SETELAH pencarian puzzle yang cukup melelahkan, semua siswa baru menyerbu kantin untuk mengisi perut mereka yang dangdutan dan tenggorokan yang kehausan.
Ami, Leni dan Cici duduk mengelilingi meja. Didepan mereka sudah tersaji bakso, mi ayam, batagor dan es teh yang menggoda iman. Cici langsung menyedot es tehnya hingga tersisa setengah.
"Ahh. . " desahnya setelah menyedot es teh sambil mengusap lehernya.
"Lebay." cibir Ami.
"Ini bukan lebay, Mi. Gue bener-bener haus. Sumpah!" balas Cici parabola ehh hiperbola.
"Emang lo abis ngapain sih, Ci?" tanya Leni.
"Gue abis mendaki gunung menyelami lautan buat nyari puzzle bertuliskan 'kutu air', you know?" jawab Cici lagi-lagi hiperbola.
"Ya'elah, kalo cuma nyari puzzle sih kita berdua juga abis nyari, tapi ga parabola kaya lo." cibir Ami.
"Terserah lo! Yang pasti, gue haus gue laper!" Cici langsung menyantap mi ayamnya dengan lahap.
"Makan lo cantikin dikit kek, biar ga malu-maluin kalo dibawa ke resto." Leni memperingati Cici yang terlihat bar bar makannya.
"Bodo! Lo ga ngajak, gue bakal ngikut!" Cici melanjutkan acara makannya.
"Eh, Len. Randu cakep ya?" tanya Ami membayangkan wajah tampan DanRu-nya. Leni mengangguk.
"Randu siapa?" tanya Cici dengan mulut penuh mi.
"Komandan regu kita. Dia bener-bener makhluk Tuhan paling tampan." beri tahu Ami.
"Itu versi Ami. Dia sampe ileran liat si Randu." ucap Leni.
"Kok gue ga tau sih. Kenalin dooong." rengek Cici.
"Ga! Entar lo naksir lagi. Randu tuh inceran gue!" seru Ami cepat.
"Ga usah mimpi buat dapetin Randu. Randu ga bakal ngelirik lo, secara lo itu ga fashionable dan sexy kaya gue." tiba-tiba Sesil menyela obrolan Trio Kiyut itu.
"Ga semua cowok suka ma cewek yang pake baju kaya jablay macam lo!" tukas Ami.
"Apa lo bilang!?" Sesil terlihat marah.
"Baju lo kaya jablay! Kurang bahan!" seru Ami tidak mau kalah.
"Gue jambak lo sekali lagi ngatain gue jablay!" ancam Sesil.
"Coba aja kalo lo berani! Gue ga takut!" tantang Ami berdiri sambil menyingsingkan lengan baju putihnya.
"Mi, jangan Mi. Kita murid baru, bisa kena masalah." Leni memperingatkan.
"Bodo! Dia ngatain gue ga seksi! Ga tau aja dia kalo bodi gue yahud, menonjol sempurna dibagian yang tepat!" ucap Ami membusungkan dadanya lalu digoyangkan.
"Gila tuh si Ami!" seru Toto yang baru memasuki kantin bersama Randu.
"Biarpun lo goyang-goyangin dada sama pantat lo buat menarik perhatian Randu, tetep aja lo kalah seksi dan cantik dari gue! Ditambah gue lebih fashionable dari lo!" Sesil mendorong bahu Ami dengan ujung telunjuknya.
"Heh! Berani lo ya nyentuh gue!?" sewot Ami.
"Waahh, bakal ada tontonan seru nih!" Toto merubah duduknya menjadi nongkrong dikursi sudut kantin. "Mereka lagi rebutan lo, Randu."
"Dasar cewek-cewek ga guna." gumam Randu yang memilih pergi dari kantin.
Leni dan Cici menahan Ami yang sebentar lagi bergulat dengan Sesil. Begitu pun Sesil, dia ditahan oleh temannya agar kantin itu tidak menjadi panggung gulat dua murid baru itu.
Acara MOS pun dilanjutkan. Saat berada di lapangan, Ami dan Sesil yang berada diregu yang sama saling membuang muka. Selama MOS berlangsung, mereka berdua selalu saja ribut, membuat yang lain kesal dan geleng-geleng kepala dengan tingkah mereka.
"Bisa berenti berantem ga sih kalian berdua!?" bentak Randu yang pusing melihat pertengkaran dua makhluk beda gaya itu.
"Gak!!" seru Ami dan Sesil berbarengan sedetik setelah bentakan Randu.
"Mending kalian berdua ga ikut MOS. Diem disini, pusing pala gue mau pecah denger pertengkaran kalian." geram Randu.
"Dia tuh yang sok cantik biar dapet perhatian lo!" seru Ami.
"Heh! Lo kali yang mau rebut Randu dari gue!" Sesil balas berseru.
"Hellloooouuuwwww. . Emang Randu cowok lo!? Bukan kan?" cibir Ami.
"Stop!! Tutup mulut kalian! Gue, ga bakal milih kalian berdua!" tegas Randu dan pergi begitu saja.
"Kenapa kalian rebutan Randu sih. Gue aja yang pasti welcome." ucap Toto.
"Ogahh!!" Ami dan Sesil berseru kompak.
"Nah! Gini nih kompak, cakep!!" Toto mengacungkan jempolnya sambil nyengir.
"Kenapa lo ikutan bilang ogah sih!?" sewot Ami.
"Lo yang ngikutin gue!!" Sesil tidak mau kalah. Mereka sama-sama membuang muka sambil bersedekap.
Beruntung, MOS hanya tiga hari, kalau lebih lama, bisa pecah kepala Randu dan Leni mendengar pertengkaran Ami dan Sesil. Pagi ini, hari pertama sekolah aktif. Semua murid berkerumun didepan papan pengumuman untuk melihat mereka masuk ke kelas apa, 1, 2, 3 dan seterusnya.
Ami, Leni dan Cici pun ikut berjubel didepan papan berwarna putih yang sudah ditempeli kertas folio.
"Tuh, tuh, nama gue! Gue di X IPA 3!" seru Leni sambil menunjuk namanya disalah satu kertas folio.
"Yaah, kita beda kelas dong, Len. Gue di X IPS 5." keluh Cici.
"Mi, lo kelas berapa?" tanya Leni.
Ami tidak menjawab, dia fokus mencari nama dikertas folio. Tapi bukan namanya, dia mencari nama Randu Mandala!
"Lo kok lama banget sih, Mi!?" Cici sudah tidak sabar karena selalu terdorong kesana kemari oleh murid lain.
"Gue belum nemu nama Randu." jawab Ami cuek.
"Ya'elahh Amii!! Gue pikir lo lagi nyari nama lo, malah nyari nama orang lain." pekik Leni berdecak kesal.
"Tau nih! Cape-cape kita tungguin dan ikut nyari, yang dicariin malah yang lain." protes Cici.
"Bentar lagi!" ucap Ami tanpa menoleh. "Dia tuh bukan orang lain, dia masa depan gue!"
"Terserah lo! Gue tunggu dikursi koridor, cape gue berdiri terus. Keringetan lagi! Huhh, wangi gue dibagi sama yang lain deh." Leni dan Cici bersiap keluar dari kerumunan, tapi baru membalikkan badan, lengan Leni ditarik oleh Ami.
"Ketemu! Ketemu!! Gue satu kelas sama dia, Len! Liat!!" sorak Ami kegirangan karena mendapati namanya tertera tiga baris dibawah Randu, dan berada dikelas yang sama. X IPS 1.
"Yuk cabut!" ajak Ami.
"Udah dapet aja buru-buru keluar. Tadi kita mau keluar lo tarik." sungut Cici.
"Soriii. Gue seneng banget bisa sekelas sama Randu. Gue bakal punya banyak waktu buat ngejar dia." ucap Ami riang sambil berjalan menuju kelas.
"Tapi Len, kelas kita jauhan dong. Gue sama Ami masih satu jalur, lo kan beda." keluh Cici.
"Ya ga apa-apa. Yang penting, saat jam istirahat kita ketemu di kantin, terus kalo pulang ya bareng." sahut Leni.
Akhirnya, mereka pun berpisah dikoridor yang menghubungkan kelas IPA dan IPS. Ami buru-buru memasuki kelas bertuliskan X IPS 1. Randu sudah ada di kelas saat Ami masuk. Melihat bangku disamping Randu masih kosong, setengah berlari Ami menghampiri Randu dan cepat-cepat duduk dibangku samping Randu.
"Hai, Randu. ." sapa Ami melambaikan tangan dengan satu tangan yang lainnya menopang dagu.
Randu hanya melirik sekilas pada Ami lalu kembali fokus pada buku yang sedang dibacanya.
"Jangan sok jual mahal. Tar kalo gue berenti godain lo, lo bakal kangen sama gue loooh." Ami menaikturunkan kedua alisnya.
"Selamat pagi, anak-anak!" seru seorang guru laki-laki yang baru saja memasuki kelas, menghentikan acara godaan Ami pada Randu. Ami baru menyadari jika kelas sudah penuh.
Saking khusuknya gue goda Randu, sampe ga sadar kalo kelas udah penuh. Eeh, yang digoda malah cuek angsa! gerutu Ami dalam hati.
Seperti janji mereka, Trio Kiyut itu sudah berkumpul di kantin saat jam istirahat. Leni yang pertama datang, disusul Ami dan Cici yang datang bersama. Dimeja Leni sudah tersaji menu seperti biasa, bakso, mi ayam, batagor dan es teh manis.
"Gue butuh es jeruk, ga mau es teh, kurang ngejreng! Bu, es jeruk buuu." seru Cici saat baru sampai dan langsung memesan minuman.
"Emang kenapa kalo es teh?" tanya Leni.
"Kepala gue panas gara-gara akuntansi. Gue mau yang dingin dan ngejreng buat ngademin kepala gue." jawab Cici dengan kedua tangan mengipas-ngipas kepalanya.
"Lebay lo!" omel Leni.
"Emamg dia ratu lebay. Kalo ga lebay dan parabola, bukan Cici namanya, Len." Ami menyeruput es teh yang sudah dipesankan Leni.
"Lo sih enak, Mi. Lo kan pinter itung-itung, jadi ga bakal ngasap tuh kepala kalo pelajaran akuntansi. Lah gue??" sungut Cici.
"Ya lo belajar! Biar lo tambah pinter kaya Ami, biar pala lo ga ngasap lagi kalo pelajaran akuntansi!" nasehat Leni.
"Bodo ah! Gue mau yang seger-seger. Gue bakso ya." Cici langsung menarik mangkok bakso yang semula dihadapan Ami padanya dan mendorong mangkok mi ayam kedepan Ami.
"Gue mah terima aja, yang penting perut gue keisi." Ami langsung menyantap mi ayamnya.
Sedang asyik menyantap bakso, Cici menelan ludah melihat Ami makan mi ayam. "Mi, minta dikit dong mi ayamnya. Sekaliiii aja." Cici memelas.
"Kalo bucinnya mi ayam ya mi ayam aja, ga usah sok-sokan selingkuh sama bakso!" biar pun berkata seperti itu, tapi Ami tetap merelakan mi ayamnya diculik Cici.
"Lo tuh bener-bener ga bisa diajak ke resto, Ci." omel Leni.
"Emang kalian bertiga pantes makan di resto? Ga kali. Selera makan kalian aja selera kaki lima, receh!" hardik Sesil yang selalu jadi iblis pengganggu diantara mereka.
"Emang lo setajir apa sih, ngatain kita bertiga kek gitu!?" tantang Ami.
"Dia itu karena kurang kerjaan aja, Mi. Makanya hobi banget ngerecokin orang, itu ciri manusia gak mutu!" tukas Leni.
"Ternyata mulut lo lebih pedes ya dari pada si Ami!" Sesil tidak terima, dia berusaha menerjang Leni kalau tidak ditahan tangannya oleh Toto.
"Katanya cantik dan seksi, kok barbar." Toto menghempaskan tangan Sesil.
"Ga usah ikut campur deh lo!" bentak Sesil pada Toto.
"Lo tuh yang suka nyampurin aja omongan orang!" Ami balas membentak.
Suara bel masuk sekolah berkumandang diseantero sekolah. Ami kembali duduk disamping Randu.
"Randu, rumah lo dimana? Kalo searah, boleh doong pulang bareng."
Randu lagi-lagi mengacuhkan Ami. Tapi Ami tidak patah semangat. "Sekarang cuek, awas looh besok naksir gue."
Ami tidak mendapatkan tanggapan apa pun hingga bel pulang sekolah berbunyi. Randu langsung keluar kelas.
"Gue sumpahin besok lo bakal bucin sama gue!" sumpah Ami pelan.
____________________________________________________
Hai haaaaiiii si labil Ami balik lagiiii
Adakah yang seperti Ami disini?
Ngejar cowok duluan
Aku lagi bosen sama cewek lemah lembut dan selalu mengalah
Maka lahirlah Ami, si cewek labil dan blak-blakan
Author minta jempolnya boleh dooong 😁😁
Nantikan kelanjutannya yaaa 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
temi rusli
Kita lihat dulu nih, kira2 Randu tipe cowok yang layak dikejar ngga? Kalo layak, kuy lah ..😄😄
2022-05-29
1
Bintang_Biru
huh aku pernah waktu sekolah begini ngejar cowo tapi kakak kelas aku smp dia smk😂😂 dan alhasil kita jadian eh malah aku meridnya sama pamannya😂😂
2022-05-06
1
Bintang_Biru
nah bener nih si toto dia ajah yang nganggur pasti wellcome banget😂
2022-05-06
1