PART 2

"AAAAAAAA-" terdengar teriakan dari dalam kamar mandi.

Adelard, Ayudia dan dokter itu pun berlari menuju ke arah kamar mandi dan mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa kali mereka mengetuk-ngetuk pintu akhirnya Aqila membuka pintu kamar mandi tersebut.

"Om, kok muka saya jadi gini?" tanya Aqila panik.

"Lahh, emang muka kamu begitu, Rin" jawab Adelard bingung dengan anak gadisnya.

"Ini bukan wajah saya, Om. Dokter, saya nggak di operasi plastik kan, dok?" tanya Aqila kepada dokter tersebut.

"Rin, kamu kenapa sih? Muka kamu emang begini nggak ada yang berubah sedikit pun." jelas Ayudia.

"Kalian tenang dulu ya! Ayo Ririn kita kembali dulu ke ranjang kamu, biar saya periksa terlebih dahulu!" ucap sang dokter

Aqila pun menuruti ucapan sang dokter. Ia berjalan menuju ke ranjangnya tanpa bantuan siapa-siapa. Setelah berbaring, dokter pun langsung memeriksa Aqila semuanya secara detail.

"Bagaimana semua ini bisa terjadi?" gumam dokter.

"Apanya dok?" tanya Aqila dengan polosnya.

"Waktu kemarin kamu di bawa ke sini, kamu itu mengalami koma. Bagaimana bisa kamu langsung sehat seperti ini?" tanya dokter ith tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "Dan itu, bagaimana kaki dan tangan kamu bisa di gerakkan dengan bebas, harusnya kaki kamu itu lumpuh dan tangan kamu patah tulang bagian kiri."

"Hah? Dokter doain saya lumpuh dan patah tulang" cengo Aqila.

"Bukan seperti itu. Saya hanya penasaran kenapa kamu bisa pulih dengan waktu yang sangat cepat seperti ini?"

Lahh iya ya, kan waktu itu gue di tabrak truk dan gue rasa badan gue hancur terus sekarang kenapa badan gue utuh nggak ada lecetnya yaa, bisa lari juga gue tadi hebat bener dah. Batin Aqila.

"Saya nggak kenapa-napa kok dok"

"Pak Bu, sepertinya anak kalian mendapatkan keajaiban dari Tuhan. Karena sampai saat ini, saya belum pernah melihat kejadian seperti ini. Dan anak bapak dan ibu sepertinya mengalami amnesia. Anak kalian sudah di perbolehkan pulang hari ini. Kalo begitu, saya permisi dulu ya pak bu, mari" jelas sang dokter hendak melangkahkan kakinya untuk pergi dari ruangan tersebut.

"Eh tunggu dulu, dok! Ini muka saya kenapa berubah begini. Iya walaupun muka ini cantik banget tapi ini bukan muka saya dok" omel Aqila.

"Itu muka kamu kok, dek" setelah mengatakan itu, dokter tersebut benar-benar pergi keluar ruangan.

Anjirr ini gimana ceritanya? Kok gue bisa jadi gini bangs***. Batin Aqila menjambak rambutnya frustasi. "AAAAAAAAA-" Aqila teriak sekencang-kencangnya.

"Rin, kamu tenang dulu oke!" ucap Ayudia berusaha menenangkan anaknya.

Duh anjirr ini ibu-ibu sama bapak-bapak siapa lagi. Nambah beban pikiran aja, mama papa gue kok nggak dateng nengokin gue itu juga dua curut bestie gue pada kemana sih njirr. Batin Aqila.

"Rin, dengerin kita! Nama kamu itu Ririn Lethicia Xaviera dan kita itu orang tua kamu, Rin. Kamu itu anak Mommy sama Daddy, Rin." ucap Aderald.

Aduh gue jawab apa, ya? Gue iyain aja kali ya biar cepet. Batin Aqila kebingungan harus menjawab apa. Sebenarnya dia ingin mengelak. Namun, melihat raut wajah kedua orang di depannya dia jadi tidak tega, apa lagi dengan kondisi wajahnya yang begini sekarang. Walau pun dia mengelak pasti mereka tidak mempercayainya.

"Oke, aku Ririn dan kalian orang tuanya aku dan sekarang kita sedang ada dimana? Jakarta? Bandung? Surabaya? Bogor? Atau di dunia lain?" tanya Aqila.

"Kita di Jakarta, Nak. Dari dulu kita tinggal di Jakarta, kota kelahiran kamu." jawab Ayudia yang langsung di angguki oleh Adelard.

Nah loh busyettt di Jakarta nggak tuh? Mana gue nggak pernah ke luar kota lagi, bagaimana gue bisa pulang ke Bandung. Batin Aqila menjerit.

"Ya udah, kita pulang sekarang yaa! Anak Daddy pinter sembuhnya cepat." ucap Adelard sembari tertawa manis kepada anaknya.

"Iya dong, siapa dulu dong Mommynya?" sahut Ayudia.

Nih orang gila kali ya, udah salah PD banget lagi bilang 'siapa dulu Mommynya' ckck. cibir Aqila dalam hatinya.

Kini mereka sedang berada di perjalanan pulang menuju kediaman Adelard dan Ayudia. Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, tidak ada yang berniat membuka suara. Di sepanjang perjalanan itu pula, Aqila melamun sembari memperhatikan jalanan. Ia mesih tidak percaya dengan apa yang terjadi kepada dirinya. Semuanya terasa sangat tidak masuk akal.

Kini mereka telah sampai di rumah Adelard. Aqila langsung di antarkan ke kamarnya oleh kedua orang tuanya. Dia memperhatikan setiap sudut ruangan tersebut.

"Njirr ni kamar udah kayak kamar bocil aja, semuanya serba pink pening pala gue liatnya. Tapi kamarnya luas juga bisa nih gue ajak satu kelurahan ke kamar. Dari depan gerbang aja udah keliatan sih seberapa gedenya rumah ini." gumam Aqila.

Aqila pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang lebih nyaman dari pada sebelumnya. Karena Aqila termasuk ke dalam golongan orang-orang *****, jadi tanpa berlama-lama dia sudah masuk ke alam mimpinya.

Kini Aqila berada di taman yang sangat indah dan dia melihat banyak bunga-bunga yang indah. Di sana tidak ada yang namanya bunga bangkai, semuanya terlihat indah dan juga wangi tentunya.

"Hai!" spaa seorang gadis yang sedang memakai baju berwarna putih.

Aqila pun merasa sangat terkejut ketika melihat seorang gadis berdiri tepat di hadapannya. "Weeh anjirr Astagfirullahalazim ngagetin aja." ucap Aqila mengusap-usap dadanya.

"Hehe maaf, kaget ya?" tanya gadis tersebut.

"Pake nanya lagi lo. Lo itu siapa si?" tanya Aqila.

Gadis itu mengulurkan tangannya untuk mengajak Aqila berjabat tangan. "Kenalin, gue Rirun yang aslu. Gue pemilik raga yang lo tempatin saat ini."

Aqila menjabat tangan gadis itu. "Eh bentar! Lo Ririn yang punya raga yang gue tempatin, maksudnya?" tanya Aqila.

"Entah gimana caranya, tapi tanpa sengaja lo bertransmigrasi ke dalam raga gue." jelas Ririn.

"Enggak mungkinlah. Mana ada transmigrasi-transmigrasi kayak gitu. Itu tuh cuma ada di dunia halu doang, bro." Aqila tidak percaya dengan perkataan Ririn.

"Terserah lo mau percaya atau nggak. Tapi itulah kenyataannya." ucap Ririn.

Aqila terdiam sejenak, memikirkan sesuatu. Dia masih belum percaya dengan semua ini. "Lahh terus kalo raga lo gue tempatin, terus jiwa lo kemana jamilahh. Terus raga gue gimana?"

"Gue udah meninggal gara-gara kecelakaan kemarin." Ririn tersenyum getir. "Tubuh lo sekarang sudah di kubur, raga lo sudah meninggal karena kecelakaan itu tapi jiwa lo masih hidup dan tempatin raga gue. Gue juga belum beristirahat dengan tenang, karena gak ada raga yang bisa gue tempatin. Gue mohon bantuin gue supaya gue tenang, lo mau kan bantuin gue.?" tanya Ririn.

"Aelah lo udah meninggal juga masih aja minta bantuan, udah buruan mau gue bantuin apa?" ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

NEXT!

"Lo terlalu bodoh Rin, harusnya lo lawan semua orang yang rundung lo. But it's oke lo tenang aja gue yang sekarang bakal balas semua orang yang nyakitin lo." gumamnya.

"Karena gue adalah Aqila Zara Maureen gue nggak bakalan lepasin siapa pun yang berani ganggu tubuh ini" dengan senyum miring yang terbit di bibirnya dengan aura dingin yang menguar di tubuhnya.

Tok tok tok

Tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu yang di sebabkan oleh Nathan, abangnya Ririn.

"Dek, ayo turun makan malam." ucap Nathan.

"Dek?" ucapnya lagi karena tidak ada sahutan dari dalam.

Ceklekk

"Kakak siapa?" tanya Ririn dengan polosnya. Sedangkan Nathan yang di tanya seperti itu terkejud bukan maen.

"Dek, ini Abang. Kamu kok tanyanya gitu sih, abang nggak suka yaa." ucap Nathan sendu.

"Abang kenal aku?" tanya Ririn lagi dengan polosnya.

"Mommyyyyyyy Daddyyyyy" teriak Nathan.

"Kenapa sih bang?" tanya Adelard

"Kok Ririn nggak inget sama abang sih, dia mau ngeprank. Maaf dek nggak mempan."

"Abang maaf" ucap Ririn.

Njirr canggung bet dah ah gila. Oke, Qil lo harus tenang, jangan kaku-kaku amat lo!. Inget, lo harus bahagiain mereka!. Batinnya.

"Rin, maaf ya mommy hari ini nggak masak telur balado, nggak papa ya?" tanya Ayudia dengan hati-hati.

"Oh ya, nggak papa kok mom" jawab Ririn. "Oh ya Mom, mulai sekarang aku nggak mau makan telur lagi."

"Tumben, kenapa?". tanya Nathan.

"Iya, itu kan makanan kesukaan kamu. Biasanya kalo nggak ada telur balado kamu nggak makan sampe-sampe Daddy bosen liatnya." ucap Adelard.

"Nah itu Daddy tau, Daddy aja yang liat bosen apa lagi Ririn yang makan."

"Tapi kan..-

"Nggak usah Mom, aku punya tangan biaa ambil sendiri." ucap Ririn terkekeh

"Ada-ada aja kamu, dek."

"Stop!!"

Ririn yang mendengar itu pun menghentikan kegiatannya. "Ke-kenapa, Dad?" tanya Ririn kebingungan.

"Sejak kapan kamu suka ayam?" bukan Adelard yang menyakan hal tersebut tapi Nathan.

"Rin, Mommy boleh minta tolong, sayang?" tanya Ayudia yang datang dari arah dapur sembari membawa sebuah kantong kresek yang lumayan besar.

Ririn yang mendengar itu mengalihkah pandangannya menatap Ayudia. "minta tolong apa mam?"

"Tolong kamu simpan sampah ini di depan rumah ya, biar besok langsung di bawa sama tukang sampah keliling."

"Iih nyuruhnya nggak aesthetic banget, buang sampah."ucap Ririn sembari berjalan menghampiri Ayudia dan mengambil kresek sampah itu.

...🌱...

ig : @knririn

jangan lupa tinggalkan jejak yaw gengs ✓

Terpopuler

Comments

Nia Sulistyowati

Nia Sulistyowati

seru dan masih ngikutin

2024-08-08

0

Muhammad Bagus

Muhammad Bagus

sbnrnya karakter si Aqila ini lebay bener ya Allah.

2024-02-12

0

Aquina

Aquina

lagi mau makan tau2 disuruh buang sampah🤔🤔🤔

2023-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 part 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 KITA BERBEDA
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 Promosi cerita
62 PART 60
63 Part 61
64 Part 62
65 Part 63
66 Part 64
67 Part 65
68 Part 66
69 Part 67
70 Part 68
71 Part 69
72 Part 70
73 Part 71
74 Part 72
75 PART 73
76 PART 74
77 PART 75
78 PART 76
79 PART 77
80 PART 78
81 PART 79
82 PART 80
83 PART 81
84 PART 82
85 FB PART
86 FB PART
87 FB PART
88 FB PART-4
89 FB PART-5
90 FB PART-6
91 FB PART-7
92 FB PART-8
93 FB PART-9
94 FB PART-10
95 FB PART-11
96 FB PART-12
97 FB PART-13
98 FB PART-14
99 FB PART-15
100 FB PART-16
101 FB PART-17
102 FB PART-18
103 FB PART-19
104 FB PART-20
105 FB PART-21
106 FB PART-22
107 FB PART-23
108 FB PART-24
109 FB PART-25
110 FB PART-26
111 FB PART-27
112 FB PART-28
113 FB PART-29
114 FB PART-30
115 FB PART-31
116 FB PART-32
117 FB PART-33
118 FB PART-34
119 FB PART-35
120 FB PART-36
121 FB PART-37
122 FB PART-38
123 FB PART-39
124 FB PART-40
125 FB PART-41
126 FB PART-42
127 FB PART-43
128 FB PART-44
129 FB PART-45
130 FB PART-46
131 FB PART-47
132 FB PART-48
133 FB PART-49
134 FB PART-50
Episodes

Updated 134 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
part 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
KITA BERBEDA
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
Promosi cerita
62
PART 60
63
Part 61
64
Part 62
65
Part 63
66
Part 64
67
Part 65
68
Part 66
69
Part 67
70
Part 68
71
Part 69
72
Part 70
73
Part 71
74
Part 72
75
PART 73
76
PART 74
77
PART 75
78
PART 76
79
PART 77
80
PART 78
81
PART 79
82
PART 80
83
PART 81
84
PART 82
85
FB PART
86
FB PART
87
FB PART
88
FB PART-4
89
FB PART-5
90
FB PART-6
91
FB PART-7
92
FB PART-8
93
FB PART-9
94
FB PART-10
95
FB PART-11
96
FB PART-12
97
FB PART-13
98
FB PART-14
99
FB PART-15
100
FB PART-16
101
FB PART-17
102
FB PART-18
103
FB PART-19
104
FB PART-20
105
FB PART-21
106
FB PART-22
107
FB PART-23
108
FB PART-24
109
FB PART-25
110
FB PART-26
111
FB PART-27
112
FB PART-28
113
FB PART-29
114
FB PART-30
115
FB PART-31
116
FB PART-32
117
FB PART-33
118
FB PART-34
119
FB PART-35
120
FB PART-36
121
FB PART-37
122
FB PART-38
123
FB PART-39
124
FB PART-40
125
FB PART-41
126
FB PART-42
127
FB PART-43
128
FB PART-44
129
FB PART-45
130
FB PART-46
131
FB PART-47
132
FB PART-48
133
FB PART-49
134
FB PART-50

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!