Salim menelfon Sarah untuk menanyakan kondisi anaknya, tetapi Sarah tampaknya tidak sanggup menjelaskan apapun karna penjelasannya akan memancing kemarahan Salim terhadapnya.
"Sarah, apa kamu mendengar?" Namun pertanyaan Salim tidak di jawab oleh Sarah. Panggilan telfon itu terputus begitu saja.
"Aku yakin, pasti Sarah menyiksa Vanya lagi." Salim berbicara dengan pelan.
Beberapa tahun ini, kehidupan Salim sangat kacau karna memiliki dua istri. Di tambah lagi, istri pertamanya baru saja meninggal dunia. Dia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya sekarang.
Istri yang sangat dia cintai meninggal dunia, sedangkan anak yang dititipkan kepada istri keduanya telah siksa.
Dunianya terasa hancur, tetapi apa yang bisa ia perbuat. Ia telah mengambil keputusan yang sangat fatal.
Tak lama kemudian, suara wanita tua mengaget Salim.
"Bagaimana kondisi cucu perempuan ibu? Jika istrimu itu tidak bisa merawatnya, lebih baik ibu saja yang merawatnya. Ibu akan membesarkannya dengan penuh kasih sayang, dan lagian di usia Ibu yang sudah rentah ini, Ibu sangat ingin merawat cucu perempuan Ibu."
"Tidak usah perempuan lain merawatnya, Ibu bisa merawatnya sendirian. Kalian benar-benar orangtua yang tidak bertanggung jawab. Ibu sangat kecewa dengan sikapmu Salim. Bagaimana bisa kamu membiarkan semuanya terjadi? Hati Ibunya sudah kamu lukai, sekarang hati dari anaknya juga kamu lukai, padahal anak itu adalah darah dagingmu sendiri. Kamu dengan tega memisahkan Ibu dengan anaknya. Sosok Ayah macam apa kamu?" Wanita tua yang merupakan Ibu dari Salim meluapkan amarahnya.
Keputusan agar Vanya di rawat oleh Sarah adalah keputusan fatal yang telah di buat oleh Salim. Tetapi itu semua telah terjadi, lelaki itu tidak bisa memutar waktu.
***
Salim dan Ibunya telah sampai di rumah sakit.
Tekad Ibunya untuk membawa Vanya sudah bulat. Salim tidak bisa mencegah keputusan Ibunya.
Hal itu juga di dengar oleh Sarah. Sarah begitu ketakutan jika sosok Ibu dari Salim sudah bertindak.
Dia sangat kenal dengan karakter wanita itu.
Sebelum wanita tua itu membawa Vanya, dia sempat berceramah panjang kepada Sarah.
"Aku kira, kamu mempunyai hati nurani. Tapi kenyataannya kamu tidaklah demikian."
"Kamu hanyalah seorang perempuan pengacau dan perusak." Perkataan dari Ibu Salim berhasil membukam mulut Sarah.
Sarah tidak berani menjawab perkataan wanita tua itu.
Diam dan hanya diam. Itulah yang bisa Sarah lakukan jika sosok dari Ibu Salim sudah bertindak.
Hati wanita tua itu begitu hancur melihat tubuh cucu perempuannya begitu kurus dan tidak terawat.
Kali ini, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Sekarang juga, kamu ceraikan wanita biadab itu. Ceraikan wanita perusak itu." Suara lantang Ibu Salim membuat Salim agak menciut.
Salim hanya bisa terdiam dan menundukkan kepala.
Sedangkan Sarah tidak bisa bertindak atau berkata apapun.
Jika wanita itu sudah berkata demikian, maka anaknya akan menuruti perkataan Ibunya. Begitulah Salim, jika dia sudah mengakui kesalahannya kepada Ibunya.
"Untuk selanjutnya, tidak ada lagi uang untuk wanita biadab itu."
Sarah terenyak mendengar perkataan dari Ibu Salim.
Selama ini, Sarah mendapatkan uang bulanan yang fantastis dari Salim.
Tapi mulai detik ini, dia tidak akan mendapatkannya lagi. Dan bahkan dia harus bersiap-siap menjadi janda untuk ke sekian kalinya.
***
Kemarahan Ibu Salim juga berdampak kepada Buk Ema dan Buk Yaya.
Mereka berdua, tiba-tiba di pecat begitu saja di sekolah swasta itu.
Kepala Sekolah tidak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya, karna ketua komite dari pihak sekolah masihlah wanita tua itu.
Begitu juga dengan Prima, atas perintah dari wanita tua itu. Prima di keluarkan dari sekolah. Tidak ada lagi beasiswa untuk dirinya.
Ibu Prima sungguh kaget dengan keputusan itu. Dia memohon kepada Sarah untuk bisa memujuk mertuanya. Tapi sayang, Sarah tidak bisa berbuat apa-apa karna sebentar lagi dia akan di ceraikan oleh Salim.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments