Alvian meringis merasakan sakit di pelipisnya saat ia memberikan obat merah.Tak berapa lama pintu ruangan itu terbuka menampakkan Cia yang menatap suaminya yang tengah mengobati luka di wajahnya. Gadis itu berjalan mendekati Alvian yang masih belum sadar akan kehadiran dirinya karna posisi pria itu duduk membelakanginya.
Cia memperhatikan Alvian yang nampak kesusahan mengobati luka di wajahnya.
"Bapak kenapa tidak melawan tadi? " Cia langsung melontarkan pertanyaan membuat Alvian menoleh menatap gadis itu. Ia sedikit terkejut melihat Cia masuk ke dalam ruangannya.
"Kamu ngapain disini?Saya menyuruh kamu masuk kelas bukan masuk ke ruangan saya " ujar Alvian.
"Jawab dulu pertanyaan aku, kenapa bapak tidak melawan saat pak Albian memukul bapak? Lihat muka bapak babak belur seperti itu " omel Cia memperhatikan luka lebam di wajah suaminya.
Alvian meringis kesakitan saat Cia menyentuh luka di wajahnya.
"Sakit Cia jangan di sentuh " ringis Alvian.
"Kalau gitu aku bantu obatin lukanya bapak" tawar Cia.
Gadis itu membersihkan luka di wajah Alvian sebelum dia memberikan obat merah pada wajah suaminya. Alvian terdiam menatap wajah Cia dari jarak dekat.Matanya menatap memuja pada Cia yang terlihat sangat cantik bila di lihat dari dekat .Cia yang merasa di perhatikan oleh Alvian dengan sengaja menekan luka di wajah pria itu.
"Sssttt, sakit Cia jangan di tekan" ringis Alvian. Cia tertawa melihat suaminya kesakitan.
"Makanya matanya jangan jelalatan" celetuk Cia .
Alvian menarik pinggang Cia. Membuat gadis itu duduk di pangkuannya.
"Kalau jelalatan sama istri sendiri tidak apa-apa" ujar Alvian seraya tersenyum walau sedikit kesakitan saat sudut bibirnya tertarik ke atas saat tersenyum.
Cia hanya diam mendengar ucapan Alvian. Dia merasa gugup dan jantungnya berdebar tak karuan. Dia merasakan perasaan yang tidak pernah dia rasakan seperti saat ini.
"Kenapa melamun? " tanya Alvian.
"Aku tidak melamun. Cuma mikir kenapa bapak tidak melawan saat di pukul pak Albian? " tanya Cia mengalihkan topik.
"Buat apa saya melawan? Bila saya melawan pun akan tetap sakit lebih baik saya diam. Lagi pula Albian itu adik saya dan tidak mungkin saya membalas memukul dia. Albian itu sedang di kuasai amarah membuat dia tidak bisa berpikir jernih.Dia memang tidak bisa mengontrol emosinya" jawab Alvian .
Cia yang mendengar jawaban Alvian yang menurutnya bijak dan berpikiran dewasa menatap kagum pada suaminya.
"Ayo obatin saya lagi " suruh Alvian. Cia kembali mengobati luka di wajah pria itu.
*******
"Kamu tidak masuk kelas? Hari ini kamu pelajarannya kena pagi'kan? " tanya Alvian.
Cia yang tengah membersihkan tangannya di wastafel terhenti. Ia malas masuk kelas hari ini ,karna dosen yang mengajar adalah Albian. Bila dia menatap wajah Albian maka akan mengingatkan hal yang membuatnya sakit. Sekarang Cia bisa membedakan antara Alvian dan Albian walau mereka berdua memiliki wajah yang sama persis seperti di fotocopy.
Kalau Alvian memiliki warna kulit putih bersih dan tatapan matanya yang terlihat teduh. Sedangkan Albian memiliki warna kulit sao matang dan tatapan mata yang tajam. Karna dua hari menikah dengan Alvian membuat dia bisa melihat perbedaan antara suaminya dan Albian.
"Malas.Yang ngajar pak Albian. Lebih baik aku di sini ,mungkin bapak butuh bantuan aku " ujar Cia cengengesan.
Alvian menghela napas berat mendengar jawaban Cia.
"Sebaiknya kamu mulai sekarang jangan menghindar dari Albian.Lebih kamu ceritakan yang sejujurnya kalau kamu sudah menikah dengan saya . Kalau saya yang mengatakan itu pasti dia tidak akan percaya " ujar Alvian.
"Tapi aku tidak mau! Aku masih sakit hati sama pak Albian" sahut Cia.
Alvian berjalan mendekati Cia. Ia meraih tangan istrinya dan menggenggamnya. "Kalau kamu tidak mau sakit hati lagi dengan Albian, maka jalan satu-satunya kamu harus maafkan dia dan ceritakan kalau kamu sudah menikah dengan saya " ujar Alvian lembut. Cia menarik kasar tangannya dari genggaman suaminya. Membuat Alvian menatap istrinya bingung.
"Terus kalau dia mau aku kembali sama dia dan melanjutkan pernikahan yang tertunda kemaren bagaimana? " tanya Cia tersenyum miring, dia hanya ingin melihat respon Alvian dengan pertanyaannya ini.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu sudah jadi istri saya jadi kenapa harus membiarkan kamu menikah dengan Albian" ujar Alvian.
"Dia'kan adik bapak. Bukannya waktu kecil dulu bapak selalu mengalah dengan pak Albian . Memberikan mainan yang bapak punya untuk kembaran bapak itu. Jadi tidak menutup kemungkinan bila bapak rela bila aku menikah dengan pak Albian dan bapak juga rela untuk menceraikan aku demi pak Albian" tutur Cia.
Alvian merasa tidak suka dengan ucapan Cia yang membuat dadanya begitu sakit mendengarnya. Dia juga tidak mengerti dengan dirinya dan perasaannya saat ini yang merasa tak rela bila Cia bersama pria lain walau pria itu adalah kembarannya.
"Walau Albian memohon agar saya menceraikan kamu... saya tidak akan melakukannya, karna kamu sudah jadi istri saya dan berarti sudah jadi milik saya sepenuhnya" ujar Alvian langsung memeluk Cia.
Dari balik pintu Albian mendengarkan obrolan Cia dan Alvian. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat hingga kukunya memutih.
"Bagaimana pun Cia tetap milik ku " gumam Albian penuh obsesi.
******
Cia keluar dari ruangan Alvian setelah selesai mengobati luka di wajah suaminya. Ia hendak pergi ke kantin karna tidak sempat makan. Gadis itu berjalan menyusuri koridor kampus menuju kantin yang tidak jauh dari sini.
Tiba-tiba sebuah tangan menarik pergelangan tangan Cia. Punggungnya di benturkan dengan tembok begitu kencang. Ia meringis merasakan sakit di punggungnya. Cia menatap Albian yang mengukung dirinya membuat dia tidak bisa pergi atau kabur dari pria ini.
"Kamu kenapa berubah? Bukannya kamu selalu mengejar saya dan berusaha mendapatkan cinta saya. Tapi kenapa sekarang kamu seperti tidak mau bertemu dengan saya ?Bahkan tidak mau melihat wajah saya, seperti saat ini. Kamu tidak mau menatap saya "ujar Albian menatap Cia yang mengalihkan pandangan matanya ke arah lain .
" Jawab Cia! Kenapa kamu hanya diam "ujar Albian dengan suara pelan namun penuh penekanan.
Perlahan gadis itu menatap Albian. Terlihat jelas mata Cia sudah mulai berair ketika melihat wajah Albian, pria yang dia cintai. Dia tidak bisa munafik, dia masih mencintai pria yang ada di depannya ini. Tapi dia juga kecewa karna Albian membatalkan pernikahan secara sepihak.
"Bapak tau kenapa saya seperti ini? Itu karna bapak! Bapak yang membuat saya bersikap seperti ini" ujar Cia menatap Albian dengan air mata yang menetes membasahi pipinya.
"Apa bapak belum sadar juga atas perlakuan bapak sama saya, hah!!Kalau bapak tidak mau menikah dengan saya seharusnya tidak usah menerima lamaran saya " Cia hanya bisa tertunduk dengan isakan tangisan.
Albian terdiam membisu. Dia memang salah mengambil keputusan yang membuat dia menyesal seperti saat ini.
"Maafkan aku Cia. Aku janji tidak akan menyakiti kamu lagi, aku akan membahagiakan kamu. Ayo kita menikah " ujar Albian mengenggam tangan gadis itu.
Cia yang mendengar itu perlahan mengangkat kepalanya, mendongak menatap Albian dengan tatapan tak percaya. Ia tersenyum miris dengan ucapan pria ini.
"Apa bapt lupa? Aku ini istri dari kembaran bapak dan bisa-bisanya bapak mengajak aku untuk menikah. Lalu bagaimana dengan bapak Alvian kalau aku menikah dengan bapak? " tanya Cia.
"Kenapa harus memikirkan Alvian? Kita saling mencintai dan seharusnya Alvian harus mengalah dengan ku dan dia harus menceraikan kamu untuk aku, adiknya" ujar Albian.
Cia tertawa sedikit keras. Membuat kening Albian berkerut melihatnya. Ternyata benar perkiraan gadis itu Albian akan melakukan ini.
"Ternyata orang yang egois akan tetap egois. Dan bapak orang yang egois , selalu mementingkan diri bapak sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.Aku benar-benar salah mencintai bapak " ujar Cia mendorong dada kokoh Albian agar menjauh dari hadapannya.
Gadis itu pergi meninggalkan Albian yang menatap kepergian Cia dengan tatapan yang sulit di artikan.
Azri tersenyum ketika sudah merekam di ponselnya perdebatan Cia dan Albian.
"Lumayan kalau video ini aku kasih ke om Skala, nanti bisa dapat uang " ujar Azri tersenyum sumringah.
Azri memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan membawa barang daganganya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
RyuuHae
Kuatkan hati n prinsip kmu cia, jgn tergoda sama bian ingat kmu udah milik vian bukalah hati kmu utk suami mu biar ikatan kalian makin kuat n makin bucin
2022-02-02
0
RyuuHae
smga biaan sadar klau perbuatan ny salah n menerima kenyataan bhwa vian adlh suami cia
2022-02-02
0
Melinda Eka
alvian kalok.cia kekeh mintak cerai, q mau kok jadi ganti.x 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-12-12
1