Skala menonton video rekaman saat Albian memukul Alvian di parkiran kampus .Dan Perdebatan Albian dan Cia di koridor kampus. Pria itu memijit pelipisnya, kepalanya benar-benar pusing melihat kedua putra kembarnya yang biasanya akur kini mulai bertengkar dan bersitegang hanya memperebutkan Cia.
Skala mengembalikan ponsel milik Azri setelah puas melihat rekaman video yang membuat dia marah dan kecewa pada dua putra kembarnya.
"Kamu boleh pergi " ujar Skala menyandarkan kepala di bahu kursi.Sedangkan gadis itu masih setia berdiri di samping Skala yang merupakan om'nya.
"Kenapa belum pergi? " tanya Skala heran melihat Azri masih berdiri di sampingnya.
Gadis itu memainkan jarinya seperti ini👉👈 sambil tersenyum malu-malu. Dia menengadah telapak tangannya di hadapan Skala.Pria itu mengerutkan dahinya melihat itu.
"Kenapa? " tanya Skala bingung.
"Masa om Skala ndak ngerti to? Upahnya mana, aku sudah memberikan berita yang sangat penting sama om Skala, bahkan aku mendadak jadi detektif buat mencari informasi dan masalah yang membuat bang Alvian dan Albian berantem" sungut Azri mengerucutkan bibirnya.
Skala menghembuskan napas pelan. Ia mengambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembaran uang berwarna merah untuk keponakannya itu.
Azri menatap berbinar-binar ketika Skala memberikan lima lembar uang berwarna merah pada dirinya. Dengan cepat di menyambar uang tersebut dari tangan Skala.
"Wah banyaknya om, kalau gini aku ndak usah lagi berdagang kalau cuma jadi detektif sudah dapat uang setengah juta " ujar Azri tersenyum sumringah. Gadis berkepang kuda dan berkaca mata tebal itu berjingkrak-jingkrak ke girangan.
Skala menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku keponakannya . Ia tersenyum tipis.
"Sekarang kamu pulang, nanti deddy kamu nyariin" ujar Skala.
"Buat apa aku pulang, deddy Azka sibuk kerja terus deddy lagi asyik pacaran sama cabe-cabean" celetuk Azri.
"Kamu tidak boleh bicara seperti itu. Pasti deddy kamu khawatir sama kamu dan kamu memangnya tidak mau punya mommy baru? Lagi pula deddy kamu butuh seseorang yang bisa mengurus dia, Azriellia" nasehat Skala.
"Tapi aku ndak mau mommynya modelan kaya tante Meisya" sahut Azri.
"Ya sudah kalau kamu tidak mau om tidak memaksa tapi cuma menasehati. Sekarang kamu mau kemana kalau tidak pulang? " tanya Skala.
"Ya aku pulang ke rumah kontrakan aku lah, om. Aku ndak mau tinggal satu rumah sama deddy apalagi ada si ulat keket itu , belum nikah aja udah berani nginep di rumah deddy. Kayanya deddy butuh di ruqyah di om, supaya sadar kalau tante Meisya itu jahat " usul Azri.
Skala mengusap kepala ke ponakannya lembut"Jangan berpikiran buruk sama orang lain . Mungkin deddy kamu benar-benar cinta sama tante Meisya "ujar Skala. Azri menggembungkan pipinya.
Skala memperhatikan wajah Azriellia yang sangat mirip dengan almarhum Ara tapi sayang anak ini menutupi kecantikan dengan dandanan seperti gadis cupu.
*****
Cia tengah duduk di kantin menikmati bakso ayam. Moodnya benar-benar hancur dan itu karna Albian.
" Enak banget pak Albian ngajak aku nikah lagi. Kemaren kenapa pakai minum racun segala supaya batal nikah? Sekarang baru nyesal"gerutu Cia sambil menyuapkan satu bakso dalam mulutnya.
"Boleh aku duduk di sini? " tanya seorang gadis. Cia yang tengah mengunyah baksonya mendongak menatap Azri.
"Gak boleh-" belum sempat menyelesaikan ucapannya Azri lebih dulu mendudukkan pantatnya di kursi sebelah Cia.
"Kan aku belum bolehin kamu duduk, kenapa kamu langsung duduk? " ujar Cia.
Azri tersenyum cengengesan "Soalnya kaku pegal banget, jadi langsung duduk " sahut Azri.
Cia lebih memilih melanjutkan makannya.
"Muka kamu kok ada jerawatnya " ujar Azri heboh menunjuk jerawat di dagu Cia.
"Ini cuma jerawat jadi tidak usah heboh" kesal Cia.
"Aku punya produk bagus buat untuk menghilangkan jerawat di dagu kamu. Sekali pakai ,jerawat langsung hilang sampai bekasnya pun hilang. Aku juga jual skincare, serum, handbody dan lain-lain" ujar Azri mengeluarkan semua barang dagangan jualannya, membuat meja itu penuh dengan barang jualan Azri.
Cia menatap melongo pada Azri yang masih sibuk mengeluarkan barang dalam tasnya.
"Kamu kuliah atau jualan sih di kampus? " tanya Cia.Azri menoleh menatap gadis yang ada di sampingnya ini.
"Aku kuliah sambil dagang. Aku juga punya online shop walau masih kecil-kecilan. Zaman sekarang wanita itu harus pintar cari duit. Aku bakal berhenti dagang kalau nikah sama pangeran Dubai, karna aku orangnya realistis .Uang lebih penting daripada cinta " ujar Azri seraya tersenyum.
"Jadi kamu mau beli produk yang mana? " tanya Azri tersenyum pepsodent.
"Aku gak mau beli. Skincare di rumah aku sudah banyak buat apa beli lagi " tolak Cia.Senyum di wajah Azri mulai memudar mendengar penolakan Cia yang tidak mau membeli dagangan.
Sedetik kemudian gadis berkepang itu tersenyum lagi. Sangat mudah bagi Azri merubah moodnya.
"Kamu baru nikah sama bang Alvian'kan? " tanya Azri yang di balas anggukan oleh Cia.
"Nah pas banget. Aku jualan jamu sari rapet dan obat kuat buat bang Alvian. Di jamin kamu dan bang Alvian bakal puas di atas ranjang kalau minum jamu ini " ujar Azri mengeluarkan jamu bubuk di tasnya.
Cia melototkan mata mendengar ucapan Azri yang terdengar frontal.Entah mengapa pipinya memanas ketika mengingat Alvian mencium dirinya.
"Aku harus pergi ada mata kuliah sebentar lagi " ujar Cia segera bangkit dari tempat dudukan meninggalkan Azri yang berteriak memanggil dirinya.
******
Cia masuk ke dalam mobil. Setelah istrinya masuk Alvian menutup pintu mobilnya dan menyusul masuk ke dalam mobil. Pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
Cia sesekali melirik kearah Alvian yang fokus menyetir mobil.Wajah pria itu masih terlihat lebam dan membengkak di dekat bawah pelipis mata.
"Ek, em. Kita mau ke mana? " tanya Cia memecahkan ke heningan. Alvian menoleh menatap istrinya yang juga menatap dirinya..
"Mau ke rumah Papah. Tiba-tiba Papah menyuruh ke rumah " jawab Alvian . Cia yang mendengar ucapan suaminya manggut-manggut, mengerti.
Mobil sedan berwarna hitam itu sudah memasuki pekarangan rumah orang tua Alvian. Cia turun dari mobil. Ia menatap mobil Albian yang juga terparkir di sini.
"Aku ayo kita masuk " ujar Alvian menarik tangan Cia lembut. Gadis itu nampak kaget ketika suaminya menarik tangannya.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah .Di ruang tamu Albian tengah duduk di sofa dengan kepala yang tertunduk lesu dan Skala berdiri sambil bersedekap dada.
"Assalamu'alaikum" ucap Alvian dan Cia bersamaan.
Albian dan Skala menoleh menatap dua orang itu.
"Alvian dan Cia cepat duduk di sofa " suruh Skala tegas.
Alvian dan Cia segera mengikuti perintah Skala, duduk di sofa. Albian melirik Cia dengan ekor matanya. Hatinya memanas melihat Alvian terus mengenggam tangan gadis itu.
"Kalian tau kenapa Papah menyuruh kalian berkumpul di sini? " tanya Skala. Ketiganya menggelengkan kepala bersamaan.
"Jadi Papah dapat informasi kalau kamu , Albian memukul Alvian sampai mukanya memar seperti itu " ujar Skala menunjuk kearah Alvian yang tertunduk tidak berani menatap Skala.
"Apa masalahnya sampai kamu memukul Alvian seperti itu? Alvian itu saudara kembar kamu dan tidak baik berkelahi bahkan sampai menyakiti fisik seperti itu.Kamu pikir kamu hebat, hah!! " bentak Skala yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Aku memukulnya karna dia merebut Cia dari aku, Pah!" sahut Albian .
"Itu juga salah kamu . Bukankah kamu ingin pernikahan ini batal. Sekarang kenapa baru menyesal dan ingin merebut Cia yang sudah sah jadi istri Alvian" ujar Skala.
Albian terdiam seribu bahasa , mendengar ucapan sang Papah yang membuat dadanya begitu sesak.Ucapan yang merupakan sebuah kebenaran.
Kini Skala beralih menatap Alvian yang tertunduk.
"Dan kamu Alvian kenapa hanya diam saat Albian memukul kamu?Kamu bisa menangkis pukulannya tanpa harus memukulnya juga" ujar Skala. Alvian perlahan mengangkat kepalanya menatap Skala .
"Aku hanya tidak mau menyakiti Albian" jawab Alvian dengan singkat.
Skala menghela napas kasar. Ia memejamkan matanya sejenak.
"Sekarang Papah mau tanya sama kamu Cia. Kamu mau tetap mempertahankan pernikahan kamu dengan Alvian atau kembali menikah dengan Albian. Jujur Albian dan Alvian tidak pernah bertengkar sama sekali, ini pertama kalinya Albian dan Alvian bertengkar dan berkelahi. Dan itu hanya memperebutkan kamu. Papah tidak mau hubungan dua kembar ini merenggang karna hanya wanita " ujar Skala.
Cia memainkan ujung bajunya. Dia merasa seperti di interogasi , dia gugup dan juga takut . Skala menatap menantunya menunggu jawaban dari Cia.
"A-aku pilih..." Cia perlahan menarik napasnya dalam-dalam.Semoga pilihannya ini terbaik untuk dirinya.
"Aku pilih tetap mempertahankan pernikahan aku dengan pak Alvian" jawab Cia. Alvian tersenyum senang mendengar jawaban Cia dan sebaliknya Albian merasa sakit hati dengan jawaban gadis itu. Dia tak terima Cia memilih Alvian.
"Ini tidak mungkin! Pasti Alvian mengancam kamu untuk memilih dia'kan!! " ketus Albian berdiri dari tempat duduk.
Alvian langsung berdiri menatap tajam saudara kembarnya "Aku tidak pernah memaksa Cia atau mengancam dia untuk memilih aku. Seharusnya kamu sadar atas kesalahan yang telah kamu perbuat. Kamu yang ingin pernikahan itu batal dan sekarang saat kamu tidak jadi menikah dengan Cia, kenapa ingin melanjutkan pernikahan yang kamu batalkan kemaren! " balas Alvian tak kalah ketus.
"STOP!! " bentak Skala membuat saudara kembar itu menatap kearah Skala yang terlihat marah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
RyuuHae
keegoisan manusia lbh tinggi dibanding kebaikan jika kemarahan tlh menguasai diri, hnya dgn tenang, berfikir positif n istighfar yg bisa meredam ny. relakan n n terima dgn ikhlas bian jgn ad permusuhan diantara saudara kembar.
2022-02-02
0
Novianti Ratnasari
tuh kan bener si Albian nyesel kan. udh ikhlassin aj atuh albian itu juga kan salah km.
2022-01-25
0
Noor Azura
Lanjut thor, ya sokong kalau bian di jodohin sama azri.. Emangnya azri cantik cuma hanya jd cupu keknya.. Ngak perlu ribut2 thor kerna perempuan.. Nah itu udah ada jodohnya..
2021-12-13
0