Bayaran Pundak

“Noah!“ panggil Violet karena dia merasakan pegal di pundaknya. Gadis itu tidak bergerak sedari tadi dan sepertinya sudah lebih dari lima menit, Noah bersender di pundaknya.

Sementara Noah masih memejamkan matanya dengan menetralkan dirinya. Sebenarnya Noah sudah mengalami depresi ketika di bully di sekolah dulu, oleh karena itu kenapa dia bisa tanpa pikir panjang menjual dirinya. Dan siapa sangka dia menjadi seperti sekarang tapi sialnya rasa trauma itu tidak mau hilang.

Sampai Noah merasakan elusan dipunggungnya dengan lembut.

“All is well. Aku selalu mengucapkan itu saat ada masalah! Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri jika semua pasti baik-baik saja!“ ucap Violet bersahabat di sana.

Noah sepertinya langsung tersadar, dia berdehem kuat dengan menegakkan badannya. Noah begitu ceroboh hari ini memperlihatkan sisi rapuhnya di depan Violet. Ada semburat rasa malu yang mati-matian dia tutupi.

Tanpa bicara apapun, Noah berdiri menuju kamar mandi karena ingin membersihkan dirinya.

“Noah!“ panggil Violet saat lelaki itu akan membuka pintu kamar mandi.

Noah tidak membalik badannya tapi dia juga tidak melangkah lagi.

“Apa aku boleh minta sushi? Sebagai bayaran pundak ku!“ ucap Violet penuh harap.

Lagi-lagi Noah tidak menjawabnya, lelaki itu masuk ke kamar mandi begitu saja membuat Violet kesal setengah mati.

“Wah, monster itu benar-benar! Dia pikir tubuhku gratis apa ya, bayarannya sangat mahal! Kalau aku hitung setiap dia menjamah tubuhku pasti kekayaannya akan habis!“ gerutu Violet dengan menenggelamkan dirinya dalam selimut.

Hampir satu jam Noah berada di kamar mandi, saat lelaki itu keluar Noah hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

Matanya melirik ke arah ranjang di mana Violet yang tertidur di sana. Sebelum memakai baju, Noah mendekat dan menatap Violet yang damai dalam tidurnya.

Seharusnya tidak seperti ini, Violet adalah rencana gagal yang telah dibuat Noah. Sekarang dia jadi bimbang antara melepas gadis itu atau tetap menahannya sampai waktunya tiba.

“Sarah, buatkan sushi untuk wanita itu!“ perintah Noah dibalik telepon.

Setelah itu, Noah bersiap ingin pergi ke markasnya. Ada transaksi menggiurkan yang harus dia lakukan malam ini. Mungkin untuk beberapa hari ke depan Noah tidak akan pulang ke mansion dan akan tidur di markasnya.

“Nikmatilah waktumu untuk beberapa hari ke depan!“ ucap Noah dengan menatap Violet tajam.

Sementara yang ditatap masih terbang ke alam mimpi. Violet terbangun saat mencium aroma sushi yang menggoda indera penciumannya.

“Nona sudah bangun?“ tegur Sarah saat melihat Violet membuka matanya.

“Eugh!“ Violet melenguh merenggangkan semua ototnya. “Aku mencium aroma sushi!“

“Penciuman anda sangat tajam, Nona. Untuk beberapa hari ke depan, Nona akan mendapat menu sesuai permintaan Nona!“ jelas Sarah yang membuat Violet bingung.