Sambil menjelaskan apa yang salah, ada pula seringai di bibir mungil itu.
"Aku tidak akan kaget, jika semua kerajaan akan bekerja sama untuk menjatuhkan kerajaan Nancheng."
Semua kaget dengan pernyataan yang di kemukakan oleh Jin Lien.
"Kenapa kau bisa berpendapat seperti itu?" Putra mahkota akhirnya bertanya saking penasarannya.
"Aku telah melihat peta kerajaan Nancheng saat masih berada di kediaman Jenderal Jin, Kerajaan Nancheng merupakan kerajaan yang sangat subur. Tidak tahukah kalian, jika kerajaan Nancheng merupakan kecemburuan kerajaan lain, karena sumber daya mulai dari pangan, semua tercukupi."
Akhirnya mereka mengerti, mereka bukannya tidak sadar dengan hal itu, tapi tidak ada pergerakan dari kerajaan lain di perbatasan.
"Untuk saat ini, aku akan berpura-pura tidak menyadari hal tersebut, dan memperkuat pasukan ku untuk menghadapi mereka."
"Tidak salah jika Ayah Kaisar mengangkat mu menjadi Jenderal, aku bahkan kagum dengan penagamatan mu."
Putra Mahkota mengacak rambut Jin Lien membuat Jin Lien tersenyum tipis.
Dia kemudian memandang Xiao An dan Feng Zhixing.
"Kirim pasukan ku secepat mungkin! Aku tidak ingin ada yang salah dengan kerajaan Nancheng, apalagi aku belum membalas kematian ayahku."
Mendengar Jin Lien menyebut ayah mereka, Niu'er berhenti dari acara makannya. Sekejap aura membunuh menguar darinya dan dengan kecepatan tak terlihat, mata se-hitam malam itu sejenak berubah se-merah darah, tapi dengan cepat kembali normal.
"Tidak hanya ayah, tapi ibu yang meninggal di tangan selir Liu. Aku akan membalas mereka, berharap mereka meminta kematian cepat."
Perubahan sepersekian detik itu tidak luput dari penglihatan Jin Lien. Dia berpikir apakah Niu'er bukanlah gadis biasa yang ayahnya temukan, Jin Lien tersenyum kecil dan memutuskan untuk mengajak Niu'er berlatih kultivasi bersamanya nanti.
Niat membunuh yang dikeluarkan oleh Niu'er serta tekanan dari energi internal miliknya, membuat tiga pangeran tertentu berkeringat dingin, dan menatap dirinya layaknya monster.
Tekanan tersebut tidak berlaku bagi Xiao An, Feng Zhixing, Xiao Zhang, Ye Hong Zhuang dan Jin Lien.
Mereka hanya menatap Niu'er tertegun. Ye Hong Zhuang tahu betul bagaimana perasaan Niu'er saat ini. Dari reaksi yang ditunjukan Niu'er, dia bisa menebak jika Niu'er menyaksikan sendiri ibunya dibunuh.
Dia tahu, karena dia merasakan hal yang sama yang membuatnya memutuskan untuk mengikuti peperangan saat berusia 10 tahun
Feng Zhixing berjalan mendekati Niu'er dan mengelus kepalanya berusaha menenangkan gadis itu. Dia merasa kasihan pada ketiga pangeran yang berusaha menahan tekanan yang dikeluarkan Niu'er.
"Niu'er tahan emosimu! Jika waktunya tiba, kau bisa membunuh orang itu dengan tanganmu sendiri."
Niu'er mengangkat kepalanya, dan menatap Feng Zhixing. Dia segera menarik auranya yang membuat ketiga pangeran tertentu bernapas lega.
"Baik, tapi aku ingin lebih banyak makanan lezat."
Seketika seisi ruangan cengoh dibuat oleh Niu'er, Jin Lien bahkan menepuk dahinya.
"Jenderal kecil, bisakah aku mengamati cara pelatihan mu saat melatih prajurit nanti?"
Jin Lien menatap Ye Hong Zhuang sambil bermain dengan belati di tangannya, ia berpikir sejenak lalu mengangguk.
"Baik, tidak masalah, tapi saat Gege mengawasi latihan, tolong jangan protes apa yang aku lakukan."
"Sepakat." Ye Hong Zhuang dengan cepat setuju.
Jin Lien tersenyum lebar, beberapa saat kemudian dia menguap dan perlahan memejamkan matanya.
Hembusan napas teratur Jin Lien membuat semua orang di ruangan itu terdiam, karena dengan mudahnya dia tertidur di pangkuan Putra Mahkota Xiao Zhang.
Xiao An berdiri ingin mengambil Jin Lien, tapi dihentikan oleh Xiao Zhang.
"Tidak apa-apa, biarkan aku menjaga Jenderal kecil ini. Kita juga sebaiknya mengantarnya pulang bersama Niu'er."
Xiao An menatap kakaknya itu tak percaya. Dia tahu persis kepribadian Putra Mahkota, tetapi kemudian dia tersenyum dan melihat Jin Lien yang tengah tertidur, kemudian berbalik kearah Niu'er yang masih menikmati makanan Lezatnya.
Wajah seisi ruangan semua dalam sekejap menjadi datar. Pasalnya saat ini Niu'er juga telah tertidur dengan kue yang masih berada di bibirnya.
Sebenarnya bukan kesalahan kedua orang itu, hanya saja hari telah siang dan merupakan waktu tidur siang keduanya.
Ye Hong Zhuang terkekeh pelan melihat cara tidur Niu'er. Kedua adik kakak itu benar-benar mempercayai mereka, sehingga tidur tanpa sedikit waspada.
Feng Zhixing segera mengangkat Niu'er dan menggendongnya. Mereka semua segera pergi dari restauran tempat di mana mereka berada.
Menaiki kereta dan langsung menuju kediaman milik Niu'er dan Jin Lien.
Beruntung jarak kediaman tersebut dari restauran tidak terlalu jauh.
Jin Lien malah asik menyamankan tidurnya di pelukan putra Mahkota, membuat Ye Hong Zhuang yang berada di kereta yang sama terkekeh pelan, tapi dia tidak menyadari jika alisnya sedikit mengernyit.
"Aku tidak menyangka jika di umur yang masih 3 tahun, dia telah mahir dalam strategi. Bahkan dia menemukan apa yang salah dari hal yang aku selidiki."
Xiao Zhang menatap Ye Hong Zhuang sejenak, kemudian dia menatap wajah damai Jin Lien.
"Saat Ayah Kaisar mengangkatnya menjadi Jenderal termuda waktu itu, sejujurnya aku keberatan karena selain dia perempuan, dia juga masih kecil dan umurnya barulah 3 tahun.."
Ye Hong Zhuang terdiam cukup lama dan mengamati Jin Lien yang tertidur.
"Aku merasa aneh dengan Jenderal kecil ini. Meski usianya masih 3 tahun, tapi aku merasa dia sudah lama berkecimpung dalam peperangan."
Xiao Zhang terbelalak menatap Ye Hong Zhuang. Dia tidak menyangka, jika Ye Hong Zhuang mengatakan hal mustahil itu.
"Bagaimana bisa?"
"Ini cuma perasaanku saja, karena aku merasa auranya sama dengan auraku yang telah melalui perang, dan bermandikan darah di medan perang."
Xiao Zhang menarik napas dalam, dia tahu jika Ye Hong Zhuang ini tidak berbohong. Dia juga tahu, jika sahabatnya itu sudah berada di medan perang saat berusia 10 tahun.
"Maka dari itu aku ingin mengamati dirinya saat melatih prajurit baru yang mungkin akan meremehkannya. Aku ingin melihat bagaimana Jenderal kecil ini menundukkan 200.000 prajurit dalam komandonya."
Seringai jahil muncul di bibir Ye Hong Zhuang dan terus mengamati Jin Lien yang masih tertidur.
Xiao Zhang juga tersenyum, senyum milik Xiao Zhan menyembunyikan sedikit kemisteriusan.
"Ya, aku juga penasaran dan ingin menyaksikan bagaimana Jenderal kecil ini menundukkan 200.000 prajurit itu.."
....
Istana Bintang.
Jin Tian mengamati cermin ilusi yang diberikan oleh Istri dari adik iparnya.
Dari cermin Ilusi itu dia bisa mengamati pertumbuhan kedua putrinya.
Jin Tian sangat terkejut saat mengetahui, jika putrinya diangkat menjadi Jenderal termuda yang bahkan belum menunjukkan kemampuan.
Dia lebih terkejut lagi, saat melihat Jin Lien mengalahkan Ye Hong Zhuang yang dikenal sebagai dewa perang dalam catur perang.
Dia sadar betul, jika anaknya itu masih berumur 3 tahun, tapi dia merasa jika Jin Lien ini berbeda dari anak pada umumnya.
Apalagi Jenderal kecil itu memiliki 200.000 prajurit di bawah komandonya. Dia tidak tahu bagaimana nantinya Jin Lien menundukkan 200.000 prajurit itu.
Dia mengutuk sahabatnya yang asal memberi tanggung jawab pada anak kesayangannya.
"Dasar kau Xiao Jin, lihat saja akan ku buat kau menyesal, jika terjadi apa-apa pada anakku."
Jin Tian segera menyimpan cermin ilusi kembali. Dia tidak ingin melihat kedua putrinya yang saat ini sedang berjuang untuk nasib mereka sendiri.
***
Kereta milik putra Mahkota dan Pangeran Xiao An segera memasuki kediaman Sashuang. Kedua kereta itu segera disambut oleh pelayan yang berada di kediaman.
Saat Putra Mahkota keluar dari kereta, mereka semua segera memberi hormat dan memandang Putra Mahkota yang menggendong Jin Lien.
"Tunjukkan padaku di mana halaman milik Lien'er!"
"Mari ikuti saya yang mulia." Segera seorang pelayan yang cukup berumur membimbing Putra Mahkota ke halaman milik Jin Lien, diikuti Ye Hong Zhuang.
Beberapa saat kemudian, Xiao An dan Feng Zhixing yang menggendong Niu'er juga turun dari kereta. Pelayan kembali memberi hormat, sedangkan Feng Zhixing segera berjalan ke arah di mana halaman Niu'er berada.
Wajar jika Feng Zhixing dan Xiao An mengetahui halaman Niu'er. Karena dia telah terbiasa di kediaman kedua gadis itu.
Ketika Xiao Zhang dan Ye Hong Zhuang sampai di halaman milik Jin Lien. Keduanya dibuat heran, karena halaman tersebut tidaklah besar, tapi cukup nyaman.
"Siapa yang menempatkan Lien'er di halaman kecil ini?"
Segera pelayan tersebut menjadi ketakutan, dirinya saja baru memasuki kediaman dan sudah ditanyai seperti itu.
"Menjawab Yang Mulia. Menurut Nona pertama, Nona kedua sendiri yang memilih halaman miliknya."
Ye Hong Zhuang memandang Jin Lien yang tertidur sedikit rumit. Dia kemudian mengedarkan pandangannya dan melihat area latihan milik Jin Lien.
Dia mengerutkan dahi melihat area pelatihan tersebut.
"Tempat apa itu?" Ye Hong Zhuang sedikit penasaran.
Segera pelayan tersebut menjawab, jika itu adalah area latihan milik Jin Lien.
"Baik, kau bisa pergi!" Telah mendapat jawaban, Ye Hong Zhuang langsung mengusir pelayan tersebut.
Melihat pelayan tersebut telah pergi, dia dan Putra Mahkota segera memasuki halaman Jin Lien, dan tanpa permisi langsung memasuki kamar pribadi Jin Lien.
Putra Mahkota meletakkan Jin Lien di tempat tidur, dan menyelimutinya dengan selimut tipis.
Sementara Ye Hong Zhuang kembali menatap isi kamar Jin Lien yang cukup elegan. Matanya jatuh pada meja belajar milik Jin Lien, dia segera mengajak Xiao Zhang mendekati meja tersebut.
Saat melihat kertas di atas meja, keduanya tidak mengerti dengan apa yang tertulis di kertas tersebut.
Namun, ada satu kertas yang sangat mencolok. Kertas itu tidak lain adalah peta Kerajaan Ming terlengkap yang pernah mereka berdua lihat.
Di setiap area tertentu telah ditandai oleh Jin Lien. Tempat yang ditandai Jin Lien adalah hutan, hutan hujan, dan berbagai area berbahaya.
Area di mana memiliki medan sulit untuk ditaklukkan. Mereka juga bahkan melihat tanda, jika beberapa area memiliki jalan rahasia.
Menatap peta tersebut dengan seksama, kemudian kembali menatap Jin Lien yang tertidur dengan nyenyak.
Keduanya berkeringat dingin, meski mereka tidak mengetahui isi tulisan di kertas lain, tapi dari peta yang mereka lihat, bisa dipastikan jika Jin Lien hanya membutuhkan waktu kurang dari setahun untuk menaklukkan Kerajaan Ming.
Ye Hong Zhuang meletakkan kembali peta tersebut, dan berjalan kearah Jin Lien.
"Terbuat dari apa isi kepalamu itu? Kau bahkan telah memastikan kemenangan mu sebelum berperang."
Xiao Zhang duduk di kursi dan termenung menatap Jin Lien.
"Apa benar dia hanya anak berumur 3 tahun? Beruntung dia merupakan bagian dari kerajaan Nancheng, jika dia musuh, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan Kerajaan Nancheng."
"Bayangkan, bahkan sebelum melatih prajuritnya, ia telah memastikan kemenangan berada di pihaknya. Seolah dia sangat yakin dapat menaklukkan 200.000 prajurit tersebut."
Ye Hong Zhuang yang terkenal dengan julukan dewa perang merasakan sakit kepala memikirkan Jin Lien.
"Sebaiknya kita keluar, dan segera kembali agar Lien'er tidak terganggu." Xiao Zhang menepuk pundak sahabatnya itu.
"Baik, aku juga ingin mendiskusikan tentang perbatasan dengan Kaisar."
Keduanya kembali memandang Jin Lien sebelum keluar. Tepat saat kedua orang itu keluar, Jin Lien membuka matanya.
Dia segera berlari kearah meja belajarnya, ia menghela napas lega, karena kedua orang itu tidak mengerti apa yang tertulis di kertas yang tertumpuk di meja. Beruntung dia telah mengantisipasi semuanya dan menggunakan huruf abjad untuk membuat rencana pelatihan.
Meski dia mempercayai kedua orang itu, tapi jika rencana pelatihan bocor, dia bisa dianggap monster.
Dengan peta Kerajaan Ming yang telah ditandai, keduanya sampai memiliki keringat dingin.
Jin Lien terkekeh jahil, dia menatap pintu kamarnya di mana kedua pemuda itu keluar.
Dia duduk di kursi dan mengambil salah satu kertas perencanaan pelatihan yang belum dia selesaikan.
Mengecek sekali lagi, hingga dirinya merasa puas dengan setiap tahap rencananya.
Selain untuk 200.000 prajurit, dia juga merancang pelatihan 30 gadis yang kini sedang belajar dengan Lotus kecil.
Dia berniat menjadikan ketiga puluh gadis tersebut sebagai pasukan khusus selain petugas medis.
Lagi pula dia sangat yakin jika di antara 200.000 prajurit, pasti ada di antara mereka yang mengerti pengobatan meski hanya sebatas pertolongan pertama.
Jika dia berhasil membuat 200.000 pasukan itu tunduk, dia akan meminta pasukan khusus yang dia siapkan untuk mengajarkan mereka ilmu medis.
Jin Lien tidak melupakan rencananya yang ingin membawa Niu'er ke dimensi Lotus miliknya. Untuk membawa Niu'er ke dalam dan berkultivasi, dia sebelumnya akan memberitahu tentang kebenaran tentang ibunya.
Merasa setiap rancangan perencanaan telah selesai, Jin Lien merapikan semua kertas dan alat tulis. Dia melangkah keluar dari kamarnya dan ternyata di ruang tamu duduk empat sosok tertentu yang tengah berdiskusi. Dia cepat-cepat membuat wajah seolah bangun tidur.
"Gege, apa yang sedang kalian lakukan?"
Empat sosok tersebut tidak lain adalah Xiao An, Feng Zhixing, Xiao Zhang putra mahkota, dan Ye Hong Zhuang.
Mereka berbalik saat mendengar suara serak Jin Lien.
"Itu, gege ingin tahu cara penggunaan area latihan milikmu itu."
Jin Lien terdiam dengan wajah setengah mengantuk.
"Tunggu di situ! Aku akan mengganti pakaianku, lalu menunjukkannya pada Zhuang Ge dan Zhang Ge."
Jin Lien segera memasuki kamarnya kembali dan membanting pintunya.
Bang
Bantingan pintu yang cukup kuat membuat keempat orang itu terlonjak.
Jin Lien mengambil pakaian olahraga miliknya dan memakainya, kemudian kembali keluar.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
A N A
.
2023-08-18
3
A N A
hahaha
2023-08-18
1
Shinta Dewiana
3 thn....gile benarrrrrrr.....
2023-07-11
0