>Ucapan pria yang paling jujur adalah
ketika mengatakan "Saya terima nikahnya"~Alvian~
>Wanita itu untuk di lindungi bukan untuk di rusak . Demi kepuasan hasrat dan birahi semata, kenikmatan sesaat namun merugikan orang lain~Darfi~
Cia merasakan benda berat menimpa perutnya. Ia meraba sesuatu yang menindih perutnya, matanya terbuka sempurna merasakan sebuah tangan melilit di perutnya. Gadis itu bangun dari kasur, dia melihat Alvian tertidur dengan pulas sambil memeluk dirinya.
" Bukannya tadi tidur di sofa kenapa pindah kesini? "monolog Cia menyingkirkan tangan Alvian dari perutnya dengan kasar.
Alvian perlahan membuka matanya karna merasa terusik tidurnya dengan pergerakan di sebelahnya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya lampu di ruangan ini. Matanya menatap Cia yang menatapnya dengan tatapan sinis.
" Bapak bukannya tidur di sofa? Kenapa malah tidur di sini sih?Lupa sama surat perjanjian, kalau bapak tidak boleh sentuh aku, tidak boleh tidur satu kasur dengan aku dan tidak boleh minta hak bapak sama aku "jelas Cia panjang lebar.
Alvian menatap datar pada Cia. Ia memilih bangkit dari kasur, berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu karna sebentar lagi azan shubuh.Cia berdecak, melihat Alvian tidak menghiraukan dirinya.
Tidak berapa lama Alvian keluar dari kamar mandi. Ia menatap Cia yang kembali tidur. Alvian menggelengkan kepalanya melihat sikap istrinya. Ia berjalan mendekati Cia menarik selimut yang menutupi tubuh gadis itu, melemparkan selimut itu ke lantai. Cia bangun dari tempat tidurnya menatap sangar pada Alvian.
" Aku masih ngantuk, mau tidur"rengek Cia sambil mengucek matanya yang memerah karna menahan ngantuk.
"Sholat shubuh" ujar Alvian.
"Aku tidak mau sholat shubuh. Lagi males" sahut Cia kembali membaringkan tubuhnya di kasur.
Alvian langsung berjalan mendekati Cia. Ia langsung mengangkat tubuh gadis itu yang mekikik kaget.Berjalan menuju kamar mandi.
"Bapak apaan sih, aku mau tidur! Aku masih ngantuk! " sentak Cia menatap tajam Alvian. Tapi tatapan tajam yang di berikannya tidak membuat pria itu menurunkannya dari gendongan suaminyanya.
"Diam, atau saya cium" ancam Alvian menendang pintu kamar mandi karna kedua tangannya menahan tubuh Cia.
"Cium kalau bapak berani, nanti saya-"
Cia langsung terdiam mematung saat benda kenyal dan basah itu menempel sempurna di bibirnya. Alvian mencium bibirnya , beberapa detik dia melepaskan ciumannya. Cia masih diam mematung. Pria itu menurunkan tubuh istrinya di kamar mandi tapi Cia masih terdiam.
"Ciumannya kurang? " goda Alvian menahan tawanya melihat ekpresi wajah gadis itu yang menurutnya sangat lucu. Cia langsung tersadar mendengar ucapan suaminya dan langsung menghadiahkan pukulan pada lengan Alvian.
"Bapak kurang ajar sama aku!Itu first kiss aku , kenapa bapak yang ambil ?Itu untuk suami aku nanti " omel Cia membasuh bibirnya dengan air di wastafel.
"Bagus kalau saya duluan yang mendapatkan first kiss kamu" ujar Alvian santai setelah itu meninggalkan Cia dari kamar mandi.
"Dasar suami tidak ada adab! " ujar Cia mengepalkan tangannya , dia begitu gregetan dengan sikap Alvian.
*****
Alvian duduk di sajadah menunggu Cia yang masih belum keluar dari kamar mandi. Tidak lama gadis itu keluar dari kamar mandi. Ia memasang mukena yang sudah di siapkan Alvian.
"Sudah siap? " tanya Alvian yang di balas deheman oleh Cia.
Alvian mulai melaksanakan sholat qobliyah shubuh setelah itu baru melaksanakan sholat shubuh. Karna sholat qobliyah shubuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.
*******
Alvian memasang dasi di kerah kemejanya di depan cermin sedikit kesusahan. Cia yang memperhatikan itu, mendekati suaminya. Ia langsung mengambil alih dasi yang di pegang Alvian.
"Masa, masang dasi aja gak bisa" cibir Cia sambil menggerakkan tangannya memasang dasi. Alvian menatap Cia dengan tatapan yang sulit di artikan. Aroma bunga sakura dari tubuh Cia menyeruak di indra penciuman Alvian , begitu memabukkan namun menenangkan.
"Terimakasih" ucap Alvian ketika Cia selesai memasang dasi di kerah kemejanya.
"Iya.Tapi cepetan kita berangkat ke kampus hari ini aku ada kuliah pagi" ujar Cia.
"Hari ini saya hanya mengantarkan kamu, tidak mengajar. Karna ada rapat penting di kantor " ujar Alvian. Cia manggut-manggut mendengar ucapan suaminya.
"Ayo kita berangkat" ujar Alvian sambil berjalan ke pintu keluar. Cia mengikuti Alvian dari belakang.
*****
Albian memarkirkan mobil di parkiran kampus. Ia sengaja mengajar ke kampus walau bundanya melarang dirinya untuk ke kampus karna kondisinya yang masih belum sembuh total. Pria itu mengunci mobilnya dan berjalan menyusuri koridor kampus yang masih sangat sepi. Albian masuk ke dalam ruangannya yang sudah lama dia tinggalkan beberapa hari.
Matanya jatuh pada kotak makanan berwarna pink milik Cia yang terletak di meja kerjanya. Ia mengambil kotak makanan itu dan membaca surat yang terletak di atasnya.
Ini kue untuk bapak Albian, semoga bapak suka ya❤
Albian tersenyum membacanya. Tapi sayang kuenya sudah basi karna Cia memberikannya sebelum mereka akan menikah. Tapi ini salah dia juga karna menolak pemberian gadis itu dan membiarkan kue ini basi.
*****
Cia turun dari mobil setelah Alvian memberhentikan mobilnya di parkiran kampus. Mata gadis itu menatap mobil Albian yang bersebelahan dengan mobil Alvian. Melihat mobilnya saja sudah membuat hati Cia sakit , mengingatkannya atas perlakuan pria itu yang memilih minum racun untuk membatalkan pernikahan.
"Jangan di liatin terus nanti makin sakit hati " celetuk Alvian membuat Cia menoleh menatap suaminya yang sudah berdiri di sebelahnya.
"Gak kok, siapa juga yang sakit hati? Bapak sok tau" cibir Cia.
"Lisan kamu mungkin bisa berbohong tapi ekpresi wajah kamu menggambarkan apa yang kamu rasakan sekarang" ujar Alvian menatap lekat Cia yang memalingkan wajahnya.
"Aku akui .Aku masih sakit hati dengan perlakuan pak Albian sama aku.Memilih meminum racun dari pada harus menikah dengan aku. Kalau dia tidak ingin menikah dengan aku kenapa harus menerima lamaran aku tempo hari itu " lirih Cia menahan tangis merasakan sesak di dadanya.
Alvian langsung memeluk Cia , membenamkan wajah istrinya dalam pelukannya.
"Sudah jangan menangis lagi, lupakan sesuatu yang membuat kamu sedih dan sakit hati" ujar Alvian menguraikan pelukannya, menangkup wajah Cia "Saya janji akan membuat kamu bahagia hingga kamu melupakan kesedihan kamu " ujar Alvian menatap intens mata coklat istrinya.
Cia menganggukkan kepalanya dengan air mata yang terus menetes. Alvian mengusap lembut air mata yang membasahi wajah istrinya.
Seseorang langsung mendorong Alvian hingga mundur beberapa langkah. Cia tersentak kaget. Albian menatap saudara kembarnya dengan tatapan menghunus bagai pedang.
"Kenapa kamu berpelukan dengan Cia? Dia calon istri aku " ujar Albian yang tiba-tiba cemburu melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit.
Alvian tidak menjawab ucapan saudara kembarnya. Ia menarik tangan Cia agar berdiri ke sampingnya.
"Kamu ke kelas sekarang" suruh Alvian pada Cia.
"Tapi aku-"
"Menurut sama saya Cia, cepat ke kelas" ujar Alvian dengan nada memerintah. Cia sekilas menatap Albian dengan tatapan benci, dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kamu kenapa berpelukan dengan Cia, hah?! Dia itu calon istri aku " ujar Albian ketus.
"Memang salah kalau aku berpelukan dengan istri ku sendiri " sahut Alvian.
Albian mengepalkan tangannya.Mendengar ucapan saudara kembarnya yang membuat dia tidak bisa menahan amarahnya.
Bugh
Albian memberikan bogeman mentah pada Alvian yang langsung tersungkur ke aspal. Pria itu bangkit dan mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Seakan tidak puas Albian menarik kerah baju Alvian kasar.
"Katakan kalau ucapan kamu itu bohong!!Cepat katakan bila Cia bukan istri kamu, Alvian!! " bentak Albian.
"Dia istri ku" ujar Alvian menantang.
Bugh
Bugh
Albian memukul Alvian membabi buta. Tak memperdulikan keadaan saudara kembarnya yang sudah terkapar tak berdaya di aspal. Baju kemeja Alvian sudah bersimbah darah. Darah segar terus mengalir dari hidung, mulut dan wajahnya yang sudah babak belur.
"Kamu sendiri yang ingin membatalkan pernikahan kamu dengan Cia. Jadi kenapa kamu marah saat aku menikahi Cia ?" ujar Alvian dengan suara yang pelan, sesekali meringis merasakan sakit di wajahnya. Ia berusaha bangkit dengan darah yang terus menetes dari hidungnya.
Dada Albian bagai di hantam batu besar mendengar ucapan Alvian yang memang kebenaran. Ia yang ingin membatalkan pernikahannya dengan Cia tapi sekarang dia yang ingin kembali menikah dengan Cia.
"Kamu sendiri yang memilih batu kerikil dan membuang berlian seperti Cia. Dan jangan pikir aku akan mengalah dan memberikan Cia pada mu" ujar Alvian datar .Setelah mengucapkan itu ia berjalan meninggalkan Albian yang terdiam mematung dengan tatapan kosong.
Cia memperhatikan dari kejauhan bagaimana Albian memukul Alvian yang tidak melawan sama sekali.Pria itu terlihat pasrah.
Bersambung....
Maaf kalau bab yang ini tidak jelas alur ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
mesuci2
😂😂😂kya bapaknya
2022-02-02
0
Lina Tobing
good alvian
2022-01-01
0
MAmk Anggry Anggri
lnjut trus upny
2021-12-12
0