HEART
Happy reading.
Seorang wanita dengan dress berwarna pink itu sedang mencuci piring kotor bekas sarapannya tadi. Tubuh wanita itu sedikit meremang tatkala sebuah tangan melingkar erat di perut ratanya. Setelah wanita itu menyelesaikan pekerjaannya, dengan segera wanita itu memutar tubuhnya dan menatap lelaki di depannya dengan senyuman khasnya.
Wanita itu bernama Aira Azzahra, parasnya sangat cantik. Pancaran matanya sangat meneduhkan bagi yang menatapnya. Aira sangat membenci perselingkuhan seperti yang terjadi di dalam drama yang sering ia tonton. Aira sangat berharap jika rumah tangganya dengan Ilham akan bertahan sampai maut memisahkan mereka.
“Pasangin dong raa,” rengek lelaki itu sambil menyodorkan sebuah dasi berwarna hitam.
Lelaki itu adalah Ilham Nugraha, lelaki pertama yang berhasil mencuri hati Aira. Ilham memiliki wajah yang sangat tampan, tubuh yang kekar, dan jangan lupakan sifat dinginnya yang melebihi Kutub Selatan. Ilham hanya akan menunjukkan sifat aslinya kepada orang-orang terdekatnya. Terutama Aira, istrinya itu bahkan sudah tahu apa yang dirinya suka dan tidak suka.
Ilham adalah seorang Ceo di Perusahaan Nugraha. Setelah Ayahnya pensiun dua tahun yang lalu, Ilham lah yang menggantikan posisi tersebut. Ayah kandung Ilham bernama Satria Nugraha, sedangkan Ibunya bernama Lina Nugraha.
Dengan cekatan Aira memasangkan dasi suaminya dengan sedikit berjinjit. Ilham yang melihat istrinya kesusahan pun sedikit mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya tepat berada di depan wajah cantik istrinya. Setelah selesai memasangkan dasinya, Aira sedikit mengusap-usap kerah kemeja Ilham dengan pelan agar terlihat lebih rapi.
“Nah selesai,” ucap Aira tersenyum kecil menatap wajah sang suami.
“Terima kasih istriku sayang,” Ilham mengecup kening Aira sambil memejamkan matanya.
“Sama-sama Mas.” Balas Aira.
“Oh iya Mas, hari ini kamu pulang malam lagi?” Tanya Aira.
Ilham terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan istrinya. “Maaf ya ra, akhir-akhir ini Mas sering pulang larut malam. Pekerjaan Mas di kantor cukup banyak ra.” Jawab Ilham sambil menatap Aira dengan pandangan merasa bersalah.
“Nggak-papa Mas. Aku ngerti kok pasti pekerjaan kamu sangat banyak. Tapi, aku minta agar kamu selalu menjaga kesehatan ya Mas?” pinta Aira menampilkan senyuman manis yang sangat Ilham sukai.
Sontak Ilham menganggukkan kepalanya seraya memandang wajah istrinya dengan perasaan campur aduk.
“Kalo begitu, Mas berangkat ke kantor sekarang ya ra,” pamitnya kepada Aira.
“Ayo Mas, aku antar ke depan.” Aira dan Ilham pun berjalan beriringan menuju pintu depan.
“Mas berangkat ya ra.” Pamit Ilham lagi.
Aira menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Hati-hati Mas, jangan ngebut bawa mobilnya. Utamakan keselamatan ya Mas.” Ucap Aira setelah mencium punggung tangan suaminya.
Ilham mengangguk patuh dan perlahan melangkahkan kakinya menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya. Kening Aira mengeryit saat melihat suaminya berbalik arah berjalan menuju ke arahnya.
“Ada yang ketinggalan Mas?” Tanya Aira. Ilham menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan Aira.
“Berkas-berkasnya ada yang ketinggalan? Mau aku ambilkan?” tanya Aira kembali saat tak mendapatkan jawaban dari suaminya.
Ilham tidak menjawab pertanyaan Aira, melainkan mendekatkan tubuhnya kepada tubuh mungil Aira. Ilham meraih tengkuk Aira pelan dan mendaratkan bibirnya di atas permukaan bibir merah muda milik Aira. Jantung Aira berdegup dengan kencang, padahal ini bukan yang pertama kalinya untuk Aira. Tapi tetap saja Aira tidak bisa mengontrol debar jantungnya, terlebih mereka sedang berada di luar rumah. Aira sangat malu jika ada yang melihatnya.
Ilham menjauhkan wajahnya dari wajah Aira yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Ilham tergelak kecil saat melihat Aira yang sedang salah tingkah.
“Morning kissnya ketinggalan.” Ujar Ilham tanpa memfilter perkataannya.
“Mass!” desis Aira menahan malu.
“Semoga kamu cepat hadir ya sayang,” harap Ilham dengan satu tangannya mengusap perut Aira. Aira hanya bisa tersenyum simpul melihat kelakuan suaminya.
“Aku berangkat ya sayang, jangan kangen. Dahhh.” Ilham kembali berjalan menuju mobilnya, perlahan mobil itu pun meninggalkan halaman rumah tersebut.
Aira menatap kepergian mobil Ilham sambil memikirkan berbagai pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Sudah tiga tahun dirinya menikah, tapi sampai saat ini pun ia masih belum diberi kepercayaan untuk memiliki anak. Aira dan Ilham sudah melakukan tes kesehatan dan berbagai macam lainnya. Menurut Dokter yang memeriksanya, tidak ada satu pun yang mengalami gangguan pada kesehatannya.
Aira menghela nafasnya pelan. Sungguh saat ini Aira hanya menginginkan kehadiran buah hatinya dengan Ilham. Aira takut jika nanti Ilham akan pergi dari hidupnya karena Aira tidak bisa memberikannya keturunan.Aira menggelengkan kepalanya mencoba mengusir pemikiran yang sangat mengerikan itu. Tidak mungkin kan Ilham meninggalkannya? Ilham sangat mencintainya, bahkan sejak pandangan pertama. Ya, Aira yakin jika Ilham tidak akan pernah meninggalkannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ilham melangkahkan kakinya memasuki Perusahaan Nugraha dengan sangat gagah. Tak jarang banyak karyawan perempuan yang terpikat oleh ketampanannya. Ilham memasuki lift menuju lantai delapan, lantai itu adalah ruangan Ceo. Setelah sampai di lantai delapan, Ilham langsung di sambut oleh sekertaris pribadinya.
“Selamat pagi Pak Ilham.” Sapa sekertaris wanita itu.
“Pagi,” sahut Ilham tanpa menatap wajah sekertarisnya.
“Hari ini jadwal Pak Ilham menghadiri meeting dengan beberapa investor ternama di kantor kita. Dan juga menandatangani beberapa berkas penting.” Tanpa diminta pun sang sekertaris langsung berinisiatif mengatakan jadwal atasannya. Ilham memilih wanita itu untuk menjadi sekertarisnya karena kinerjanya yang sangat professional.
Ilham hanya mengangguk pelan tanpa membalas ucapan sekertarisnya. Ilham langsung mendudukkan pantatnya di kursi khusus Ceo.
“Menu sarapan kali ini seperti biasanya Pak?” Tanya sekertaris tersebut sambil menatap wajah Ilham.
“Saya sudah sarapan di rumah.” Balas Ilham yang masih fokus dengan berkas-berkas di hadapannya.
“O-oke Pak.”
“Em, Pak saya mau bi-bicara sesuatu.” Ucap sekertarisnya sambil memilin kedua tangannya mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
Ilham mengangkat satu alisnya, “Nanti saja. Sekarang saya sedang sibuk!” balas Ilham.
“T-tapi ini penting M___” ucapan wanita itu terpotong oleh suaar keras Ilham.
“Arabella! Saya mohon, kita sedang di kantor. Jadi saya minta agar kamu tetap bersikap professional!” ucap Ilham dengan menaikkan suaranya satu oktaf.
Arabella hanya mampu mengangguk lesu. Setelah itu Arabella pun pamit menuju ruangannya yang berada tepat di depan ruangan Ceo.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Ilham meregangkan ototnya yang terasa pegal. Meeting dengan para investor ternama telah selesai sejak lima belas menit yang lalu. Ilham menyandarkan punggungnya ke kursi. Disaat lelah seperti ini, yang Ilham inginkan adalah pelukan hangat istrinya-Aira.
Tok tok tok!
“Masuk!” seru Ilham saat mendengar ketukan pintu.
Cklek!
Pintu dibuka pelan oleh sekertarisnya, ia pun langsung mengucapkan sesuatu kepada atasannya itu.
“Maaf Pak, saya dapat telpon dari Ibu anda jika beliau dan suaminya sedang di dalam lift menuju ruangan Bapak.” Ujar Arabella.
Belum sempat Ilham membalas ucapan sekertarisnya, terdengar suara pekikan keras seorang wanita paruh baya yang memasuki ruangannya.
“Ya ampun Bella, Mama kangen banget sama kamu,” pekik wanita paruh baya itu seraya memeluk tubuh Arabella.
“A-ah iya, Ibu gimana kabarnya?” Tanya Arabella atau kerap di panggil Bella itu.
“Mama baik kok, ish manggilnya jangan Ibu dong kita kan udah deket.” Rajuk wanita paruh baya itu dengan bibir mengerucut.
Ilham meringis melihat tingkah ibunya itu. Sementara lelaki paruh baya yang merupakan suami dari wanita paruh baya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang sangat tidak cocok di usianya yang sudah memasuki kepala lima.
“E-eh i-iya Ma,” ucap Arabella dengan kikuk.
“Kalo begitu aku pamit ke ruanganku ya Ma, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.” Pamitanya kepada Mama Lina. Mama Lina mengangguk mengizinkan.
Setelah kepergian Arabella, hawa dalam ruangan itu sedikit berbeda. Wanita dan lelaki paruh baya itu mendudukkan tubuhnya di sofa panjang yang terdapat dalam ruangan tersebut.
“Ham, gimana setelah dua tahun bekerja di perusahaan Papa? Semuanya lancar-lancar aja kan?” Tanya pria paruh baya atau Papa Satria memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka.
“Iya Pa, semuanya lancar.” Ilham menganggukkan kepalanya.
“Mama kangen deh sama Irzan,” celetuk Mama Lina membuat atensi Ilham dan Papa Satria langsung menatap ke arahnya.
“Kamu sering ngunjungin Dia kan?” Tanya Mama Lina dengan menekankan kata Dia.
“Hm,” sahut Ilham saat menyadari kemana arah pembicaraan tersebut.
“Kapan kamu akan memberitahukan hal ini kepada Aira?” tanyanya lagi.
“Ilham nggak tau Ma, Ilham belum siap.” lirih Ilham sambil kembali menyandarkan tubuhnya dengan memejamkan matanya.
“Kalo kamu terus-terusan menutupi hal ini, _____ ceraikan Aira. Bagaimanapun Aira adalah perempuan. Papa tidak sanggup jika melihat dia bersedih.” Sontak Ilham yang sedang memejamkan matanya langsung duduk tegap dan menatap Papanya dengan pandangan tidak setuju.
“Nggak! Ilham tidak akan pernah menceraikan Aira!” ucap Ilham dengan tegas sambil menatap Papanya dengan tatapan tajam.
“Kalo kamu belum sanggup untuk mengatakan hal ini kepada Aira, biar Mama sama Papa saja yang memberitahunya.” Ucap Mama Lina mendukung keputusan suaminya.
Ilham menghebuskan nafasnya gusar. Ilham tidak akan pernah menceraikan Aira sedetikpun. Ilham pastikan jika Aira akan selalu bersamanya hingga tua nanti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat datang di cerita pertamaku 🤗 mohon dukungannya😍 jangan lupa juga vote nya ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Whatea Sala
Hadir thor..
2023-06-17
0
Noly Yathi
ayo lanjut, seru ni.
2023-04-24
0
KaUnna26
kak,,jangan lupa mampir y kak😊
2022-11-28
0