Hari ini, hari terakhir Meta berada di Jakarta, semalam usai berpamitan pada sahabatnya dikampus meta mulai berkemas barang-barang yang akan ia bawa pulang.
Mereka saling menangis dan saling melepaskan isi hati masing-masing tak kecuali Niko yang akan kembali ke Medan.
Hari ini sebelum berangkat dan meninggalkan Jakarta sebentar lagi. Meta memutuskan untuk menemui Reza untuk yang terakhir kalinya.
Meta menemui Reza di kafe tempat biasa pria itu duduk sebelum memulai aktivitas, benar saja pria itu terlihat sedang asyik menikmati secangkir kopi dan matanya fokus menatap layar laptopnya.
"pagi pak." Sapa Meta
"eh pagi." Reza menoleh dan melihat sosok yang selama ini ia pikirkan.
"boleh saya duduk."
"silahkan." Ucap Reza
"pak, apa kabar?"
". saya selalu baik, apalagi semenjak gak ada kamu." Entah mengapa mengucapkan kata itu ada sesak dihati Reza, benarkah ia baik-baik saja?
Meta tersenyum miris meraba ulu hatinya, ada sakit dan ada senang di satu sisi. sakit ketika tau pria dihadapannya masih sama dan senang ketika tau pria itu akan tetap baik.
" pak, maaf jika selama ini saya menggangu bapak, karena bapak bukan lagi guru saya maka saya akan manggil bapak dengan mas saja."
"up to you."
" Mas, aku tidak berjanji untuk selalu mencintai kamu tapi aku berjanji untuk selalu mendoakan kebaikan kamu."
Reza terdiam , pikirannya dan hatinya kacau balau.
"kamu ngomong apa, saya tidak mengerti."
"saya sudah terlambat, selamat tinggal Mas. Jaga diri baik-baik meski aku tau Mas akan tetap baik meski tanpa aku." Meta melangkah meninggalkan Reza dengan kebisuan. Pria itu tetap diam dan kembali menyesap kopi nya.
Meta berurai air mata, melangkah pergi meninggalkan tempat ia mengukir kenangan dan cinta yang miris.
Bus melaju kencang melintas dan menembus setiap deretan gunung dan bukit di sisi kanan dan kiri jalan.
Puluhan panggilan dari Rayyan terus memenuhi ponsel Meta. Pria itu baru saja mendapatkan chat dari Meta tentang kepergian gadis itu, Rayyan kesal dan marah mengapa gadis itu pergi tanpa menemui nya?
" Meta, aku akan datang menyusulmu." ujar Rayyan menatap foto Meta dilayar ponselnya.
terkadang cinta penuh teka-teki, disaat kita mencintai seseorang tak jarang orang itu tak mencintai kita balik bahkan tak pernah menatap kita, meski sekejap namun di satu sisi seseorang yang begitu tulus mencintai kita mengapa begitu susah untuk membalas perasaannya. Ini menjadi rahasia umum dalam dunia percintaan.
Seharusnya cinta adalah penghargaan, menghargai seseorang yang begitu mencintai mu dan belajar menerima serta mencintai nya, begitukah?
Meta berharap kepergiannya ini tetap membuat Reza dan Rayyan tetap mengingat nya setidaknya sebagai teman.
gadis itu memutuskan untuk melanjutkan karier usai menamatkan sekolah nya di kampungnya saja, ia ingin menjaga ibu dan adiknya dari ancaman wanita yang telah merebut ayahnya, wanita yang mengaku sebagai ibu tirinya bahkan ia tak pantas bergelar ibu. wanita itu mengancam mengambil rumah yang selama ini mereka tunggui.
cinta telah membuat manusia buta, begitulah yang dialami ayahnya, Dengan alasan cinta pria paruh baya itu memutuskan untuk menikahi janda yang kini menjadi istri keduanya.
"meta kembali ayah." ucapnya memandang hamparan sawah yang terbentang didepan matanya.
semoga semua akan berjalan baik-baik saja, dan semoga hati nya segera pulih dari rasa sakit cinta yang bertepuk sebelah tangan.
*******
ada ide segera kasih masukan untuk the next part.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments