya.

Lama gadis itu bermain dengan lolipop milik suaminya, hingga tangan kekar sang empunya menghentikan kegiatannya.

Mark membantu Ameera berdiri dan ia mengangkat tubuh istrinya ala bridal style kemudian membawanya ke atas ranjang. Dengan sangat hati-hati Mark merebahkan tubuh Ameera sambil mencumbu istrinya.

Ameera tersenyum manis, diusapnya wajah Mark penuh cinta serta menciumi pipi dan kening pria itu.

"Kita mulai sekarang, sayang?"

Ameera hanya mengangguk, seraya memberikan lampu hijau kepada suaminya untuk memulai ritual.

Mark membuka lebar kaki Ameera dan mengarahkan inti tubuhnya ke tempat yang semestinya. Kemudian pria itu melakukan penyatuan hingga sore menjelang.

***

Setelah kejadian itu membuat Ameera dan Mark semakin dekat. Saat ada kesempatan, Mark selalu meminta Ameera datang ke ruangannya. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya sekedar saling melepas rindu bahkan pernah suatu hari Mark meminta Ameera melayaninya di ruangan khusus yang bisa digunakan untuk beristirahat.

Sebagai seorang istri, Ameera hanya bisa pasrah melayani keinginan suami karena jika ia menolak maka akan berdosa. Sudah cukup gadis itu melakukan dosa akibat melakukan hubungan dengan seorang pria yang bukan suaminya hingga ia mengandung anak hasil perbuatannya itu. Dan kini Ameera tidak ingin menambah dosa jadi ia ingin berubah berusaha memperbaiki diri.

"Meera!"

Kini Mark dan Ameera terbaring di atas ranjang, keduanya baru saja melakukan pergulatan panas di sela-sela pekerjaan kantor yang menumpuk.

"Iya mas."

Ameera merebahkan kepalanya ke dada suaminya.

"Pekerjaan ini kenapa tidak ada hentinya? Aku benar-benar bosan mengurusi semua pekerjaan. Rapat sana sini, bertemu klien, meninjau lokasi, menanda tangani berkas dan lain-lain. Rasanya kepalaku mau pecah."

Mark mencurahkan keluh kesahnya kepada sang istri. Selama ini tidak ada seorangpun mengetahui isi hati pria itu, bahkan Stevanie-pun yang notabene adalah istri pertama dan wanita yang sangat dicintai Mark tidak mengetahui tekanan yang ia rasakan selama menjalankan bisnis orang tuanya.

"Mas harus sabar, namanya juga bekerja ya harus siap menghadapi semua kesulitan. Tidak ada pekerjaan tanpa adanya tekanan."

"Semua butuh perjuangan hingga keberhasilan kita raih."

Ameera mengusap dada bidang Mark, ia bermain-main di area sekitar.

"Saran aku, luangkan sedikit waktu untuk berlibur jika mas sudah benar-benar lelah bekerja."

"Kamu benar, selama ini aku memang terlalu sibuk bekerja hingga lupa kapan terakhir kali berlibur." Mark menyisir rambutnya secara kasar.

"Tuh kan, pantas saja kamu stres begini. Minta Tuan Joe memesan tiket liburan. Lima hari kurasa cukup untuk membuat pikiranmu tenang kembali."

"Baik, akan aku rencanakan akhir bulan ini."

Mark menatap wajah istrinya dan hasratnya kembali bangit dan sedetik kemudian ia melakukannya lagi dan lagi. Bagi Mark, tubuh Ameera seperti candu memaksanya untuk terus menjamahnya tanpa rasa puas sedikitpun.

***

|| Mansion Keluarga Pieter ||

Siang itu, seorang wanita cantik baru saja tiba di mansion yang diberikan oleh Tuan Ibrahim Pieter. Setelah bertengkar dengan suaminya, Stevanie memutuskan untuk pergi berlibur ke Malaysia, menemui sahabat dan teman kuliahnya. Ia ingin menghilangkan penat dan beban pikiran akibat pertengkaran hebat dengan suaminya membuat mood wanita itu berantakan. Saat berada di lokasi pemotretan, ia jadi tidak fokus dan hasil jepretannya jelek membuat managernya murka dan meminta Stevanie cuti selama beberapa minggu karena merasa lelah bekerja akhirnya wanita itu menyetujui usulan managernya dan ia dibantu asistennya bertolak ke Malaysia selama beberapa hari.

to be continued....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***