Tepat saat tengah malam, Niu'er telah siap dengan pakaian hitam, serta Ye Yi dan Ye Er yang selalu berada di belakangnya.
Di sisi lain, Jin Lien dan Ye Hong Zhuang juga bersiap untuk menyaksikan pertunjukan. Keduanya saling melirik dan tersenyum misterius.
Mereka berdua berada di atap tertinggi kediaman Ye, melihat 3 sosok yang kini telah menyelinap ke setiap ruangan.
Ye Hong Zhuang menyipit saat melihat 2 sosok di belakang Niu'er dan melirik pada Jin Lien.
"Kau kenal dua orang yang bersamanya?"
"Itu bawahan Jiejie yang selalu melindunginya secara rahasia. Aku juga punya dua hehehe."
Ye Hong Zhuang mengangguk mengerti, tidak heran jika Jin Lien dan Niu'er memiliki penjaga rahasia, karena dirinya Juga memilikinya.
Kecepatan Niu'er dan dua bawahannya terbilang cepat, tidak ada teriakan dan pertumpahan darah yang terjadi.
Hal tersebut dikarenakan Niu'er memerintahkan dua bawahannya langsung menelan jiwa orang-orang tersebut.
Hingga beberapa saat kemudian, tubuh tanpa jiwa telah terbaring di depan halaman milik Ye Hong Zhuang.
Di antara mereka, ada juga Mo Shi yang telah terbujur. Niu'er memandang datar pada semua tubuh itu, dan menatap ke arah bangunan tertinggi.
"Aku sudah membawa mereka, tontonan sudah berakhir Gege, Lien'er."
Ye Hong Zhuang menggendong Jin Lian dan melompat turun. Mereka memandang mayat tanpa jiwa itu dengan datar dan dingin.
Mata Jin Lien terpaku pada satu sosok yang di kenalnya. Dia menatap Niu'er kemudian tersenyum dingin.
"Padahal aku ingin mengurusnya sendiri, tapi dia telah dibereskan oleh Jiejie."
"Apakah ini sudah semua?"
"Ya. Gege bisa yakin jika ini sudah semua. Mata-mata dari kerajaan lain telah dibersihkan dari kediaman Ye."
"Baiklah kerja bagus. Kembalilah dan beristirahat!" Niu'er mengangguk dan mengecup singkat pipi Ye Hong Zhuang.
"Selamat malam Gege tampan." Jin Lien menatap tak percaya pada Niu'er dengan mulut sedikit terbuka.
Ye Hong Zhuang sendiri memiliki wajah acuh tak acuh, tapi tidak dipungkiri jika wajahnya agak merona. Bukan karena ciuman, tapi karena sebutan tampan dari Niu'er.
"Ah, kedua adik perempuanku benar-benar imut."
Jin Lien yang tersadar memandang wajah Ye Hong Zhuang kemudian dia tersenyum.
"Ge, Lien ingin bersama Gege."
"Baik, ayo kita tidur dan kau jangan terlalu banyak bergerak."
"Yei, Gege yang terbaik."
Ye Hong Zhuang segera memasuki kediamannya, dia tidak lupa memerintahkan bawahannya untuk menghancurkan semua tubuh tanpa jiwa yang menumpuk di halaman depannya.
Sampai di kamar tidur miliknya, Ye Hong Zhuang segera membaringkan Jin Lien. Sedangkan dirinya memasuki ruangan lain untuk mengganti pakaian miliknya dengan pakaian tidur. Memanfaatkan kepergian Ye Hong Zhuang, Jin Lien dengan secepat kilat mengganti pakaiannya dengan piyama.
Setelah mengganti pakaiannya, dia berbaring di atas kasur lebar itu. Memang tidak seempuk kasur di abad 21, tapi cukup nyaman untuk ditiduri.
Jin Lien menutup matanya dan terus membatin.
"Hehehehe seranjang aku sama kakak tampan, yes."
Perlahan kesadaran Jin Lien mulai menghilang dan dia telah tertidur nyenyak. Ye Hong Zhuang telah berganti pakaian tidur, melihat pakaian Jin Lien yang bertebaran dimana-mana membuatnya tercengang.
Dia hanya menggeleng pasrah dan memungut pakaian yang tadi di kenakan Jin Lien menaruhnya di keranjang pakaian kotor.
Dia juga naik ke ranjang dan mengecup kening Jin Lien.
"Selamat malam meimei, mimpi indah."
5 menit kemudian, Jin Lien terlentang di atas perut Ye Hong Zhuang.
10 menit kemudian, posisi Jin Lien berada di bawah dengan memeluk betis Ye Hong Zhuang.
Setengah jam kemudian, posisi Jin Lien tengkurap di atas badan Ye Hong Zhuang.
Ye Hong Zhuang hanya bisa memasang wajah datar dan acuh tak acuh dengan kelakuan Jin Lien ketika tidur.
Jin Lien memang pada dasarnya tidak bisa tidur dengan tenang, jika ada orang lain di ranjang yang sama, dengan kata lain cara tidurnya akan berubah menjadi tidak elegan.
Lagi-lagi Ye Hong Zhuang menghela napas saat kaki Jin Lien berada di atas wajahnya.
Dia Bangun dari posisi berbaring dan memperbaiki cara Jin Lien tidur, menaruhnya dalam pelukannya agar sang adik tidak bergerak dengan sembarangan.
Tepat jam 5 pagi, Jin Lien terbangun dengan posisi tengkurap di atas badan Ye Hong Zhuang.
Dia mengangkat kepalanya dan pandangannya bertemu dengan tatapan Ye Hong Zhuang yang sangat lembut serta senyum tipis menghiasi bibir pemuda tampan itu.
"Selamat pagi Meimei, apa tidurmu nyenyak?"
Beberapa detik akhirnya Jin Lien tersadar jika berada di atas dada Sang kakak.
"Selamat pagi juga Gege, aku tidur sangat nyenyak dan bermimpi indah."
"Lalu kenapa bangunnya terlalu pagi?"
"Aku ingin latihan."
"Kalau begitu, bisakah kau turun dari badan gegemu ini?"
Dengan secepat kilat, Jin Lien melompat dan memandang horor. Dia menatap Ye Hong Zhuang penuh arti dan banyak pikiran aneh yang terlintas di kepalanya.
"Ge, apakah cara tidurku semalam aneh?"
Ye Hong Zhuang terkekeh geli melihat ekspresi adik kecilnya itu.
"Itu wajar untukmu yang masih kecil, Lien'er." Jin Lien langsung berlari ke arah ruangan lain dan berganti pakaian secepat kilat, lalu keluar dari kamar Ye Hong Zhuang.
Bang
Suara pintu yang ditutup dengan kasar menggema di halaman Ye Hong Zhuang, hingga mengagetkan para pelayan dan prajurit.
"Hahahahahahaha" suara tawa Ye Hong Zhuang akhirnya menggema di halamannya sendiri, hingga membuat para pelayan dan prajurit tertegun.
Sedangkan Jin Lien saat ini telah berlari mengelilingi lapangan di mana Ye Hong Zhuang sering berlatih.
Dia melakukan Push Up dan sebagainya, melatih kelenturan badannya. Kelincahan dalam beberapa aliran beladiri modern yang pernah dia pelajari.
Ye Hong Zhuang menatap latihan Jin Lien dari jendela dengan senyum tipis kemudian ikut bergabung dengan menyerang Jin Lien.
Jin Lien dengan cepat menghindari serangan Ye Hong Zhuang dan melakukan gerakan berputar untuk mendaratkan tendangan pada perut Ye Hong Zhuang. Ketika kakinya akan di tangkap, Jin Lien dengan secepat kilat memutar posisi tubuhnya dengan kepala di bawah, kemudian kembali mendaratkan tendangan yang hampir mengenai wajah Ye Hong Zhuang.
Beruntung Ye Hong Zhuang mengambil 2 langkah mundur untuk menghindari tendangan adik kecilnya.
Pertarungan keduanya berlangsung lama, beberapa prajurit telah berdatangan menyaksikan keduanya bertarung tangan kosong.
Badan keduanya telah dipenuhi oleh memar akibat pukulan dan tendangan yang berhasil mendarat di tubuh mereka.
Keduanya mengambil jarak dan menatap tajam satu sama lain. Saat sadar dengan sekeliling, keduanya akhirnya menyudahi pertarungan mereka.
Banyak prajurit yang menyaksikan keduanya berdecak kagum.
Jin Lien pamit pada Ye Hong Zhuang dan kembali ke halaman miliknya untuk mandi.
"Mo Yi sediakan air mandi untukku!"
"Air mandi nona sudah siap."
"Terima kasih."
Jin Lien segera melepas pakaian olahraga miliknya dan menceburkan dirinya kedalam bak mandi.
Dia mengambil sabun mandi dan shampo dari dalam dimensinya. Setelah selesai, dia memanggil Mo Yi untuk membantunya menata rambut miliknya.
"Nona, semalam anda dimana?"
"Aku tidur di halaman Gege."
Mo Yi tersenyum dan menata rambut Jin Lien yang masih agak basah.
Selesai Jin Lien berpakaian, Mo Wu datang dengan keadaan sedih.
"Nona, Mo Shi menghilang."
Jin Lien tersenyum dingin dan melihat Mo Wu.
"Tidak apa-apa, mata-mata sepertinya layak mati. Semalam Jiejie telah membunuhnya jadi kembali ke pekerjaanmu."
4 pelayan lainnya tertegun mendengar ucapan Jin Lien. Keempatnya segera berlutut dan bersumpah untuk setia pada Jin Lien.
Jin Lien tersenyum kecil menyaksikan keempat pelayannya yang tersisa hingga di kejutkan dengan suara penjaga.
Penjaga mengatakan jika Ye Han Hui datang kehalamannya. Dia dengan cepat keluar dan menyapa ayah angkatnya itu.
"Ayah selamat pagi."
"Selamat pagi Lien kecil, kemari! biar ayah menggendongmu ke ruang makan.l."
"Terima kasih, ayah."
Mereka dengan cepat sampai di ruang makan dimana sudah ada kakek Ye, Ye Hong Zhuang dan Niu'er..
Jin Lien duduk di kursi miliknya dan mereka mulai menikmati sarapan mereka.
Setelah mereka selesai sarapan, Ye Hong Zhuang membuka suara.
"Lien'er, apakah peta yang kau salin masih bersamamu?"
"Ya."
"Kalau begitu, kita akan mengambilnya dan pergi ke istana. Niu'er juga ikut."
"Peta nya selalu bersamaku, kita bisa pergi sekarang."
Sedangkan Niu'er mengangguk, mereka bertiga pamit dan langsung menuju istana.
Mereka naik di gerbong yang sama menuju istana.
"Gege, kami malas mengikuti pertemuan pagi."
"Baiklah, kalian cukup bermain di taman istana dan tunggu gege."
"Baik."
Setelah sampai di istana, Ye Hong Zhuang segera memasuki ruang pertemuan. Sementara itu, Niu'er dan Jin Lien duduk di gazebo yang berada di taman dekat dengan aula pertemuan.
Mo Yi, Ye Yi, dan Ye Er menemani keduanya.
"Jiejie bagaimana caramu menyingkirkan para mata-mata semalam sampai tidak ada suara jeritan?"
"Hehehe hanya meminta Ye Yi dan Ye Er memakan jiwa mereka."
Mo Yi yang tidak mengerti tentang memakan jiwa atau apapun tampak terlihat biasa saja.
"Jadi seperti itu."
Niu'er memegang tangan Jin Lien, keduanya tampak sangat rukun.
"Ah, apakah pertemuan pagi begitu lama?" Dan akhirnya Jin Lien mulai mengeluh.
"Tenanglah, memang seperti itu kan?"
"Baiklah, Jiejie bagaimana kalau aku bermain seruling dan Jiejie bernyanyi."
"Baiklah, begini-begini Jiejie pernah belajar keras tahu."
"Ha-ha-ha aku tahu, aku masih ingat Nanny Wu yang sangat ketat itu."
"Ugh, jangan ingatkan aku tentangnya lagi Lien'er."
"Baik-baik, mari mulai!"
Jin Lien mengambil seruling giok dari dalam dimensi dengan cara memasukan tangannya kedalam jubah yang dipakainya agar tidak ketahuan.
Dia mulai meniup seruling gioknya, perlahan nada dan alunan indah mulai terdengar. Niu'er entah mengapa teringat dengan jenderal Jin dan ibu angkatnya yang masih terbaring di dalam dimensi lotus dan mulai bernyanyi.
na shi yi ge qiu tian
feng er na me chan mian
rang wo xiang qi ta men
na shuang wu zhu de yan
jiu zai na mei li feng jing
xiang ban de di fang
wo ting dao yi sheng ju xiang
zhen che shan gu
jiu shi na ge qiu tian
zai gan bu dao ba ba de lian
ta yong ta de shuang jian
tuo qi wo zhong sheng de qi dian
hei an zhong lei shui
zhan man le shuang yan
bu yao li kai bu yao shang hai
wo kan dao ba ba ma ma
jiu zhe me zou yuan
liu xia wo zai zhe mo
sheng de ren shi jian
bu zhi dao wei lai huan
hui you shi me feng xian
*wo xiang yao jin jin zhua zhu ta de shou
ma ma gao su wo xi wang huan hui you
kan dao t*i yang chu lai
ma ma xiao le
tian liang le*
zhe shi yi ge ye wan
tian shang su xing dian dian
wo zai meng li kan jian
wo de ma ma
yi ge ren zai shi shang
yao xue hui jian qiang
ni bu yao li kai bu yao shang hai
wo kan dao ba ba ma ma
zhe jiu zhe me zou yuan
liu xia wo zai zhe mo
sheng de ren shi jian
wo yuan wei ta jian zao
yi ge mei li de hua yuan
*wo xiang yao jin jin zhua zhu ta de shou
ma ma gao su wo xi wang huan hui you
kan dao t*i yang chu lai
tian liang le*
wo kan dao ba ba ma ma
zhe jiu zhe me zou yuan
liu xia wo zai zhe mo
sheng de ren shi jian
wo yuan wei ta jian zao
yi ge mei li de hua yuan
*wo xiang yao jin jin zhua zhu ta de shou
ma ma gao su wo xi wang huan hui you
kan dao t*i yang chu lai
ta men xiao le
tian liang le*.
Suara Niu'er dipenuhi kesedihan dan harapan, Jin Lien yang meniup seruling juga menjatuhkan air matanya.
Keduanya terhanyut dalam setiap nada dan syair lagu yang entah mengapa membuat mereka sedih sekaligus memiliki harapan.
Mereka terus tenggelam dalam dunia mereka, tidak menyadari, jika Mo Yi, Ye Yi dan Ye Er juga ikut menangis mendengar lagu mereka.
Karena taman di mana mereka berada dekat dengan aula pertemuan, suara mereka terdengar oleh pejabat dan Kaisar serta pangeran yang terlibat dalam pertemuan pagi.
Mereka semua keluar dan menyaksikan Jin Lien yang sedang memainkan seruling dengan lancarnya dan Niu'er yang bernyanyi. Mata keduanya dibasahi oleh air mata.
Ye Hong Zhuang memegang dadanya merasakan sakit yang dirasakan kedua adik angkatnya, bedanya dirinya hanya kehilangan ibu tapi kedua adiknya dengan usia sekecil itu harus hidup tanpa kedua orangtua kandung.
Begitu lagu dan suara seruling berhenti, Niu'er memeluk erat Jin Lien dan keduanya menangis menumpahkan kesedihan mereka.
Selama pelarian mereka dari kerajaan Ming, mereka tidak pernah menangis dan terus berjanji untuk menjadi kuat, agar dapat menghancurkan tempat yang tidak bisa menghargai ayah mereka. Melihat keduanya begitu sedih, sontak Ye Hong Zhuang bergabung dan memeluk keduanya.
Di tempat tersembunyi, Mu Jing Yu berusaha menahan diri untuk mengatakan, jika ayah mereka masih hidup.
Sosok Misterius yang entah kapan tiba, juga ikut merasakan kesedihan kedua gadis kecil tersebut.
Di Istana Bintang, Jin Tian memegang cermin ilusi dan berusaha menahan diri untuk segera pergi menemui kedua putrinya.
Dia hanya bisa menangis dalam diam dan menunggu waktu yang tepat.
....
Note: Jika ingin merasakan sensasi lagu yang dimainkan oleh Jin Lien dan Niu'er. kalian bisa mendengar sambil membaca. judul lagu yang mereka mainkan adalah Tian Liang Le (天亮了)
**Tinggalkan Like dan komentar kalian ya.. Vote juga sekalian.
Selamat Membaca**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Nani Susilawati
bacaan yang mengandung banyak bawang /Sob//Sob//Sob//Heart//Heart//Good/
2024-09-09
3
~_rainsky_~
apakah jin lien dan ye Hong Zhuang akan menjadi hidden love versi kolosal
2024-07-27
0
Chauli Maulidiah
aali enak lagu ini thor. aku udh dr dl liat di yutub. lagu nya sedih ditinggal meninggal mma papa nya..
2024-04-16
2