18. Bahagia

Papa mama Randy juga Vella sangat senang mendengar akan ada anggota keluarga baru pada kehidupan mereka. Papa senang akan mendapatkan cucu, tapi akan lebih senang jika cucu nya itu terlahir laki laki, karena papa berharap bisnis papa akan sepenuhnya di serahkan kepada cucu mereka. Randy hanya menghandle beberapa kegiatan saja karena ingin fokus pada karirnya sebagai tentara.

***

Hari ini rasanya Randy sangat malas untuk berangkat kerja. tapi dia harus tetap kerja demi memenuhi tanggung jawabnya. Di dalam aula batalyon sudah banyak anggota yang berlatih fisik. Hari ini adalah jadwal latihan karate. begitu memasuki ruang karate Randy melihat rekan rekannya sedang berkeringat. Melihat peluh di wajah mereka membuat Randy langsung terserang mual hebat, dia berlari ke toilet memuntahkan semua isi perutnya. Salah seorang kawannya yang merasa kasihan membantu Randy.

"Kamu kenapa to? sakit? opo abis mabok?" Tanya temannya.

"Nggak tau Fir, liat mereka berkeringat aku jadi mual" jawab Randy yang merasa heran pada dirinya sendiri sambil berjongkok lemas.

"Yowes gapapa, itu hamil simpatik sekali kali kamu bantu istrimu ngidam, tau to rasanya mual? aku yowes pernah dulu sabar aja nanti juga hilang sendiri" kata Firman menjelaskan, disamping dia bertugas di bagian kesehatan lapangan. Firman pun pernah mengalaminya juga.

Randy kembali muntah dan lemas, hingga harus di papah menuju ruang kesehatan. Sambil terpejam dan sedikit memijat pelipisnya, Randy berucap lirih

"Apa kabar kamu yang kemarin menahan mual dek, aku saja rasanya nggak kuat. Trima kasih ya sayang..kamu rela mengalaminya demi mengandung anakku"

Hari hari berlalu, Randy sesekali masih merasakan mual tapi tidak sesering awal kehamilan Naya.

***

Randy begitu memanjakan Naya. Kini usia kandungannya menginjak 4 bulan. Hari ini Randy sengaja mengajak Naya berbelanja pakaian karena Randy merasa pakaian Naya sangat sesak, ia ingin anaknya leluasa bergerak di perut mamanya.

"Dek, ayo kita pergi beli bajumu, kok aku liat sesak rasanya. bagaimana anak kita di dalam sana. perutmu itu sudah kelihatan jelas" ajak Naya

Naya memperhatikan perutnya. memang benar perutnya sudah buncit, setelah berfikir akhirnya Naya mau

"Ayo mas"

***

Naya dan Randy memilih baju di pusat kota sekalian berbelanja susu ibu hamil dan kebutuhan lainnya. Malam hari tiba, Naya mulai merasa lapar

"Mas, aku lapar..ayo kita cari makanan!"

"Mau makan apa dek?" tanya Randy

"Kita cari soto Makassar yuk mas, aku belum tau rasanya. lagi pula sejak pindah kesini kita belum pernah membelinya juga" Naya memberi ide

"Benar juga, ayo kita cari sekarang ini sudah malam" Randy menggandeng tangan Naya agar berjalan di belakangnya.

Setelah sampai di Warung soto makassar, Naya segera memesan 2 porsi dan 2 gelas es Jeruk. Randy memperhatikan wajah istrinya "Cantik..bahkan semenjak hamil kamu lebih cantik, yang pasti kamu tambah sexy, kalau saja ini ada di kamar pasti kamu sudah kulahap habis" batin Randy.

"Ada apa mas, kok ngliatinnya begitu?" tanya Naya yang sadar di pandang terus

"Kamu sexy, aku jadi pengen" kata Randy sambil mengedipkan mata.

"Iiihh..mas, kita khan lagi di luar sekarang" Naya merasa sedikit malu.

"Kalau di rumah boleh khan" kata Randy dengan senyum licik

"Iya sayang, boleh" jawab Naya

Randy tersenyum senang. Rasanya bahagia sekali. Bahagia melihat istri bahagia dan bahagia karena dapat membahagiakan istri tercinta.

Tak lama pesanan mereka datang. Naya dan Randy makan dengan lahap. Naya yang ternyata masih lapar sampai tambah lagi. Randy mengiyakan permintaan istrinya karena yang makan sekarang bukan hanya satu orang tapi dua orang, Naya juga calon anak mereka.

Setelah selesai makan dan membayar harga makanan, mereka berjalan ke arah parkiran hendak pulang. Naya menoleh kaget saat ada seseorang yang tiba tiba menarik tangannya dengan sangat kuat, hampir saja Naya jatuh tersungkur jika tidak tertangkap oleh tangan Randy. Randy yang melihat ke arah orang tersebut langsung merasa darahnya naik hingga ke kepala