Membuka Diri

*****

Violet memandangi tubuh polosnya di depan cermin kamar mandi. Padahal kissmark tempo hari sudah memudar tapi sekarang ada tambahan kissmark di bagian-bagian sensitif tubuhnya.

Bahkan di kedua pahanya tak luput dari serangan monster Noah.

“Dasar mafia cabul!“ teriak Violet kesal.

Violet segera membersihkan tubuhnya sebersih mungkin supaya bekas percintaannya semalam hilang dari tubuhnya.

Setelah selesai, Violet kembali memakai baju murah pemberian Noah yang baik hati. Dia kapok memakai baju atau kemeja lelaki itu yang akan berakhir melayani Noah yang buas.

“Nona, anda ditunggu tuan Noah di meja makan!“ ucap Sarah saat masuk ke kamar.

“Tumben,“ gerutu Violet dengan menyeret kakinya keluar kamar.

Di meja makan, Noah sudah menyantap sarapannya dengan begitu tenang. Saat Violet datang, dia memberi kode pada wanita itu untuk duduk di pahanya.

“Duduk di sini atau kau tidak makan seharian ini!“ ucap Noah dengan segala ancamannya.

Violet mendengus kesal, dia duduk di paha Noah dengan hati-hati supaya tidak mengenai benda yang menyerangnya semalam.

“Duduk yang benar!“ geram Noah.

“Tapi bananamu tidak akan bangun, 'kan? Aku sangat lelah, gaya barumu membuat pinggangku encok!“ ucap Violet was-was.

“Beraninya kau menyamakan milikku dengan banana!“ Noah semakin emosi.

“Ish, kau selalu saja berbicara dengan keras! Aku tidak tuli!“ ucap Violet tidak mau kalah.

“Kau semakin berani padaku, ya?“

Violet menelan ludahnya kasar karena Noah sudah menunjukkan taringnya. Tapi dia tak gentar justru sekarang dengan berani Violet mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh lelaki itu.

“Bagaimana kalau kita saling membuka diri?“ tawar Violet yang ingin mengorek informasi mengenai permusuhan antara Noah dan kakaknya. “Aku akan melayanimu dengan suka rela kalau kau mau!“

Noah berdecih. “Apa yang kau rencanakan sekarang? Mau menggodaku?“

“Tentu saja tidak, aku hanya mencoba menjadi budak penurut! Kita seperti bermain truth or dare!“ jelas Violet dengan berani.

Violet menunduk dan tanpa ragu menyesap leher Noah yang membuat lelaki itu menggeram. Apalagi tangan Violet mulai meraba dadanya dengan gerakan memancing gairah.

“Aku ada rapat penting hari ini. Jika tidak, aku pasti akan mengurungmu seharian ini untuk memaksamu bercinta tanpa peduli kau menjerit meminta ampun dan berhenti!“ ucap Noah dengan geramannya.

“Jadi kau setuju dengan permainanku, 'kan?“ tanya Violet penuh harap.

“Kita lihat saja nanti. Sekarang makanlah sisa makananku!“ sahut Noah dengan menunjuk bekas makanan di piringnya.

“Makanan sisa?“ tanya Violet tidak percaya.

“Orang miskin biasanya makan, makanan sisa. Jadi belajarlah untuk tidak jijik!“ jelas Noah kemenangan.

Violet memicingkan matanya karena merasa pelajaran miskin dari Noah yang tidak masuk akal.

“Kalau pun aku jatuh miskin rasanya aku tidak akan pernah berpikir mengais sampah untuk mencari makanan sisa!“ tolak Violet.

Tapi bukankah dia tidak punya pilihan selain menjadi budak penurut. Akhirnya dengan berat hati, dia memakan itu semuanya dengan posisi masih duduk dipangkuan Noah.

Dan hal itu disaksikan oleh Ruzel dengan mengulum senyumnya betapa anehnya hubungan Noah dengan Violet di matanya.

Yang satu berusaha membuat tunduk padanya, yang satu berusaha keras untuk melawan.

“Kita harus segera berangkat!“ ucap Ruzel kemudian.

Noah mengangguk lalu pandangannya kembali pada Violet. “Aku akan sibuk akhir-akhir ini untuk menghancurkan kakakmu jadi kita lakukan permainanmu lain kali!“

“Tunggu!“ ucap Violet menahan Noah.

“Tidak ada negoisasi lagi!“ geram Noah yang merasa kehabisan kesabaran menghadapi sikap keras kepala Violet.

Tapi ternyata dia salah, Violet mengulurkan tangannya untuk memperbaiki dasinya.

“Dasinya miring!“ ucap Violet dengan membenahi dasi itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***