Azka duduk di ruang tamu sambil membaca berkas kantor yang belum sempat dia tanda tangani. Meisya yang baru keluar dari dapur membawa secangkir kopi untuk Azka.
"Ini kopinya di minum , mas" ujar Meisya meletakkan kopi itu di meja. Azka hanya membalas dengan deheman, matanya masih fokus pada kertas putih itu.
"Mas, kapan kita nikah? Kita sudah menjalin hubungan sudah satu tahun, lho.Lagi pula kita sudah tinggal satu atap dan belum menikah nanti orang-orang berpikir yang jelek-jelek sama kita, mas" ujar Meisya mengerucutkan bibirnya.
Azka menoleh menatap wanita itu. Membenarkan kaca matanya yang bertengger di hidung mancungnya.
"Sudah aku katakan pada mu .Aku tidak bisa menikahi kamu bila Lia belum merestui hubungan kita berdua " ujar Azka meletakkan berkas itu. Ia menghela napas berat.
Meisya benar-benar jengah. Sampai kapan dia harus bersabar , menunggu dan membujuk Azriellia agar merestui hubungannya dengan Azka.
Azka menyentuh tangan Meisya membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.
"Sabar ya. Kamu cuma perlu ambil perhatian Azriellia dan juga kepercayaannya. Karna aku tidak mau menikah tanpa restu dari putriku. Dia bagian dari kehidupan ku setelah almarhum Ara, istri ku" ujar Azka lembut.Namun pria itu menyeringai.
Azriellia yang menguping pembicaraan Azka dan Meisya menyibir ucapan dua orang itu.Gadis itu berjalan mengendap-endap berjalan masuk ke dalam kamarnya. Kalau bukan karna uang tabungannya yang tertinggal di sini. Dia mana mau balik ke rumah ini yang setiap malam harus mendengarkan suara laknat itu.
Gadis itu masuk ke dalam kamar dan langsung mencari tabungan ayamnya yang dia letakkan di dalam lemari. Mata Azriellia berbinar saat menemukan tabungannya. Ia langsung memeluk dan mencium-ciumi tabungannya.
"Untung kamu tidak di ambil sama ular keket itu.Udah jelek mata duitan pula" gerutu Azri.
Mata gadis itu membulat sempurna saat berbalik melihat Azka sudah bersandar di pintu. Pria itu masuk ke dalam kamar Azriellia dan langsung menguncinya. Azriellia sudah bergetar ketakutan melihat Azka yang merupakan deddynya lebih tepatnya pria pedofil.
"Akhirnya kamu pulang, deddy sudah mencari kamu ke mana-mana" ujar Azka berjalan mendekat kearah Azriellia dengan senyuman seringainya dan gadis itu tau maksud dari seringaian deddynya itu.
"Jangan mendekat! Atau aku tendang aset berharga deddy itu! " ancam Azriellia memasang wajah semenakutkan mungkin. Azka yang mendengar itu memasang wajah pura-pura ketakutan.
"Wah, deddy jadi takut kalau begitu " ujar Azka terkekeh namun terus berjalan mendekati Azriellia yang sudah hendak menangis.
Azriellia memberontak saat Azka memeluknya.
"Lepas! Lepasin aku!Tolong!!" teriak Azriellia.
Meisya terdiam ketika mendengar teriakan seseorang tapi dia kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu menjaga anak Azka yang bernama Eza. Bocah lelaki berumur delapan tahun itu terus berlari-larian menghindari kejaran Meisya yang memaksanya untuk makan.
"Eh tuyul ayo makan! " teriak Meisya dengan suara yang nyaring.
"Ndak mau, wlee" ledek Eza sambil menjulurkan lidahnya.
*******
Albian, Alvian dan Cia masih setia duduk di sofa. Skala memegangi dagunya seperti sedang berpikir. Devia duduk di sebelah Albian mengusap bahu putranya seperti menyalurkan kekuatan untuk anaknya yang terdiam dengan wajah yang sedih dan muram. Devia tau apa yang di rasakan putranya sekarang. Ia melirik kearah Alvian yang duduk di dekat Cia.
"Ini salah aku, mas. Andai aku tidak menyuruh Alvian untuk menggantikan posisi Albian sebagai mempelai pria mungkin ini tidak akan terjadi" Devia membuka suara.
Skala yang mendengar itu menoleh menatap istrinya.
"Ini bukan salah kamu atau Albian tapi salah aku yang tidak bisa mendidik Albian menjadi pria yang bertanggung jawab dan tidak mementingkan dirinya sendiri .Mungkin Cia memang jodohnya Alvian" sahut Skala.
"Jadi sudah aku putuskan... Alvian dan Cia akan tinggal di rumah kita yang dulu. Mereka tidak jadi tinggal di rumah ini,bila mereka tinggal di sini yang pasti akan timbul masalah lagi. Dan kamu Albian jangan terus memaksa Cia untuk kembali pada kamu dan seharusnya kamu belajar dari kesalahan yang ada" ujar Skala
Albian hanya bisa diam dengan kepala yang tertunduk.
*****
Alvian mengendarai mobilnya menuju hotel. Cia sudah kesekian kalinya menghela napas berat. Ia tersentak ketika tangannya di sentuh dan pelakunya ada Alvian. Cia menoleh menatap suaminya yang juga menatap dirinya sekilas dan kembali fokus menyetir mobil.
"Terimakasih sudah memilih aku" ujar Alvian.Cia terperangah mendengar ucapan Alvian tapi lebih terperangah sangat pria itu mengucapkan, aku . Biasanya juga Alvian selalu mengucapkan kata, saya.
"Tidak usah kesenengan dulu. Aku pilih bapak karna tidak ada pilihan lain. Ya kali pilih Albian" sarkas Cia.
"Mau kamu memilih aku karna sebagai alasan atau memang benar-benar memilih aku. Aku tetap senang " ujar Alvian tersenyum.
"Kenapa senang? Kan kita belum saling cinta? " tanya Cia.
"Aku memang belum mencintai kamu tapi aku sudah merasa nyaman saat bersama kamu. Ini bukanlah sebuah gombalan atau rayuan. Tapi aku mengatakan apa adanya" ujar Alvian. Cia mengulum senyuman, menatap kearah jendela mobil menyembunyikan senyumannya. Entah kenapa ada perasaan yang berbeda ketika mendengar ucapan Alvian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
RyuuHae
smga seiring berjalannya waktu bian perlahan akn damai dgn ego ny n nerima smua yg terjadi ikhlas mendoakan kebahagiaan utk vian n cia.
azri yg kuat n tangguh
2022-02-02
0
Deasinah Ajay
Azka sudah gila itu mah,masa makan anaknya sendiri.hi.....
2022-01-02
0
Yuni Setiawati
lanjut donk thor..
2021-12-16
0