Cia berjalan menaiki tangga dengan tergesa-gesa, napasnya memburu ,mulutnya berkomat-komit . Dia sudah tidak sabar menemui Alvian dan meminta penjelasan soal jam tangan yang tertinggal di rumah Kanaya.
Brakk
Cia membuka pintu kamar dengan kasar tak peduli bila pintu itu rusak. Ia melihat ke segala penjuru kamar yang terlihat kosong tak ada orang di dalam tapi suara gemericik air di kamar mandi mengalihkan atensinya. Dengan cepat Cia berjalan ke kamar mandi.
Brakk
Cia membuka pintu kamar mandi dengan kencang membuat Alvian yang tengah keramas di bawah guyuran shower terlonjak kaget melihat istrinya berdiri di pintu kamar mandi.Cia menatap nyalang pada Alvian mengepalkan tangannya dengan kuat. Sedangkan pria itu masih diam tak bergemilang melihat wajah Cia yang nampak mengerikan. Mata gadis itu tak sengaja melihat belalai milik Alvian membuat matanya berbelalak.
Dengan cepat Cia kembali menutup pintu kamar mandi dengan wajah yang merah padam. Matanya sudah tidak suci lagi karna sudah melihat milik suaminya.Alvian yang melihat Cia menutup pintu kamar mandi mengidikkan bahunya acuh, dia kembali melanjutkan ritual mandinya.
"Aduh! Mata aku sudah tidak suci lagi, mana gede lagi " Cia langsung membekap mulutnya yang terlampau jujur .
"Ya Allah maafin aku yang tidak bisa menjaga kesucian mata ku ini . Sekarang mata aku sudah kotor, penuh dosa! " ujar Cia sambil menyeka air mata yang keluar.
"Kamu kenapa? " tanya Alvian yang sudah berada di depan wajah Cia dengan jarak yang sangat dekat.
"Astaghfirullah!! Bapak ngagetin! " jerit Cia yang terperanjat kaget.
"Kamu tadi kenapa masuk ke kamar mandi?Mau pipis atau mandi bareng aku " goda Alvian tersenyum jail.
Plakk
Cia langsung menampar pipi kanan Alvian dengan sangat kencang. Sampai telapak tangannya membelas di pipi suaminya.
"Kamu kenapa nampar aku? Aku salah apa? " tanya Alvian tak terima.
"Bapak masih belum sadar apa yang telah bapak lakuin sama aku , hah?!! " bentak Cia . Alvian menggelengkan kepalanya dengan tampang polosnya.
"Aku merasa tidak melakukan apapun sama kamu " jawab Alvian sambil mengusap pipinya yang memerahnya akibat tamparan Cia.
Cia langsung memperlihatkan jam tangan di depan Alvian.Sedangkan pria itu mengkerutkan keningnya tak paham maksud istrinya memperlihatkan jam tangan itu.
"Tadi ada perempuan yang datang ke sini dan mengembalikan jam tangan bapak yang ketinggalan di rumahnya. Bapak ngapain ke rumah perempuan itu, hah?!Tadi pas masuk kamar badan bapak berkeringat semua sampai baju kaos bapak basah. Atau jangan-jangan bapak habis ehem ehem sama dia ya, ngaku!! " tuding Cia dengan tatapan mengintimidasi.
Alvian menatap bingung pada Cia termasuk tuduhan yang lontarkan padanya.
"Sumpah aku tidak ke rumah wanita yang kamu sebut itu. Aku juga tidak memiliki jam tangan seperti itu dan satu hal lagi badan aku berkeringat karna membersihkan ruangan kerja aku dan ruangan itu AC nya rusak" jelas Alvian.
Plakk
Cia kembali menampar wajah kiri Alvian dengan sangat kencang bersamaan air mata yang meluruh membasahi pipinya.Ia tidak bisa menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.Dia juga tidak puas dengan jawaban Alvian.
"Bapak bohong! Pasti bapak selingkuh dari aku. Mana mungkin bapak mengakui kesalahan bapak , perempuan itu juga tau nama bapak berarti kalian sudah saling kenal. Bapak Alvian tidak ada bedanya sama bapak Albian sama-sama brengsek dan bajingan. Kalian berdua jahat selalu membuat aku sakit hati " ujar Cia menundukkan kepalanya sambil terisak-isak menangis.
Alvian langsung mendekati Cia dan memeluknya "Yang kamu tuduhkan itu salah , Cia. Aku dari tadi cuma berada di dalam rumah dan tidak pergi ke mana-mana. Aku akan kasih bukti sama kamu " ujar Alvian menguraikan pelukannya. Cia mendongak menatap suaminya dengan hidung yang memerah dan mata yang berair membuat Alvian gemas melihatnya.
"M-mana buktinya ,tapi kamu jangan bohongin aku " ujar Cia sambil menangis sesegukan. Alvian mengangguk kepalanya, tangannya menghapus air mata yang membasahi wajah Cia.
Alvian mengambil ponselnya di atas nakas dan memperlihatkan rekaman CCTV saat dirinya tengah berbenah di ruang kerja. Cia menonton CCTV itu membuat ia mendongak menatap suaminya dengan senyuman cengengesan.
"Maaf sudah nuduh bapak . Aku pikir bapak selingkuh" ujar Cia tersenyum canggung pada Alvian apalagi dia sudah memberikan tanda merah di kedua pipi suaminya.
"Sebelum menyalahkan orang lain kamu seharusnya cari tau bukti dan kebenarannya dulu . Itu sama saja kamu memfitnah orang lain dan itu termasuk dosa " nasehat Alvian yang berlalu pergi dari hadapan Cia.
"Pak, maafin aku. Soalnya aku ke pancing emosi " ujar Cia menarik-narik handuk yang melilit di pinggang Alvian.
Alvian tak memperdulikan ucapan Cia. Ia sibuk mencari pakaiannya di dalam lemari.
"Kamu jangan tarik-tarik handuk aku. Atau kamu sengaja mau melihat aku telanjang" goda Alvian membuat Cia langsung melepaskan tangannya dari handuk suaminya.
"Idih, siapa juga mau melihat bapak telanjang. Aku juga sudah melihat di kamar mandi tadi " ceplos Cia tak sadar mengatakan itu.
"Ooh, jadi kamu sudah melihatnya, bagaimana besar dan perkasakan? " tanya Alvian menggoda Cia.
Seakan sadar dengan ucapannya yang tadi. Cia langsung memalingkan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Ia merutuki kebodohannya yang tidak bisa menjaga mulutnya.
"Bapak, apaan sih gak jelas banget ngomongnya " ujar Cia tetap mempertahankan wajah yang terlihat biasa saja walau blushing di pipinya masih nampak jelas di wajahnya.
"Kamu mau coba? Aku jamin dalam satu minggu kamu sudah mengandung anak aku " ujar Alvian berjalan mendekati Cia yang sudah ketar-ketir tapi berusaha terlihat tenang.
"Bapak jangan macam-macam sama aku, ya. Nanti aku bakal teriak nih " ancam Cia menunjuk wajah Alvian dengan telunjuknya walau tangan gemetar.
"Kamu teriak sekencang apapun orang-orang tidak akan mendengar , Cia. Karna kamar ini kedap suara dan orang-orang tidak mungkin menghakimi suami yang meminta haknya pada istri " ujar Alvian yang semakin dekat dengan Cia.
Skakmat!
Cia tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi. Ia meneguk ludahnya susah payah melihat tatapan Alvian yang seperti akan memakan dirinya hidup-hidup.
"Aduh! Kok perut ku sakit, seperti mau buang air besar " ujar Cia beralasan. Ia segera masuk ke kamar mandi ,dia bernapas lega karna bisa lepas dari Alvian yang seperti singa kelaparan.
Bersambung...
Maaf ya cerita aku jelek dan tak sebagus penulis yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Lina Tobing
lanjuttt
2022-01-01
0
Herma Wati
semangat thor jangan berkecil hati
2021-12-17
0
eryuta
smngt zeyeng
2021-12-17
0