Meta membolak-balikan buku yang sedang ia baca, dihadapannya tersedia segelas juice jeruk dan sepiring kentang namun mata nya lebih fokus pada buku yang ia pegang. Lamunan nya buyar ketika mendengar suara dari ponselnya, nomor baru ia mengernyit heran ketika mendapati sebuah panggilan tak terjawab dari nomor asing.
hai, save nomor aku ya, pria tampan di perpus kemaren.
"Astaga" Lonjak Meta terkejut dan tanpa sadar mengeprak keras meja, alhasil membuat ia jadi pusat perhatian orang-orang.
"pria ini dari mana ia dapat nomorku?" seperti biasa Meta takkan peduli sekalipun orang-orang kantin menatap sinis dan memandangnya kepo.
" kau kenapa?" Niko muncul dengan segelas es teh dan sepiring nasi goreng berikut dua bungkus kerupuk di atas nasi goreng, pria itu duduk tepat di samping Meta.
" kesel aku tu."
" Napa lagi kau ini?" tanya Niko sembari memakan lahap makanan di depannya
" ah udah, aku mau makan juga." Meta menyerah dan memilih melanjutkan memakan kentang gorengnya
" aneh kali kau ini." ujar Niko kesal
Sementara di tempat lain Rayyan tertawa cekikikan ketika membayangkan wajah kesal Meta mendapati pesannya
" mudah sekali mendapatkan nomor ponselmu." ucap Rayyan tersenyum
Pria itu berjalan santai keluar dari ruangannya, ponselnya ia masukkan kembali ke dalam saku ketika tak mendapati balasan pesan dari Meta.
Tak sulit bagi Rayyan untuk mendapatkan nomor ponsel Meta sekaligus mencari tau tentang gadis itu. Pria tampan dengan tingkah ceria ini merasa senang bertemu Meta apalagi akhir-akhir ini ia sedang di landa galau setelah putus dari kekasih yang tadinya ingin ia lamar malah dilamar duluan oleh orang lain. Kesal tentu saja tapi mau gimana lagi mungkin ia tak berjodoh dengan sang mantan, begitu yang ia pikirkan.
' gue gak selebay Reza dalam soal percintaan' itu yang selalu ia katakan pada orang-orang ketika ditanya tentang perasaannya.
'iya tapi yang lebay kelakuan loe' ujar teman-temannya
'suatu saat gue yakin ada yang bisa bikin loe nangis kejer karena jatuh cinta.' ujar sahabat sekaligus rekan satu profesi nya.
'Maybe.' ucapnya tersenyum.
Rayyan tak memungkiri itu akan terjadi padanya kelak di suatu hari dan ucapan teman-temannya itu masih membekas di ingatannya sampai hari ini. Rayyan memang di kenal sering gonta ganti cewek dikalangan orang sekitarnya tapi bukan mau nya begitu, setiap kali ia berpacaran selalu ada saja tingkah sang pacar yang membuatnya ilfil, ada yang terlalu posesif, ada juga yang dengan sengaja menyuguhkan bentuk tubuhnya begitu saja dan satu yang perlu di ingat seorang Rayyan tak suka perempuan yang mengenakan baju kurang bahan di hadapannya, ia lebih suka wanita yang menjaga auratnya. Dan perihal Meta meski tak berhijab gadis itu selalu tampil sopan dengan rok panjang dan tunik yang menutup hingga ke lutut, dari foto yang ia dapat Meta tampak cantik dengan hijab yang ia kenakan.
" rugi kau kak, menyia-nyiakan gadis sebaik ini, dia lebih baik dari Bella bagi ku." ucap Rayyan
*********
Meta sebisa mungkin tak ingin bertemu dengan sosok di depannya tapi itu tak bisa ia lakukan, karena Reza adalah dosen dan ia mahasiswi . Meta menatap Reza layaknya mahasiswi umumnya tak lebih, tak ada lagi interaksi yang menggebu-gebu di mata Meta.
setelah jam kuliah usai meta berjalan cepat keluar kelas, ia ingin pergi dari pandangan pria itu.
" Ris, pulang yuk." ajaknya ketika melihat Risa diparkiran
" la panek den nunggu dari tadi(udah capek aku nunggu dari tadi) ." ucap Risa kesal tanpa sadar mengeluarkan bahasa Minang. Meta hanya tertawa, seorang Risa yang biasa berbahasa Indonesia kepada nya kini mendadak berbahasa Minang dan ia tau sang sahabat sudah kesal. Tanpa mengulur waktu dua gadis itu melaju meninggalkan kampus.
Di sisi lain Reza merasa tak suka ketika Meta yang biasanya bertingkah heboh padanya mendadak bungkam dan bisu. Gadis itu memang aneh bagi nya tapi ia sangat berbeda dari Bella yang sampai sekarang tak ada kabar, sudah dua hari Bella tak menghubungi Reza, ketika Reza kerumahnya Bella dan keluarga nya juga tak ada. kata sang asisten Bella pergi keluar negri bersama keluarga besarnya seperti ada acara keluarga.
" kenapa ia tak memberi tahu aku, bel sudah hilangkah rasa cinta mu pada ku." ucap Reza sendu.
*********
Siang telah berlalu di jemput malam yang datang dengan ribuan bintang dan cahaya bulan yang terang, angin berbisik manja menghembus perlahan sekitarnya. Meta dan Risa terlihat keluar dari kos, mereka tampak rapi dan Meta terlihat cantik dengan legging hitam dan tunik panjang berwarna pink, tak lupa pashmina hitam yang menghiasi wajah cantiknya. hari ini mereka akan datang ke sebuah mesjid dan panti menyerahkan bantuan berupa baju dan alQuran dari paman Risa yang di Bandung. Setiap bulan sang paman selalu berdonasi untuk panti dan mesjid di sekita kos mereka, dan mereka selalu mendapat tugas membagikannya. paman Risa seorang pengusaha kuliner jadi tak heran ia sering berbagi, Meta selaku sahabat Risa tak jarang mendapat hal yang sama dengan Risa dari sang paman ketika berkunjung ke Jakarta, pria paruh baya itu sangat tau kehidupan Meta dan baginya Meta sudah seperti anaknya sendiri. tak ada yang tau bahwa ialah mantan kekasih ibu Meta. Karena persamaan suku mereka harus berpisah.
"Ris, terima kasih sudah mau menjadi sahabatku, menemani suka dan duka, maaf aku selalu merepotkanmu." ucap meta sendu
" ta, kamu itu sudah seperti saudara bagi ku, jadi jangan pernah berucap seperti itu lagi." Risa memeluk erat Meta usai melakukan tugas membagikan bantuan dari sang paman.
kini mereka berada di sebuah warung makan Padang memesan dua bungkus nasi dan akan mereka makan di taman nanti seperti biasa.
"Meta." seorang pria dengan jacket dongker dan celana jeans menyapa mereka ketika berada diparkiran.
"pak Reza." bukan Meta yang menjawab tapi Risa
" bapak ngapain di sini?" tanya Risa
" aah saya membeli nasi Padang untuk ibu saya." ucap Reza sembari memandang Meta yang membisu dan menatapnya dingin.
"misi pak, kami buru-buru." Meta menarik tangan Risa menuju motor mereka
" tak sopan." ujar Reza kesal
Reza semakin yakin ada yang berbeda dari gadis itu dan ia tak menyukai perbedaan yang di tunjukkan Meta, seperti ada luka yang menusuk dalam hati nya.
Menjauh dari Reza keputusan sulit yang dilakukan Meta tapi ia yakin ini harus ia lakukan karena ia tak ingin terluka lebih dalam, Meta berjanji akan segera menuntaskan Pendidikannya dan kembali ke kampung. bekerja di sana sekaligus menjaga adik dan ibunya.
***********
semoga bisa menikmati cerita amburadul dari saya yang penuh cela ini, jika berkenan saya berharap kalian meninggalkan jejak berupa saran untuk saya lebih baik lagi, kasih vote juga ya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments