Bab 06. Hidden Jenius

...Bab 06. Hidden Jenius....

Sebuah keberuntungan dirasakan oleh Juan yang dimana saldo nya bertambah drastis dari dua ribu rupiah menjadi satu juta lebih. Tentu membuat Juan bersemangat.

Disaat malam itu, pelanggan sepi dan Juan pun mengambil kesempatan itu untuk menjalankan misi.

...Kling!...

...[Misi kesehatan: Handstand 180 detik. Hadiah: +2 kekuatan fisik dan daya tahan.]...

Melihat misi itu Juan pun mencari tempat yang cukup luas barulah menaikan kedua kaki diatas dengan tangan sebagai tumpuan. Selama tiga menit, Juan berhasil menyelesaikan misi dan mendapatkan tambahan dua untuk kekuatan fisik dan daya tahan.

Sampai pagi pun tiba dan hari kedua dalam masa insomnia.

Pagi itu Juan membeli sarapan yang cukup mengenyangkan dari hasil hadiah game yang dimainkan untuk kedua adiknya.

"Kakak pulang!" seru Juan yang memasuki ruangan.

Kedatangan Juan disambut oleh kedua adiknya terutama mereka melihat kakaknya bawa banyak bingkisan.

"Kakak, banyak sekali sarapan yang kakak beli?" ucap heran Yuda.

"Kakak lagi ada dapat rezeki tambahan. Ayo kita makan bersama!" ucap Juan sambil mempersiapkan sarapan bubur beserta beberapa sate yang dibelinya.

Sesaat kemudian, Juan dengan kedua adiknya makan bersama dan kedua adiknya menyantap sarapan dengan lahap.

Baru mereka berangkat ke sekolah masing-masing. Namun, sebelum berangkat Juan pergi ke rumah ibu kontrakan.

"Permisi!" ucap Juan.

Tidak lama, Ibu kontrakan pun keluar dari rumah dan menandatangani Juan.

"Ada apa kamu kesini?! Meminta memperpanjang waktu tempo?! Tidak bisa!" jawab sok tahu Ibu kontrakan.

"Tidak, Bu. Saya ingin melunasi semua hutang dan pembayaran bulan ini," ucap Juan yang memberikan 900 ribu dan itu merupakan sisa hutang yang menumpuk.

"Oh, begitu. Baiklah, terima kasih sudah mau melunasi," ucap Ibu kontrakan yang menerima uang pembayaran Juan.

Setelah itu, Juan pun bisa tenang menghadapi ujian sekolahnya.

Selama seminggu itu, Juan terus menerus menjalani ujian sekolah dan kali ini, Juan tidak membuat nilainya sempurna melainkan membuat semua nilai berangka 98 maka dari itu, ada beberapa pelajaran yang membuat Alexa unggul sampai pada akhir ujian dan disaat semua nilai sudah masuk.

Ibu Rini menyadari sesuatu yang tidak normal pada nilai Juan yang dimana semua nilai ujiannya memiliki angka yang sama 98 kecuali ujian hari pertama yang dimana Juan mendapatkan nilai 100.

Bu Rini terus memandangi rapot Juan sampai mengerutkan dahinya, "Aneh, apa dia sengaja merubah nilai nya sendiri." Bu Rini terus menganalisa dan tidak menemukan jawaban hingga akhirnya Bu Rini mengabaikan nya, "Hah, tidak tahulah. Mungkin, dia memang menyembunyikan kemampuannya.

Keesokan harinya, majalah dinding sekolah yang besar diisi oleh hasil-hasil nilai dan sesaat, Juan datang semua mata para murid kelas Sebelas tertuju kepadanya.

Tatapan mereka berbeda dari sebelumnya yang dimana bukan tatapan remeh melainkan tatapan heran.

Meskipun begitu, Juan tetap tidak peduli dengan tatapan itu dan banyak murid yang sedang melihat nilai memberikan jalan untuk Juan dan sampailah didepan papan yang mana ada Nabila tepat disampingnya.

"Juan, selamat!" ucap Nabila.

Mendengar itu, Juan menoleh kearah Nabila, "Eh, selamat untuk apa?"

"Lihatlah!" ucap Nabila sambil memberikan kode agar Juan melihat papan.

Juan pun mengalihkan pandangannya ke papan yang mana kebiasaan Juan selalu melihat dari peringkat 321. Saat melihat itu, Juan bernafas lega yang mana biasanya peringkat itu selalu diisi oleh Juan.

Lalu, Juan pun menaikan pandangan melihat urutan hingga peringkat 100 dan itu masih belum ada namanya. Juan terus mencari sampai akhirnya, dia melihat peringkat 10 besar yang mana ada nama Nabila di peringkat tiga, Alexa di peringkat dua dan peringkat pertama, Juan Prakoso.